Mohon tunggu...
Itin Hidaya
Itin Hidaya Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Dunia Emak-emak

Dunia emak-emak selalu punya pesonanya tersendiri...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Arafat yang Cerdik dan Ramuan Raja

4 Oktober 2018   02:34 Diperbarui: 4 Oktober 2018   02:36 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada zaman dahulu hiduplah sebuah keluarga yang raya. Keluarga ini terdiri dari Ayah, Ibu dan anak laki-laki semata wayangnya yang bernama Arafat. Keluarga ini hidup Jambi. Pada suatu ketika Sang Ayah ingin mengajak keluarganya untuk melakukan perjalanan ke Pulau Jawa guna mengembangkan usahanya. " Wahai, Arafat segeralah bersiap-siap. Kita akan pergi ke Jawa. Barangkali  kau akan menemukan aneka ragam mainan di sana", kata Sang Ayah. Arafat pun menyambut gembira ajakan Sang Ayah, ia membayangkan bahwa Pulau Jawa akan memberikan mainan yang lebih asyik daripada tempat tinggalnya yang sekarang.

Ayah, Ibu dan Arafat pun bergegas menaiki kapal. Sepanjang perjalanan Arafat membayangkan di Pulau Jawa, ia akan menemukan banyak mainan. Ia ingin membawa pulang mainan yang lucu-lucu itu. Kemudian ia akan membagikannya kepada teman-temannya di Jambi. Tak disangka tatkala akan sampai di Pelabuhan, tiba-tiba badai besar menerjang kapal yang ditumpangi Ayah, Ibu dan Arafat. Kapal pun tenggelam, banyak korban tewas dalam musibah itu termasuk Ayah dan Ibu Arafat. Beruntung, Arafat selamat dalam kejadian itu.. Arafat pun menjadi anak yatim piatu. Ia terdampar di tepian Pantai Jawa.

Seorang nelayan tua lagi miskin menemukan tubuh Arafat yang tergeletak di tepian Pantai lalu memeriksa apakah anak kecil itu masih bernyawa atau tidak. Nelayan itu masih bisa merasakan denyut nadi, dan detakan jantung Arafat. Bergegas, nelayan itu membawa pulang Arafat ke rumahnya. Sesampainya di rumah, istrinya sangat gembira menyambut suaminya yang membawa Arafat. Pasangan suami istri nelayan ini gembira karena sudah lama ingin mempunyai anak. Kehadiran Arafat layaknya oase di padang pasir. Mereka berdua pun memperlakukan Arafat layaknya anak kandung sendiri.

Arafat diberi makan, sandang dan tempat tidur yang layak. Arafat juga sering ikut sang nelayan tua itu untuk mencari ikan. Arafat pun menjadi terbiasa untuk mencari ikan, ia bahkan bisa mengenali berbagai jenis ikan. Mana ikan yang bagus, sehat, berpenyakit. Meski tinggal dengan keluarga nelayan yang miskin, Arafat bahagia. Ia tidak merasa kesepian lagi layaknya anak yatim piatu. Pasangan nelayan tua miskin ini memberikan kasih sayang yang hangat pada Arafat.

Suatu hari nelayan tua ini menyuruh Arafat untuk menjualkan hasil tangkapannya ke Pasar Ikan. Nasib naas menimpa Arafat. Bukan uang yang diterima, namun justru sekelompok penculik anak-anak yang ditemuinya. Para penculik heran karena menemukan seorang bocah putih bersih berkeliaran di Pasar Ikan. Tanpa pikir panjang, penculik itu langsung membopong Arafat. Bocah itu berteriak, namun sayang tangan penculik segera membekap mulut Arafat. Ingin melawan juga tak mampu, tubuh Arafat terlalu kecil untuk menyerang pria dewasa yang bertubuh kekar itu.

Arafat pun dibawa ke kota lalu dijual oleh penculik anak itu. Seorang tabib perempuan yang melihat Arafat tertarik pada rupa fisik Arafat yang putih bersih. Tabib perempuan itu lalu membeli Arafat dari penculik itu. Arafat lalu dibawa ke rumah tabib itu. Berbeda dengan pasangan nelayan miskin yang mengadopsinya dahulu. Rumah tabib perempuan itu sangat besar. Arafat kecil ini heran karena di rumah itu, ia menemukan berbagai macam tanaman kering yang digantung, ribuan guci keramik berisi aneka cairan. Di sana Arafat juga melihat banyak orang berdatangan ke rumah tabib itu. Orang-orang itu berduyun-duyun datang ke tabib perempuan untuk berobat. Berbagai penyakit sudah berhasil disembuhkan oleh tabib itu. Namun, ada satu pasien yang belum berhasil disembuhkannya. Pasien itu adalah putra mahkota raja.

Putra mahkota raja itu bernama Unggul Natanegara. Raja kebingungan karena Unggul Natanegara adalah satu-satunya yang diharapkan oleh Raja untuk meneruskan tahtanya. Unggul adalah satu-satunya anak laki-laki yang dipunyai Raja. Berkali-kali Raja berusaha untuk mencari selir, berharap bisa mendapatkan anak laki-laki. Namun, yang lahir dari rahim para selir itu selalu anak perempuan.

Menurut tabib perempuan itu, penyakit Unggul bisa disembuhkan dengan ramuan ikan yang dipadukan dengan rempah-rempah kering. " Andai, Aku tidak jijik dengan ikan pasti akan kubuatkan pangeran Unggul ramuan itu.Seumur hidupku aku phobia dengan ikan dan tidak pernah makan ikan sedikitpun", kata tabib perempuan itu sembari meracik obat untuk pasien yang menunggunya.

Arafat pun tak sengaja mendengar perkataan tabib perempuan itu. Sejak daritadi ia mengamati gerak-gerik tabib itu dari balik tirai. Saat tinggal bersama sang tabib perempuan, Arafat tidak diperkenankan untuk membantu. Tabib perempuan itu takut jika Arafat membantu justru akan merusak dosis ramuan. Arafat di sana hanya bertugas untuk membuatkan teh dan memijati sang tabib jika kecapekan melayani pasien. 

Karena rasa ingin tahu yang besar, Arafat pun diam-diam selalu mengamati sang tabib saat meracik ramuan. Ia memperhatikan dengan seksama bagaimana cara mencampur daun-daun kering dengan larutan. Lambat laun Arafat pun menjadi paham dan hafal bagaimana caranya membuat ramuan obat.

Suatu ketika, sang tabib perempuan menyuruh Arafat untuk pergi ke Pasar membeli rempah-rempah. Biasanya sang tabib selalu pergi sendiri tatkala ingin membeli bahan-bahan obat racikannya. Namun, kali ini pasien sangat membludak sehingga ia tak sempat untuk pergi ke Pasar. Arafat pun diutusnya untuk membeli bahan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun