Mohon tunggu...
widy listy
widy listy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Katanya kita nggak akan tau jika belum memulai, maka dari itu disini langkah pertama saya dimulai

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

KKN Tematik IPB University Menggagas Trap Hama Sederhana dari Botol Bekas

6 September 2022   21:02 Diperbarui: 6 September 2022   21:34 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengaplikasian trap hama di lahan (dokpri)

Penulis : Naufal Nashif Imaduddin, Albar Alghany P, Yedija NIkita V, Widya Listiyani, Andara Firdaus S

Desa Banyumudal merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Desa ini terletak di lereng Gunung Sumbing dengan ketinggian lebih dari 1000 mdpl. Kondisi wilayah yang dingin dan subur menjadikan hampir semua masyarakat Desa Banyumudal berprofesi sebagai petani. 

Pertanian di Desa Banyumudal sangat produktif. Komoditas pertanian yang dibudidayakan antara lain, daun bawang, kubis, cabai, jagung, dan tembakau. Adapun komoditas yang menjadi andalan di desa ini yaitu daun bawang sehingga mayoritas petani hanya menanam daun bawang saja. Sayangnya, kebanyakan daun bawang di Desa Banyumudal terkena oleh penyakit busuk batang.

Hal ini membuat produksi daun bawang relatif menurun dalam 10 tahun terakhir. Banyak hal yang sudah dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut, namun sampai saat ini masih belum berhasil. Sehingga hal ini melatarbelakangi tim KKN-T IPB University untuk membantu petani mengatasi hal tersebut.

Hasil dari penerepan trap   (dokpri)
Hasil dari penerepan trap   (dokpri)

Beberapa hal diusulkan tim KKN-T untuk diterapkan yaitu diberlakukannya sistem rotasi tanaman, pemanfaatan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), pemanfaatan Trichoderma dan pengurangan penggunaan pestisida yang berlebih. 

Untuk mengurangi penggunaan pestisida yang berlebih tim KKN-T IPB University juga mengusulkan pembuatan trap hama sederhana dari botol plastik. Trap hama memanfaatkan botol air mineral bekas yang ditemui di sekitar lokasi kemudian dicat bagian luarnya dengan warna kuning. Warna kuning dipilih karena serangga memiliki ketertarikan terhadap warna yang cenderung cerah. Setelah itu, botol tersebut dilapisi dengan lem tikus pada bagian luar. Lem tikus inilah yang berfungsi untuk menjadi perangkap bagi serangga yang mendekat atau singgah pada botol tersebut. Trap ini kemudian diletakkan pada lahan, peletakannya bisa pada pinggir lahan, tengah lahan,ataupun pojok lahan. Kemudian atur jarak antar trap yang dipasang tersebut agar tidak terlalu jauh ataupun terlalu dekat.  Melalui uji coba yang dilakukan selama kurang lebih 1 minggu trap hama dinilai relatif berhasil, karena terdapat serangga yang terperangkap disana.

Sosialisasi terkait pertanian pada kelompok tani di Desa Banyumudal  (dokpri)
Sosialisasi terkait pertanian pada kelompok tani di Desa Banyumudal  (dokpri)

Hal yang selanjutnya dilakukan yaitu melakukan sosialisasi terkait pertanian kepada kelompok tani, mahasiswa IPB university memaparkan hasil uji coba trap hama sederhana yang sudah dilakukan. Dengan hasil yang relatif berhasil, banyak masyarakat yang tertarik untuk membuat trap hama sederhana khususnya kelompok petani. Hal ini tentunya bisa menghemat pengeluaran petani dalam penggunaan pestisida dan mengurangi dampak buruk penggunaan pestisida secara berlebih terhadap tanah. Sehingga diharapkan dengan adanya usulan penggunaan trap hama sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada petani di Desa Banyumudal, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun