Gaya hidup saat ini yang semakin mempertipis bahkan cenderung menghilangkan batas-batas virtual wall antara laki-laki dan perempuan, membuat setiap pasangan (menikah atau belum/tidak menikah) selalu dibayangi rasa was-was. Rasa was-was akan kekhawatiran terhadap kesetiaan pasangan. Satu pertanyaan yang selalu meneror relung hati kita adalah, seberapa kuat kesetiaan pasangan kita, apakah kesetiaannya masih ‘melambai’ yang cenderung ‘berbelok’ kalo lihat yang lebih sophisticated dari kita. Kekhawatiran itu tentu saja wajar, paling tidak wajar sampai batas-batas tertentu.
Sebelum kita terlanjur mempermalukan diri sendiri dengan menuduh pasangan berselingkuh bahkan sampai ‘melabrak’ orang yang kita duga punya hubungan special dengan pasangan, coba gunakan akal sehat untuk berfikir lebih jernih. Saya menulis dari kacamata perempuan tapi tidak mengharamkan kalo ada laki-laki yang mau membaca tulisan saya ini. Oleh karena itu, wahai para perempuan, baca check list ini dulu sebelum menuduh pasangan kalian selingkuh.
Sebelumnya, mari kita kondisikan begini dulu: Anda mempunyai intuisi bahwa pasangan Anda mempunyai hubungan yang special dengan perempuan lain (selanjutnya kita sebut si X aja) yang dikenalnya di kantor, kampus atau teritori lain yang anda tidak familiar. Menurut Anda, firasat yang anda rasakan memiliki ‘dasar hukum’ alias alasan yang kuat. Alasan-alasan tersebut, misalnya, anda mengetahui bahwa pasangan anda memiliki ketergantungan yang sangat kuat dengan si X, jika ada masalah terkait urusan pekerjaannya maupun diluar itu (misalnya masalah anak, mobil dan lain lain), si X lah yang selalu jadi tempat bersandar untuk minta bantuan, si X lah yang selalu menjadi teman diskusi pasangan anda, sampai anda berfikir, si X ini seperti ‘guru spiritual’ pasangan. Anda juga menyadari bahwa si X ini selalu nice dan helpful tidak hanya kepada pasangan tapi juga kepada Anda dan keluarga. Serta alasan-alasan lain yang membuat anda berfikir ada ‘something not right’ antara pasangan dan si X.
Sebelum anda negative thinking terhadap orang lain, coba kita diagnosa keadaan sebenarnya.
Check list pertama: Tipe kepribadian si X
Coba anda analisa baik-baik, apakah si X ini tipe perempuan idaman pasangan anda? Misalnya, kalo anda perempuan yang keibuan, bukan wanita karier tapi ibu rumah tangga sejati dengan mengabdikan seluruh kehidupan anda untuk keluarga atas permintaan pasangan. Nah, bagaimana dengan si X? Apakah si X se-tipe atau mirip dengan anda? Oh, ternyata, si X tipe wanita karier sejati, yang mendedikasikan waktunya untuk kariernya, dan hanya menyisakan sedikit waktu untuk keluarganya. Kalau tipe kalian berbeda, seharusnya anda tidak perlu terlalu khawatir. Kenapa? Karena si X bukan tipe perempuan idaman pasangan. Pasangan menyukai tipe perempuan seperti anda. Yang mendedikasikan waktunya untuk mengurus keluarga. Buktinya pasangan memilih anda sebagai pendamping hidupnya kan..? Anda harus confident kalo Anda lah orang yang di cintai pasangan. Jika anda sudah confident, maka dimata pasangan, anda akan terlihat lebih menarik dari si X. Ingat loh, wanita karier yang sukses biasanya sangat confident dan mandiri, mungkin pasangan anda hanya sekedar menyukai kepercayaan diri dan kemandirian yang ada pada si X. Coba juga anda lebih mandiri, misalnya kalau cuma mau ke dokter anak, anda bisa handle sendiri kan? tidak perlu nunggu pasangan datang hanya untuk bikin appointment dengan dokter.
