Mohon tunggu...
Widi Slay
Widi Slay Mohon Tunggu... lainnya -

Mantan editor Tribunnews.com, menikah dengan seorang warga AS, dan kini menetap di Glendale, Arizona, Amerika Serikat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merantau ke Amerika Serikat, WNI Ini Bangun Masjid di Kampung Halaman

5 September 2014   12:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:33 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="720" caption="Sumber: Facebook"][/caption] "Wid, bisa bantu saya?" Demikian ujar teman yang saya kenal lebih dari lima tahun silam. Meski kami sama-sama berasal dari Sulawesi Selatan, namun pertemanan kami diawali melalui Facebook yang ketika masih menjadi wartawan di sebuah harian di Makassar, saya meminta reportase darinya mengenai pengalaman menjalankan ibadah puasa di Negeri Paman Sam. Saya, tentu saja dengan senang hati menjawab iya meski saya belum yakin apakah saya bisa memberikan bantuan yang diinginkan. Kami sama-sama senasib, tinggal di negeri orang karena menikah dengan warga di negara tersebut. Sang teman, yang tidak ingin identitasnya diketahui kemudian mengungkapkan sesuatu kepada saya yang sungguh di luar dugaan. "Saya berencana membangun masjid di kampung," katanya singkat. Saya terpana. Selama ini saya mengenal beberapa teman yang menikah dengan sejumlah warga asing dan yang mereka lakukan membangun rumah mereka semegah mungkin di kampung halaman, membeli tanah sebanyak mungkin sebagai bentuk investasi, dan memperlihatkan betapa makmurnya mereka menikah dengan warga asing. Namun teman ini sangat mengejutkan saya. Selama 14 tahun menetap di New York City, ibu dua anak menabung dan menyisihkan uang sedikit demi sedikit untuk membangun masjid. Setelah berhasil mengumpulkan uang sekitar 30 ribu USD, tahun ini ia kembali ke kampung halaman sekaligus berlibur dan bertemu dengan sanak keluarganya. Tetapi sungguh mengejutkan. Uang yang ditabungnya itu tak cukup untuk membangun masjid. Uang tabungan habis untuk membeli tanah, membentuk yayasan, menyewa arsitek untuk merancang masjid tersebut. Karena itu, ia meminta bantuan saya untuk menuliskan proposal dan juga mencari pendanaan untuk masjid tersebut. Saya tentu saja bersedia melakukannya. Saya sangat kagum padanya. Ia seorang pekerja yang tangguh dan memiliki niat yang sangat mulia. Selain ingin membangun masjid perempuan berjilbab dan berprofesi sebagai penasihat keuangan di Queens, Long Island, juga berniat taman pengajian dan memberikan pendidikan bagi anak-anak jalanan. Bagi Anda yang ingin memberikan bantuan silakan klik di fanpage-nya di Facebook.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun