Kado
Temaram lampu jalanan menambah syahdu suasana malam ini. Remaja saling bercengkrama bermesra, Kau tampak diam. Sesekali melirik spion yang membuatku gusar.
“ Berhenti ! “ teriakku
“ Ada apa ? ”
“ Aku punya sesuatu “
Aku meloncat turun dari motor, membuka tas dan mengeluarkan kresek berbentuk kotak.
“ Aku punya ini buat Kakak “
“ Buat Aku”
“ iya “
Dia sama sekali tak menampakan muka heran. Tetap datar. Aku senyum cengengesan mengatur suasana hati yang mendadak semarak.
###
1 minggu yang lalu….
Aku terengah-engah. Orang- orang tak ada yang berlalu lalang, trotoar ini sepi. Senja menjemputku dengan sebuah cahaya jingga yang membuatku menarik nafas panjang dan berlari ke sebuah toko. Seorang Karyawan Toko menarik pintu gerbang, Aku menerobos masuk.
“ mba jangan ditutup dulu, Aku mau beli itu “
Karyawan itu tersenyum dan memberikan apa yang ku inginkan setelah ku berikan beberapa lembar uang
Menelusuri pinggiran Kota dengan sepeda sedikit membuyarkan keletihan, tampak kelelawar beriringan keluar dari sarang membaur bersama burung lainnya Mereka menari diangkasa.
Aku meringis kecut menyadari kado ini tak akan membuatnya mengerutkan kening ataupun berdecak kagum dengan kegigihanku mengayuh sepeda belasan kilometer melewati jembatan gantung dan persawahan sepi. Aku tahu tak mudah baginya untuk membentuk raut muka selain datar.
Tapi selalu ada tapi disetiap keputusan termasuk yang sedang kulakukan. Aku ingin melepas perasaan yang sejauh ini mengganguh hari-hariku. Semoga saja. Dan pelan jembatan gantung itu nampak dimata. Aliran sungai mendayu berwarna biru muda berpadu dengan kilau matahari yang pelan jatuh diperaduan.
Sekujur tubuhku lengket oleh keringat karena 2 jam mengayuh sepeda. Setibanya di rumah aku bergegas menutup pintu kamar mandi. Menciptakan irama byarr-byyurr sambil bernyanyi agar hati ini tak lagi ragu kado ini tak kan membuatku kecewa.
###
1 bulan kemudian….
“ Ibu ini punya siapa ? “ tanyaku saat tak sengaja ku lihat kresek hitam di lemari.
“ Ibu juga ngga tahu, Ibu nemuin ini di jalan depan rumah. Kamu tahu ini punya siapa ? “
Aku menggeleng mencoba membohongi diri sendiri. Saat Ibu mengijinkan Aku untuk membuka isi kresek itu aku tak terkejut saat kudapati kado yang dulu ku berikan kepadannya tergeletak di jalan sebelum tersimpan rapi dilemari.
“ Kamu memang datar “ ucapku ketus.
Mukaku ku biarkan memerah aku tak merasakan benci kepadanya tetapi ingin ku robohkan pohon randu itu biar dia tahu aku benar-benar geram.
“ Apa sih mau mu hah ! hati kamu kemana “
“ brukkkk “
“ awwwwwww “
Aku meringis kesakitan saat duri di pohon randu menyobek kulit. Darah menetes cepat secepat langkahku mengambil air dan menyiramkannya.
Ibu mendekati dengan wajah datar, Dia sudah terbiasa dengan tingkahku menghantamkan tangan dipohon randu.
“ nak mbok ya cari pohon lain toh, Ibu kasihan sama pohon randu itu ngga tahu apa-apa jadi sasaran “
Aku meringkuk kesakitan memandangi kado yang terbungkus kresek hitam. Ihhhh aku menyingkirkannya sinis.
“ ini punya kamu ? “
“ Bukan Ibu, itu kado buat temenku tapi Dia buang di jalan aku sebel bu “Ups Aku keceplosan.
“ wieehhhh sejak kapan anakku jadi suka bikin kado, ini kado pertama yang kau buat kan ? jangan..jangan ah Ibu buka isinya, isinya apa yah“
Aku tetap cemberut membiarkan Ibuku kembali membuka kado yang sudah kubuka.
“ Dia memang menyebalkan tapi Kamu suka kan “Ibu mencubitku.
“ apaan sih bu “
“ Kamu itu masih Ababil, ABG labil. Hari ini bilang sebal besok lain lagi. Sudah sana coba tanya kenapa kado ini bisa dijalan ? “
“ Bu…aku malu “
Ibu memelukku mengacak poni, Aku mengangguk menyambar Handphone dan menuliskan pesan.
“ Kak kado yang aku kasih buat Kakak ada di Aku. Ibu yang nemuin di depan rumah. Lainkali hati-hati yah “
Detik berganti menit sebelum berganti jam Aku meringis kesakitan lagi-lagi duri di pohon randu menyobek kulitku.
“ ihhhhhhhh seberat apa sih balas sms “
Aku menggerutu di depan pohon randu membiarkan darah menetes pelan. Wajahku tak sadari tersenyum teringat kata Ibu.
“ Dia memang menyebalkan, tapi Kamu suka kan “.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H