Mohon tunggu...
Bunda Widya
Bunda Widya Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan

Pensiunan. Bergabung di Kompasiana 10 Mei 2013. Nenek seorang Cucu, penggemar setia Timnas Garuda dan Manchester United.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Senandung Kasmaranmu

2 Juli 2020   16:22 Diperbarui: 2 Juli 2020   16:27 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto : Mahdiy.files.wordpress.com

Senandung kasmaranmu itu menggugah gairah yang dulu pernah remuk. Bangkitkan rasa duka dan sembuhkan perihnya luka.  Membungkam dendam kesumat dan membunuh kebencian. Membisukan pilu dan menaburkan rindu. 

Senandung kasmaranmu menembus berlapis dimensi ruang dan waktu. Menapak pijakkan kenangan berdiri tegak tak bergerak. Diam dalam kebisuan dan gagap kehilangan kata. Karena memang ada tirai tipis menghalangi kita. 

Senandung kasmaranmu menghujat kekinian zaman, namun memahami masa lalu, bahkan merindukan saat saat kau masih sebagai dirimu, saat saat kita sebagai diri kita. 

Senandung kasmaranmu sudah memisahkan antara aku dan kamu, jarak pemisah yang sempurna antara aku di sini dan kamu di sana. 

Senandung kenangan penuh kasmaran, seakan menusuk kembali kejujuran nurani, "Kamu tidak perlu mengelak. Akuilah dalam hatimu ada cintaku"  

Bandung 19 Oktober 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun