Mohon tunggu...
Widya Ross
Widya Ross Mohon Tunggu... penulis -

Pekerja

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Keajaiban Rasa Umami "Ikan Suwir Bumbu Sambal Pedas" dalam Memupuk Kebersamaan

7 Maret 2017   09:20 Diperbarui: 7 Maret 2017   20:00 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awal Maret 2017 lalu, teman-teman dari Lombok berkumpul di tempat saya. Tiap orang membawa makanan sendiri-sendiri, untuk dimakan bersama. Teman-teman saya itu lidahnya kurang cocok sama masakan Jawa. Ciri khas masakan Lombok adalah asin dan pedas. Berkebalikan dengan saya yang tidak suka pedas dan asin. Lalu saya memasak. Masak kilat saja. Karena aneka lauk sudah terkumpul, siap dimakan. 

Saya membuat Ikan Suwir Bumbu Sambal Pedas. Sebetulnya tidak pedas-pedas amat. Karena saya tidak tahan makan pedas. Nah! Biasanya kalau memasak,saya tidak pakai penyedap. Alasan saya menghindari penyedap adalah suka eneg setelah makan. Bahkan kadang sampai mual dan muntah. Sementara, teman-teman saya mencintai penyedap. Aduh, jadi serba salah.

Saya pun memilih menggunakan penyedap Ajinomoto saja. Alasan saya sih karena kalau makan bakso kan mangkoknya suka ada logo Ajinomoto yang cap mangkok merah. Terus tagline jadul: Ajinomoto cap mangkok merah, kok rasanya melekat sekali di kepala saya.

Sebelum memasak, saya perhatikan dulu aturan pakai pada kemasan Ajinomoto. Eh, ternyata pakainya sedikit saja. Jadi kalau bikin telur dadar tiga butir umpamanya. Cukup gunakan Ajinomoto seperempat sendok teh saja. Sedikit kan? Artinya seujung sendok kecil itu kan?

Tadinya saya agak was-was bakalan eneg kalau pakai Ajinomoto. Waktu baca-baca kemasannya, kecemasan saya berkurang. Malah saya jadi kagum dan merasa pakai Ajinomoto adalah pilihan tepat.

Pertama, tagline Ajinomoto adalah eat well, live well. Dalam bayangan saya, berarti nanti rasa makanan akan enak kalau pakai Ajinomoto. Bukan sekadar enak, tapi tidak mengganggu kesehatan. Dalam hal ini bagi saya, tidak akan membuat saya eneg, mual, pusing, bahkan muntah. 

Kedua, penyedap Ajinomoto halal. Ada logo MUI di tertera jelas pada kemasan. Dulu kan sempat ada gonjang-ganjing vetsin dari babi ya. Sehingga mungkin gara-gara berita tersebut, masyarakat banyak yang mulai meninggalkan vetsin. Nah. Saya tidak perlu ikut-ikutan was-was. Saya yakin Ajinomot halal. Tidak mungkin kan, MUI mengeluarkan sertifikat halal sementara bahan baku Ajinomoto ini tidak jelas, bahkan terindikasi mengandung babi? Saya percaya MUI dan saya yakin Ajinomoto halal.

Ketiga, Ajinomoto berstandar kualitas Jepang. Ada tulisan seperti itu pada kemasan. Bagi saya yang awam ini, standar seperti ini bukan main-main. Jepang adalah negara maju, Ajinomoto juga sudah terkenal. Apabila Ajinomoto berani menggunakan statement seperti itu pada kemasan, berarti kualitas Ajinomoto juga tak bisa diragukan lagi. Mungkinkah tulisan itu abal-abal biar laris saja? Saya rasa tidak. Kalau memang abal-abal alias tidak terbukti, sudah jelas di era media sosial ini,Ajinomoto bakal kebanjiran kritik dan akan jadi viral. Zaman sekarang, masyarakat Indonesia sangat kritis dalam menyikapi sesuatu yang tidak benar. 

Keempat, rasa umami. Eh, saya baru lho, kalau ada rasa bernama“umami.” Apakah rasa umami itu? Umami itu semacam gurih, karena perpaduan aneka rasa yakni manis, asin, asam, dan pahit. Tapi bukan "rasa" Umami-nya yang membuat saya tertarik. Selain menimbulkan rasa yang lezat, umami membantu diet rendah garam. Cocok sekali buat saya yang tidak suka menggunakan garam terlalu banyak.

Nah, sekarang saatnya saya berbagi resep.

IKAN SUWIR BUMBU SAMBAL PEDAS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun