Mohon tunggu...
Widya Salza Putri
Widya Salza Putri Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Penulis novel di KBM App @widyaztr

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pandangan Mahasiswa Antropologi Soal Teori Evolusi Charles Darwin

13 Juli 2023   19:52 Diperbarui: 13 Juli 2023   19:59 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Charles Darwin adalah seorang ilmuwan Inggris yang hidup pada abad ke-19 dan terkenal karena teorinya tentang evolusi. Teori ini dikenal sebagai teori seleksi alam atau teori evolusi melalui seleksi alam. Pada tahun 1859, Darwin menerbitkan bukunya yang sangat berpengaruh, "On the Origin of Species," di mana ia mengemukakan ide-idenya tentang evolusi.

Salah satu aspek terkenal dalam teori evolusi Charles Darwin adalah gagasan bahwa manusia memiliki nenek moyang bersama dengan monyet. Menurut pandangan Darwin, manusia dan monyet saat ini berasal dari nenek moyang yang sama pada masa lampau yang lebih jauh.

Darwin mengamati bahwa manusia dan monyet memiliki banyak kesamaan dalam struktur anatomi dan perilaku mereka. Dia menganggap kesamaan ini sebagai bukti bahwa manusia dan monyet memiliki garis keturunan yang sama, yang berasal dari nenek moyang bersama di masa lalu. Dia berpendapat bahwa garis keturunan ini mengalami perubahan dan pemisahan seiring waktu, menghasilkan beragam spesies yang ada saat ini.

Namun, penting untuk dicatat bahwa Darwin tidak secara khusus menyatakan bahwa manusia berasal dari monyet modern yang kita kenal hari ini. Dia berpendapat bahwa manusia dan monyet memiliki nenek moyang yang sama, yang merupakan spesies primata yang sudah punah. Dalam teorinya, ia menggambarkan evolusi sebagai cabang pohon yang saling bercabang, dengan setiap cabang mengarah ke spesies yang berbeda-beda.

Konsep ini kemudian dikembangkan oleh ilmuwan-evolusionis lainnya, dan saat ini teori evolusi manusia dari nenek moyang primata telah mendapatkan dukungan yang kuat melalui bukti-bukti dari rekaman fosil, penelitian genetika, dan perbandingan antara struktur anatomi manusia dan primata lainnya.

Menurut mahasiswa Antropologi Universitas Negeri Medan menjelaskan bahwa,
"Tidak mungkin nenek moyang manusia itu monyet, tidak masuk akal dengan adanya perubahan bentuk fisik. Antropologi melihatnya bahwa Charles Darwin itu mencari kebudayaan, seperti bagaimana mereka hidup dan kebudayaan itu dimulai seperti melihat bagaimana mereka memasak, bagaimana perhiasan, meramu, alat berburu, menggambar di goa, cara memiliki keturunan, bagaimana mereka bercocok tanam dan bagaimana cara mereka berkelompok di dalam adat manusia purba. Jadi Antropologi melihat sosialnya, kebudayaannya tidak terpatok bahwa nenek moyang manusia itu berasal dari monyet." tutur Kartini mahasiswa Antropologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun