Mohon tunggu...
R. Widyatama Putri
R. Widyatama Putri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

ARCHITECT OF HUMANITY

Selanjutnya

Tutup

Puisi

dandelion, hidup untuk tumbuh

15 Juni 2011   14:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:29 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dandelion, bunga kecil kadang terlupa. tegar jiwanya, meski kadang raganya terlupa. terinjak, tapi ia bangkit, meski kadang bosan menyapanya dari jarak dekat, dandelion, si mungil itu terus mencoba bangkit. dandelion, tau kapan ia akan mati, tau kapan ia harus teruskan cita-citanya. meski tak seperti merpati yang dikagumi keindahan sayapnya, dandelion terus terbang menuju tempat ia akan tumbuh kelak, tumbuh menjadi apa yang dicita-citakannya. dandelion, tak semegah mawar beraneka warna, dengan warna sederhananya, dandelion selalu coba ceriakan hari, mencoba membuat kebahagiaan disetiap sudut pandangnya. dandelion tau ketidaksempurnaannya, kekurangannya, dan kelemahannya. tapi dandelion tau, untuk apa  ketidaksempurnaan, kekurangan, dan kelemahan diberikanNya kepadanya. untuk apa lagi kalau bukan untuk tumbuh menjadi suatu yang indah, tumbuh menjadi suatu yang kuat, dan menjadi suatu yang dibanggakan karena kegigihannya. yaa...dandelion tidak pernah mengeluh karena diciptakan menjadi salah satu hal kecil di dunia. dandelion tidak pernah berpikir untuk kembali terlahir menjadi lebih indah, dandelion akan terus tumbuh dengan apa yang dimilikinya, mengubah semua yang orang lain memandang dengan sebelah mata menjadi suatu yang membuat semua pasang mata terkagum, sekali lagi, bukan karena parasnya yang mempesona, tapi karena jiwanya yang pantang menyerah, gigih, dan selalu tumbuh dengan kata "syukur". dandelion tidak akan berpikir untuk mati sekarang setelah menyadari segala kekurangannya, karena dandelion tau, saat ia akan lahir ke dunia, Tuhan membisikkan hal yang menyejukkan hati "dandelion sayang, hiduplah untuk tumbuh, teruslah tumbuh agar kau tetap hidup"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun