[caption id="attachment_312731" align="aligncenter" width="461" caption="Amazon Prime Versus Netflix"][/caption]
Konsumen adalah raja. Setidaknya pameo ini berlaku di Amerika Serikat (AS). Dengan berbekal internet berkecepatan tinggi rumah tangga di AS kini bisa menikmati layanan video streaming dengan kualitas gambar yang menakjubkan. Di apartemen, saya dan suami, berlangganan internet yang standar dengan kecepatan 3 Mbps (packet Pro) dari AT&T dengan biaya bulanan $29,95 (Bandingkan dengan internet yang saya miliki ketika di Jakarta dari CBN. Saya harus membayar Rp 440 ribu dengan hanya bisa menikmati kecepatan 576 kbps).
Netflix merupakan raja video streaming di AS dan mengepakkan sayapnya di sejumlah negara antara lain Kanada, Meksiko, Amerika Selatan, Inggris, Irlandia, dan negara-negara di kawasan Normandia. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1999 ini kini memiliki 48 juta pelanggan di lebih dari 40 negara di seluruh dunia. Lalu bagaimana dengan Amazon Prime, layanan video streaming dari Amazon, satu dari layanan berbelanja online terkemuka di internet?
Amazon Prime yang awalnya bertitel  Amazon Instant Video merupakan layanan sampingan dari Amazon. Pertama kali diluncurkan pada tahun 2006, kini layanan ini sudah berhasil menggaet 20 juta pelanggan seperti yang diberitakan Business Insider awal tahun ini.
Berbekal dengan senjata dan amunisi yang dimiliki kedua perusahaan besar ini perang besar sepertinya tak bisa dihindari lagi. Netflix misalnya menawarkan layanan berlangganan bulanan tanpa kontrak dengan fee termurah sekitar $8,99 per bulan. Dengan koleksi film mencapai 100 ribu judul belum termasuk tv shows, Netflix sepertinya menjanjikan mimpi manis bagi pelanggan karena kaya akan pilihan.
Langkah ini tentu saja tak mau dibiarkan oleh Amazon. Perusahaan ini menawarkan bagi pelanggan Amazon Prime gratis pengiriman barang belanjaan jika berbelanja di Amazon. Tidak hanya itu, pemilik Kindle juga bisa meminjam buku secara gratis, menikmati layanan streaming musik secara gratis, mengakses 40 ribu judul film dan acara televisi terpopuler termasuk sejumlah tv shows dari HBO.
Lalu, bagaimana dengan kualitas video player dari Netflix maupun Amazon Prime? Meski keduanya menawarkan 1080p HD streaming namun tak dapat dipungkiri Amazon Prime menjanjikan mutu player yang lebih baik. Selain itu, jika ingin menikmati layanan Netflix pelanggan harus mengunduh Silverlight dari Microsoft - Suami saya terpaksa mengunduhnya meskipun ia sama sekali tidak senang program dari Microsoft nangkring di MacBook Air-. Amazon Prime Anda bisa langsung nikmati tanpa perlu mengunduh apapun.
Dengan beragam layanan video streaming yang menjanjikan serta dukungan kecepatan internet sepertinya layanan televisi kabel kelak hanya akan menjadi sejarah saja. Lalu mengapa Netflix tidak menjajal pasar di Indonesia? Mungkin terkendala dengan layanan internet yang kecepatannya seperti kura-kura berjalan di atas pasir.
Mungkin juga raksasa televisi kabel seperti Indovision bakal kebakaran jenggot. Sebagai perbandingan saat masih di Indonesia saya berlangganan Indovision (Paket Galaxy dan Movies) dengan biaya berlangganan total Rp 375 ribu per bulan. Itu pun masih diselang-selingi oleh iklan. Sementara Netflix dan Amazon Prime Anda terbebas dari layanan iklan yang menganggu dan bebas memilih tayangan apa saja yang Anda inginkan tanpa perlu menunggu jadwal tayang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H