Mohon tunggu...
Widi Slay
Widi Slay Mohon Tunggu... lainnya -

Mantan editor Tribunnews.com, menikah dengan seorang warga AS, dan kini menetap di Glendale, Arizona, Amerika Serikat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nggak Usah Merit Sama Bule???

2 Mei 2010   04:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:28 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Salah makan akibatnya fatal. Karena mau coba sesuatu yang baru, tadi malam mau nyoba bakmi DKI. Astaga, ujung-ujungnya perut melilit dan semalaman nongkrong di kamar mandi, :(. Eh, pagi-pagi, pas masih merasakan perut melilit tiba-tiba,"kring": Ternyata adikku. "Kenapa?" aku menjawab sambil memegang perutku yang masih mules dan badan lemas karena kurang tidur. "hay, saya dengar bule harus menyetor Rp 500 juta kalau mau nikah," katanya dengan nada suara tak percaya. Aduh, aku merasa perutku makin melilit saja. Bukan soal bule harus bayar Rp 500 juta itu, tapi memberikan penjelasan kepada adikku yang samasekali tidak mengerti pokok persoalan."Sebentar saya telepon balik, perutku lagi sakit. Mau ke kamar mandi," kataku sekenanya. Ah, ini lagi..ini lagi..Ini adalah komentar kesekian yang saya harus dengar soal perempuan Indonesia yang memiliki hubungan dengan pria asing. Bulan lalu, teman saya memasang di-wall fb soal married dengan bule berat di deposit. "Pasti kamu tidak pernah baca," katanya. Saya hanya tersenyum. Soalnya dia duduk hanya beberapa meter dari tempat saya duduk di kantor. Alih-alih menjawab di fb, saya melirik ke dia sambil berujar," Wira..saya sudah tahu itu jauh sebelum kamu tahu," kata saya sambil meneruskan perbincangan dengan bule-ku yang lagi ada di video calling Skype. Ada banyak hal yang selalu menjadi perbincangan jika menyangkut perempuan Indonesia atau setidaknya perempuan Asia. Di sebuah forum, perempuan Asia menjadi cerita karena dianggap "gold diggers", mengeruk duit dari bule-bule atau pria asing. Suatu ketika, saya pernah membahas soal itu dan Mr bule-ku hanya berujar singkat," I know your heart, Cupcake." hohoohoho, jadi berbunga-bunga deh, ^_^. Jujur saja, saya tidak pernah bercerita mengenai draf RUU kepada cowokku. Bukan apa-apa. Saya tidak ingin dia memiliki gambaran soal pemerintah Indonesia. Meski pun ia seringkali bertanya mengenai prosedur untuk pernikahan, namun, saya sering menyatakan bahwa saya memilih menikah di luar negeri. Saya merasa, draf RUU itu harus melihatnya dari sisi individu. Aturan harus jelas. Draf ini belum memberikan kejelasan seperti apa perlindungan hukum yang akan diberikan kepada warga Indonesia yang menikah dengan warga asing. Sekali lagi, tidak semua bule seperti Bill Gates dengan kekayaan yang bejibun. Bahkan, boleh dibilang sejak menjalin hubungan dengan Mr-ku itu, saya tidak pernah meminta uang atau barang sekalipun meski dia (dengan bahasa yang sangat halus) selalu bertanya jika saya butuh uang. Meski menjadi wartawati dengan gaji yang seadanya, setidaknya saya masih bisa hidup dengan uang gaji itu tanpa perlu meminta tunjangan bulanan dari Mr-ku. Saya juga mendengar, seorang teman pernah dimintai jutaan rupiah saat akan mengurus pernikahan di kelurahan karena akan merit dengan bule. Negeri seperti apakah Indonesia yang dipenuhi jutaan birokrat yang mengukur segalanya dari uang? Tak heran, jika ada banyak orang sejenis Gayus Tambunan, pegawai pajak, yang memiliki hidup supermewah di atas rata-rata pegawai sekelas dia. Satu hal yang perlu saya katakan," saya tidak akan pernah menyuap pegawai pemerintah untuk memperlancar segala urusan." Kata pepatah," sekali lancung di ujian, seumur hidup tak dipercaya. Di akhir tulisan ini, saya mengutip seorang teman yang pernah berkata kepada saya setelah tahu betapa rumitnya mengurus pernikahan beda warga negara. "Kenapa tidak cari yang lokal saja. Nggak usah merit sama bule," katanya. Saya tertawa sambil mencubitnya. "Kamu tidak akan pernah tahu dengan siapa kamu akan jatuh cinta dan hati tidak bisa diarahkan untuk mencintai seseorang. Cinta adalah sesuatu yang harus dijalani dengan penuh perjuangan untuk sebuah akhir yang baik," kata saya sambil melihat ke screen desktop laptop foto wajah Mr-ku dengan pakaian militernya. Oh, betapa tampannya dia.:D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun