Secangkir teh menjadi pembunuh. Tanpa basa basi tanpa permisi.Â
Aroma pahit menyengat telah kau taburkan di dalamnya. Bukan manisnya angan atau harapnya cinta.Â
Secangkir teh menjadi pembunuh. Tanpa rasa tanpa kata.
Memberi getir bukan mendamba bahagia. Bukan pula merajut cipta dan cita.
Secangkir teh menjadi pembunuh jiwaku dalam hanyut cintamu yang terus membelenggu.
Aku terbaring tak berdaya dalam pelukan masa lalumu. Sungguh kamu terlalu.
Bandung 4 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H