BANTUL- Proses pengolahan minyak jelantah (MIJEL) oleh Kelompok KKN UAD Unit II.D.3 bersama dengan ibu-ibu PKK pada Minggu, (25/2/2023) di Padukuhan Jogodayoh, Sumbermulyo, Bambanglipuro.
Minyak goreng bekas atau yang dikenal masyarakat sebagai minyak jelantah disebut dengan Used Cooking Oil (UCO), merupakan minyak limbah hasil dari penggunaan minyak goreng baik penggunaan rumah tangga atau pun industri. Hal tersebut berpotensi memiliki nilai pasar yang tinggi atau dapat dimanfaatkan menjadi bahan lain, salah satunya dapat diolah menjadi sabun, pembersih lantai dan sebagainya. Akan tetapi, minyak jelantah diklasifikasikan sebagai limbah yang dapat berdampak bagi kesehatan dan polusi. Berdasarkan hasil survei Traction Energy Asia terhadap 438 responden rumah tangga dan 410 usaha mikro di tahun 2022, Yogyakarta menghasilkan sebanyak 2,9 kilo liter per tahun.
Kurangnya pengetahuan untuk mengolah minyak jelantah menyebabkan meningkatnya limbah rumah tangga, minyak dari sisa hasil penggorengan dibuang begitu saja sehingga dapat mencemari lingkungan. Masyarakat di Padukuhan Jogodayoh menghasilkan limbah rumah tangga berupa minyak jelantah yang tidak terpakai, kelompok mahasiswa KKN Reguler UAD unit II.D.3 melihat kondisi tersebut menjadikan suatu upaya untuk mengurangi limbah rumah tangga, terutama dalam pengolahan minyak jelantah yang dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
Kelompok mahasiswa KKN Reguler Universitas Ahmad Dahlan Unit II.D.3 menyelenggarakan kegiatan pengolahan minyak jelantah menjadi sabun bersama dengan ibu-ibu PKK, kegiatan ini berlangsung mulai pukul 09:00-12:00 WIB di Posko Padukuhan Jogodayoh, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Minggu (25/2/2023). Dalam proses pengolahan tersebut diperlukan beberapa alat ataupun bahan yang digunakan untuk mengolah minyak jelantah menjadi sabun cuci.
Alat yang digunakan dalam pengolahan minyak jelantah menjadi sabun cuci diantaranya 2 wadah plastik, pengaduk, timbangan, dan wadah cetakan sabun. Lalu, bahan yang digunakan yaitu 200 gram minyak jelantah, 33 gram soda api, 100 ml air, asam sitrat dan pewangi.
Langkah pembuatannya yaitu, siapkan 200 gram minyak jelantah yang sudah disaring, kemudian campurkan 33 gram soda api dengan air sebanyak 100 ml, lalu diaduk sampai merata. Setelah itu, campurkan larutan soda api kedalam minyak jelantah yang sudah disaring dan ditambahkan pewangi dan asam sitrat. Kemudian, diaduk hingga kental dan dituang kedalam cetakan. Diamkan selama 1-2 hari hingga mengeras. Terakhir lepaskan dari cetakan dan diamkan selama 2-3 minggu, lalu sabun cuci siap digunakan.
Kelompok ibu-ibu PKK sangat antusias dalam mengikuti sosialisasi pengolahan minyak jelantah, karena minyak jelantah biasanya hanya dibuang dan tidak dimanfaatkan, selain itu sabun juga sangat bermanfaat untuk keperluan sehari-hari. Bu Sari menambahkan, “Terimakasih kepada mahasiswa KKN UAD karena sudah memberikan pelatihan pembuatan minyak jelantah menjadi sabun cuci, sangat bermanfaat untuk ibu rumah tangga”, ucap bu Sari (25/3/2023). Dari tim KKN UAD juga berharap ilmu yang telah diberikan kepada masyarakat Dukuh Jogodayoh khususnya ibu-ibu dapat digunakan dengan baik.
Ditulis oleh Widya Riantika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H