Saya mulai sadar akan pentingnya hidup aktif ketika saya memutuskan untuk melakukan diet sehat. Alasan saya berdiet waktu itu karena bobot saya sudah mau mencapai 60 kilo padahal tinggi badan saya cuma 149 senti. Dan saya merasa penampilan saya jelek sekali, memilih baju pun susah. Ya. Saya memang malas bergerak dan hobi sekali makan.
Awalnya saya melakukan olahraga sendiri seperti jogging di pagi hari, senam menggunakan DVD aerobik, naik turun tangga sendiri. Sebab menurut saya, waktu yang dibutuhkan cuma sebentar. Paling cuma 20 menit. Namun kegiatan tersebut terasa membosankan. Apalagi kalau pagi-pagi sudah gerimis. Boro-boro bangun melakukan olah tubuh. Yang ada saya malah tergoda untuk bergelum di balik selimut. Merasa tak ada gunanya melakukan olahraga sendiri, saya pun fitness.
Nah, fitness yang saya bayangkan selama ini adalah: tidak asyik, menyeramkan karena harus mengangkat beban, didominasi kaum adam yang genit dan nakal. Begitu masuk tempat fitness semua bayangan tersebut sirna. Saya justru ketagihan mencoba berbagai macam alat, ini-itu, dan tanpa terasa, tahu-tahu sudah satu jam. Apalagi di tempat fitness saya, anggotanya ramah-ramah. Didominasi ibu-ibu pula. Ya, meskipun kebanyakan dari mereka sukanya bergosip dan ramai sendiri, tapi saya enjoy melakukan olahraga angkat beban.
Biasanya saya melakukan fitness 3-4 kali seminggu. Saya mulai dengan pemanasan, angkat beban otot yang mau dilatih, dilanjutkan dengan kardio. Bisa treadmill bisa menggunakan sepeda statis.
Setelah rutin fitness, berat badan saya turun. Sekarang sudah 51-52 kilo saja. Efek bagusnya dari fitness selain membuat badan jadi mengecil adalah saya jadi tidak perlu kesakitan kalau menstruasi. Biasanya kan saya kalau mens suka sakit perut, kadang sampai muntah. Sejak fitness, kejadian menyakitkan itu tidak terjadi lagi. Aneh ya? Selain itu, fitness membuat saya tidur teratur dan nyenyak. Jadi bangun-bangun, badan saya terasa segar. Efek lain yang saya rasakan lagi adalah, penyakit anyang-anyangan saya lenyap, Alhamdulillah. Mungkin karena banyak minum ya. Kan kalau fitness bawaannya berkeringat dan butuh minum banyak sekali.
[caption id="attachment_362255" align="aligncenter" width="300" caption="Mau jalan cepat di treadmill"][/caption]
Cuma itu saja? Oh, belum. Kalau rutin fitness, saya malah jarang sakit. Maag atau flu, lewat. Aneh kan? Setelah saya membaca berbagai artikel, ternyata olahraga memang bisa menekan asam dalam lambung. Olahraga memang bermanfaat menghilangkan stres. Jadi pantas saja kalau maag saya malah sembuh. Fitness juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Alhasil saya jarang sekali terkena flu, bahkan tidak pernah seingat saya. Alhamdulillah.
Begitu bobot saya kembali normal, saya tidak lantas berhenti fitness. Saya keranjingan olahraga. Olahraga membuat saya menjadi lebih berenergi. Tak ada ceritanya mengantuk pagi-pagi. Segar sekali badan ini. Kalau dulu saya fitness bertujuan untuk menurunkan berat badan, sekarang saya fitness dengan tujuan: supaya sehat. Pernah di gym, beberapa kali ditanya. "Kenapa fitness? kan sudah langsing?" Saya jawab saja, "Biar sehat."
[caption id="attachment_362256" align="aligncenter" width="300" caption="Kardio dengan sepeda statis. Karena sepi, saya memotret diri sendiri memanfaatkan pantulan kaca."]
Memang banyak yang beranggapan kalau fitness tubuh akan menjadi berotot. Kalau cowok iya. Tapi kalau cewek, biasanya sih tidak setahu saya. Yang ada malah padat.
Menyadari betapa nyamannya efek hidup aktif bagi tubuh, terkadang saya jalan kaki kalau mau pergi ke suatu tempat. Padahal jarak tempuhnya lumayan jauh. Teman saya sampai keheranan. Dulu saya benci sekali bergerak. Sekarang malah ketagihan hehe.