Check list kedua: Status si X
Status yang saya maksud disini adalah, apakah si X sudah berkeluarga? Atau minimal sudah memiliki pasangan tetap. Saya rasa tidak sulit bagi bagi anda untuk mengetahui status ini kan? Coba teliti lebih dalam, apakah kehidupannya pernikahannya atau kehidupannya dengan pasangannya bahagia? Apakah si X mendapatkan perhatian yang cukup dari pasangannya? Bagaimana si X memperlakukan pasangannya sendiri? Kalau ternyata, kehidupan mereka sangat indah, si X sangat dimanja dan dicintai oleh pasanganya, sepertinya anda keterlaluan kalau mencurigai si X ber hubungan special dengan pasangan anda. Kalau menurut anda si X terlalu helpful terhadap pasangan dan anda, mungkin memang si X dari ‘sono’ nya sudah tercipta untuk menjadi orang yang helpful. Jangan-jangan anda yang gede rasa, yang berfikir, kalo si X helpful hanya ke pasangan dan anda. Coba lihat sekeliling anda, apakah ada orang lain yang sudah terbantu oleh si X? Berapa banyak orang yang sudah merasakan bantuannya yang tulus dari si X? Apakah selama ini si X selalu meminta reward dari setiap bantuannya kepada anda dan pasangan?
Check list ketiga: Apa istimewanya si X?
Anda mungkin geram atas ketergantungan pasangan anda dengan si X. Kenali lebih dekat si X, apa yang membuat dia istimewa dimata pasangan. Ok, si X wanita karier yang sukses, tapi apakah pasangan anda bersikap sama dengan wanita karier yang lain? Tidak kan? Artinya ada yang istimewa yang dirasakan pasangan terhadap si X. Jangan terburu-buru berfikir bahwa pasangan anda ‘main hati’  kepada si X, coba lah introspeksi diri anda sendiri. Kenapa pasangan tidak pernah atau jarang menceritakan masalah pekerjaannya dengan anda. Apakah anda yang selalu menutup diri kalau diajak diskusi tentang pekerjaannya? Karena anda berfikir, urusan pekerjaan bukanlah domain anda. Apakah wawasan anda cukup luas untuk diajak berdiskusi tentang current issue yang lagi happening di media? Apakah anda suka memaksakan pendapat, berfikiran sempit?  Anda selalu menganggap, anda lah yang paling tahu tentang topik yang didiskusikan. Atau, malah anda selalu mendominasi pembicaraan, hanya ingin didengar tidak mau mendengar. Hal-hal tersebut, bisa membuat pasangan anda ‘ilfill’ sama anda. Pasangan jadi malas untuk ngomong macem-macem sama anda. Jangan heran, kalau pasangan selalu melarikan diri ke si X untuk berdiskusi, yang mungkin saja, si X dianggap bisa mengimbangi pembicaraan pasangan, mampu dijadikan sparring partner diskusi dan bonusnya, si X juga bisa menjadi pendengar yang baik. Untuk mengantisipasi pasangan meminta tolong yang remeh-temeh ke si X, tingkatkan wawasan dan skill anda, tunjukkan bahwa anda juga bisa diandalkan untuk dimintai tolong untuk, misalnya, mengedit draft laporan, proposal, mencari data atau referensi yang dibutuhkan dll. Bicarakan dengan lemah lembut, bahwa pasangan bisa mengandalkan anda, sehingga dia gak perlu lagi merepotkan si X yang tentunya sudah sibuk dengan urusannya sendiri. Saya yakin, pasangan akan menuruti kemauan anda.
Check list keempat: Apakah anda punya bukti yang valid?
SMS, email, pesan yang bernada mesra atau pasangan anda menyimpan foto-foto si X baik yang berpose sendiri ataupun berdua dengan pasangan itu mungkin sudah cukup untuk dijadikan bukti yang cukup untuk anda menarik kesimpulan bahwa ada hal yang harus anda ‘tindak lanjuti’ tehadap pasangan dan si X. Tapi kalau anda tidak pernah menemukannya... forget it.. anda hanya paranoid.
Check list kelima: Apakah pasangan anda layak dipercaya?
