Berita yang ramai akhir-akhir ini tentang usulan Kemenpora agar PSSI memberikan sanksi dengan memasukkan Andri Syahputra ke dalam daftar hitam atlit yang menolak panggilan negara, telah membuat para netizen bereaksi mem bully Andri dengan gencarnya. Rupanya Kemenpora menyadari apa yang disarankan kepada PSSI tersebut telah membuat heboh dunia medsos terutama statement yang memojokkan Andri Syahputra. Â Â
Belakangan diketahui bahwa Andri Syahputra tidak bisa memenuhi panggilan Timnas U-19 karena masih memerlukan pendidikan dalam sepakbola yaitu klubnya akan mengirinkan Andri ke Spanyol. Sang Ayah menjelaskan  bahwa  Andri tidak bisa memenuhi undangan karena pendidikan. Agus Sudarmanto mengatakan: " Saya nggak mau Andri putus sekolahnya. Tahapannya seleksi timnas pasti akan seperti seleksi lalu. TC (pemusatan latihan) sampai menjelang kejuaraan. Tidak sebentar bukan? Lalu apakah Andri harus memutus sekolahnya, tanpa Aspire Academy (tempat Andri bersekolah saat ini) dan klub, Andri tidak akan jadi pemain bola profesional seperti sekarang ini. Andri selama ini tidak pernah masuk SSB (Sekolah Sepak Bola) di klub di Indonesia." (1)Â
Menyadari salah paham ini, maka cepat-cepat Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto meminta maaf kepada Andri dan Ayahnya mengenai berita menghebohkan tersebut. Karena hal tersebut ternyata hanya kesalah pahaman saja antara PSSI dan pihak klub dimana Andri bernaung. (2) Â Beliau sudah meminta maaf kepada Andri, melalui sang ayah, Agus Darmanto, lewat aplikasi pesan whatsapp pada Sabtu (25/3/2017).Â
Kejadian ini sudah selayaknya menjadi pelajaran berharga terutama bagi Kemenpora yang selalu cepat reaktif terhadap hal-hal yang belum clear. Demikian pula PSSI tidak seharusnya secepat itu menyimpulkan bahwa Andri telah menolak panggilan negara tanpa alasan yang jelas. Bahkan seorang Indra Sjafrie saja masih memberikan kesempatan kepada Andri untuk tetap bisa bergabung bersama Timnas U-19. Andri menjadi satu dari 12 pemain Indonesia di luar negeri yang dipanggil untuk mengikuti seleksi timnas U-19. Tapi, sejauh ini Andri yang kini bermain di liga Qatar menolak bergabung dengan timnas dengan alasan pendidikan menyusul dirinya harus memenuhi tugas dari klubnya mengikuti pelatihan di Spanyol.Â
Andri Syahputra masih muda belia. Karirnya masih cerah di masa depan. Sangat disayangkan jika harus di BlackList hanya karena alasan yang belum clear. Apalagi PSSI dan Kemenpora tidak mengeluarkan biaya sepeserpun untuk keperluan pendidikan sepakbola Andri Syahputra selama ini. Bagaimanapun Andri adalah aset sepakbola nasional yang tetapdiharapkan bisa membela negaranya.
Semoga peristiwa mengenai kasus Andri Syahputra ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi pihak-pihak yang terlibat langsung dalam sepakbola Nasional. Komunkasi yang baik dan kerjasama yang harmonis antara Pemerintah dan PSSI serta stakeholder sepakbola nasional akan menghasilkan prestasi tinggi kelak bagi Timnas Indonesia.Â
Prestasi tinggi tidak bisa dihasilkan melalui upaya-upaya yang instan. Dibutuhkan program yang unggul terencana dalam jangka panjang denga target yang terukur. Ayo sepakbola Indonesia saatnya bangkit.
Salam sepakbola.Â
Bandung 29 Maret 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H