Tukang sapu kuli pu besar jasamu
Oh kawan
Dengan sapu ganyang sampah dan debu
Tuk sesuap makan
....
(Iwan Fals)
Pagi itu, sebelum pemberangkatan mahasiswa KKN ke desa, saya sempat mengobrol dengan Prof. Adang Kuswara. Beliau bercerita, ketika masih lajang pernah menjadi satu dengan tukang sapu kampus, almahum Mbah Barikun.Â
Ucapan Mbah Barikun yang sampai sekarang masih beliau ingat adalah, Mbah Barikun sangat berterima kasih dengan daun-daun yang berguguran. Berkat daun-daun yang selalu berguguran dia bisa menjadi tukang sapu  dan membuatnya selalu sehat.
Cerita beliau mengingatkan saya pada Pak Darso, tukang sapu Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Tahun 2001 kami menempati rumah dinas camat, yang halamannya  luas, serta ada lapangan mini di tengah perkantoran. Di halaman perkantoran, ditumbuhi pohon-pohon  rindang. Bakda subuh saya selalu mendengar suara gesekan sapu lidi pak Darso, yang menyapu seluruh halaman  kator kecamatan dan rumah dinas.
Sekitar pukul enam dari jendela kaca saya melihat Pak Darso  masih asyik menyapu, mengenakan kaos sport, tubuhnya mulai dibasahi keringat. Meski sudah hampir pensiun, tetapi tubuh Pak Darso masih tegap dan tidak pernah sakit.