Menurut saya, tidak dipercaya oleh orang lain adalah hal yang menyedihkan, namun lebih menyakitkan jika kita tidak bisa mempercayai orang lain yaitu pasangan. Silahkan diingat-ingat lagi, apakah pasangan anda pernah memberikan pengalaman pahit dengan mengkhianati anda? Pengalaman buruk selalu melekat dalam kehidupan kita selanjutnya. Saya paham, jika anda pernah dikhianati oleh pasangan, maka untuk berikutnya, sulit bagi anda untuk percaya begitu saja dengan pasangan lagi, kan? Tapi, bukan berarti anda harus membabi buta mencurigai setiap perempuan yang dekat dengan pasangan. Apalagi kalau kedekatan itu terjadi semata karena urusan pekerjaannya, misalnya, si X terlibat dalam proyek yang sama, si X adalah atasan / bawahan pasangan anda, atau rekan kerja terbaik pasangan, yang sudah terbukti mampu diandalkan. Sangat tidak anggun, kalau anda memaksa pasangan untuk sama sekali menutup hubungan dengan si X. Anda meminta pasangan agar semua nomor kontak, email, fb, pin BB dll dihapus. Pasangan anda tentu saja akan menuruti kemauan anda, atau mungkin dia akan mempersilahkan anda untuk meng-eksekusi penghapusan data-data kontak si X. Tapi, cobalah berfikir lebih panjang sedikit, apakah dengan dihapusnya semua data-data kontak, sudah menjamin pasangan tidak akan menghubungi atau terhubung dengan si X? Sampai sejauh mana dan sampai kapan anda mau mengintervensi kehidupan professional pasangan anda? Ingat lah, laki-laki adalah mahluk yang cerdik. Lagipula, kalau sekarang anda merasa hubungan anda kisruh gara-gara si X, siapa yang menjamin dimasa yang akan datang tidak akan ada si Y atau si Z? Anda tidak mungkin kan, meminta pasangan berhenti bekerja dan memasung pasangan untuk diam-diam dirumah? Rasa percaya adalah rasa yang mutlak dalam sebuah hubungan, hubungan apapun itu. Kalau anda tidak pernah dikhianati oleh pasangan, kenapa sekarang anda merasa pasangan anda akan mengkhianati anda? Berikan kepercayaan sewajarnya, maka pasangan akan tetap menjaga kepercayaan anda dengan baik. Tetap berlaku santun dalam menyikapi hubungan pasangan dengan si X atau dengan perempuan lainnya (apalagi kalau anda tidak punya bukti yang valid). Itu akan membuat anda terhormat dan berkelas dimata pasangan. Tidak perlulah anda histeris gak jelas kepada pasangan dan memusuhi si X.  Tapi kalau anda pernah dikhianati pasangan, sehingga anda tidak bisa lagi percaya dengan pasangan dengan mudahnya,  buat apa anda mempertahankan hubungan anda? Berpisah lebih baik , sehingga anda tidak diteror dan dihantui oleh rasa curiga yang berlebihan, yang tanpa sadar memberikan energy negative kepada anda dan bukan tidak mungkin kesehatan anda harus dikorbankan. Anda bisa melanjutkan hidup anda. Anda berhak untuk hidup dengan nyaman dan bersama dengan orang yang mencintai anda.
Saya rasa cukup lima check list itu dulu yang saya sampaikan sekarang, jika ada tambahan check list lagi, saya akan share lagi kepada anda. Pesan moralnya adalah, kata orang, kita sebagai perempuan dianugrahi intuisi yang tajam. Tentu saja, kita bersyukur sudah dianugrahi intuisi itu. Tapi bukan artinya, kita semata mengandalkan intuisi dalam mengatasi masalah hubungan pasangan kita dengan perempuan lain. Sebagai perempuan yang (ingin) berlaku anggun dan terhormat serta santun, ada baiknya, kita juga menggunakan akal sehat, berfikir sedikit lebih panjang (kalau tidak bisa berfikir sangat panjang). Tidak perlu juga kita ngambek dengan pasangan karena intuisi kita yang belum tentu akurat. Berdemo dengan tidak masak berhari-hari, anak tidak disentuh dan bersikap cuek sama pasangan. Ini membuat pasangan merasa serba salah, clueless, mungkin juga sedikit frustasi. Dan yang lebih parah, anda mengkompensasikan rasa curiga anda ke pasangan dengan barang-barang yang anda inginkan. Anda memanfaatkan moment ngambek untuk memaksa pasangan untuk membelikan anda, misalnya panci bermerk yang sudah lama anda idam-idamkan.  Anda yakin, pasangan pasti akan membelikan, karena berharap, anda akan kembali ‘normal’. Oh come on ladies,  apakah cinta anda hanya seharga panci? Kalau cuma seharga panci, hmmm... bukan tidak mungkin berikutnya akan ada si Z dan si Y.. just be prepared..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H