Mohon tunggu...
Roselyn Loviana
Roselyn Loviana Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Siswa yang Gemar Beropini

ROselynL adalah nama penaku

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pelangi

3 September 2017   15:29 Diperbarui: 3 September 2017   15:36 16248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelangi adalah fenomena alam yang terjadi ketika sinar matahari dan hujan saling bereaksi dengan cara tertentu. Fenomena alam yang satu ini memang sangat menarik karena membentuk warna-warni indah yang berada sejajar dan melengkung di langit maupun medium lainnya. Keindahan pelangi ini tidak membuat kita heran jika pelangi banyak menginspirasi, mulai dari syair lagu, puisi, bahkan kue, dan barang-barang lucu lainnya.

Pelangi terbentuk karena adanya pembiasan cahaya matahari yang dibelokkan. Ketika cahaya matahari membentur hujan, cahaya tersebut berubah arah atau dibiaskan oleh titik-titik air di udara.  Pembiasan cahaya ini akan membentuk suatu spektrum warna yang terdiri atas, merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya ini akan bergerak menjauhi partikel air. Inilah yang menyebabkan bentuk pelangi seperti bentuk busur panah yang melengkung. 

Spektrum warna yang dibentuk saat pembiasan memiliki panjang gelombang dan frekuensi yang berbeda sehingga menentukan urutan warna pada pelangi. Cahaya merah merupakan bagian dari cahaya yang memiliki panjang gelombang paling panjang atau dengan kata lain memiliki frekuensi paling rendah dari cahaya lainnya. Sedangkan untuk warna ungu memiliki panjang gelombang paling pendek dan frekuensi paling tinggi. Maka dari itu warna merah dan ungu pada pelangi tidak akan bertemu dan menyatu karena dipisahkan dengan warna-warna lainnya secara berurutan berdasarkan urutan frekuensi dan panjang gelombangnya. 

Pelangi hanya dapat dilihat saat terdapat cahaya matahari, sudut matahari yang tepat, dan hujan rintik-rintik. Cahaya matahari berfungsi sebagai sumber cahaya yang dibiaskan oleh prisma air hujan. Oleh karena itu, tanpa cahaya matahari tidak akan pernah ada pelangi. Inilah yang menyebabkan pada malam hari kita tidak bisa melihat pelangi. 

Sudut matahari yang tepat juga penting karena posisi pengamat harus membelakangi sinar matahari atau saat sudutnya mencapai 42 derajat, dimana posisi matahari lebih rendah dari langit. Maka dari itu, waktu senja merupakan waktu yang itu menyaksikan pelangi. Selain itu, hujan yang turun rintik-rintik juga faktor utama untuk kita dapat melihat pelangi. Hujan yang rintik-rintik menyisakan butiran-butiran air berukuran kecil yang berfungsi sebagai prisma penghasil ilusi optik. 

Oleh karena itu, pelangi hanya dapat dilihat saat hujan rintik-rintik bersamaan dengan cahaya matahari bersinar tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Proses terjadinya dikarenakan adanya pembiasan cahaya, dan menghasilkan spektrum warna dengan panjang gelombang dan frekuensi yang berbeda dan saling berurutan. 

Sumber: 

Zubair, A. 2017. "proses terjadinya pelangi". 

Ratna, D. 2016. "Proses terjadinya pelangi yang muncul saat hujan gerimis". https://www.merdeka.com/pendidikan/proses-terjadinya-pelangi-yang-muncul-saat-hujan-gerimis.html. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun