Mohon tunggu...
WIDYA RIZKA DIVAYANTI
WIDYA RIZKA DIVAYANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

INTERNATIONAL RELATIONS STUDENT.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Qris Cross-Border: Diplomasi Ekonomi Indonesia Pemacu Semangat Pelaku UMKM di Marketplace Asean

16 Mei 2024   16:23 Diperbarui: 16 Mei 2024   17:01 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Saat ini Indonesia tengah melakuan transformasi digitilasi diberbagai aspek kehidupan, kemajuan teknologi yang berkembang saat ini telah menciptakan pola kebiasaan baru untuk masyarakat Indonesia yang semakin mengandalkan alat elektronik untuk menggantikan pekerjaan atau melihat persebaran informasi sudah lazim dilakukan. Kegiatan daring mulai banyak dilakukan sejak peristiwa covid-19 merebah, pembelajaran secara daring menggantikan pertemuan luring di sekolah dan masyarakat semakin terbiasa untuk melihat perkembangan informasi dan melakukan transaksi ekonomi melalui media elektronik seperti smarthphone. Sehingga mayoritas masyarakat mulai diperkenalkan dengan kegiatan ekonomi dan transaksi melalui media elektronik smartphone, mengingat layanan bank dan perangkat lunak seperti aplikasi seluler mulai melebarkan sayapnya ke era digital menjadi e-wallet atau mobile banking.

Kebutuhan masyarakat akan penggunaan transaksi digital melalui platform media pembayaran digital seperti DANA, OVO, GOPAY dan alat transaksi digital lainnya mulai merebah dan lazim dipergunakan dalam kegiatan ekonomi di masyarakat. Hal ini dikarenakan platform media pembayaran elektronik memberikan kemudahan untuk penggunanya karena dapat digunakan secara lebih fleksibel tanpa harus mendatangi langsung layanan ATM maupun bank dan menghemat waktu transaksi dengan biaya admin yang lebih murah, sehingga penggunaannya cenderung lebih efisien dan transparant untuk menjadi jalan alternatif melakukan transaksi. Namun ramainya penggunaan media platform transaksi elektronik di kalangan masyarakat mulai menimbulkan masalah dikarenakan pembayaran antar platform media transaksi elekronik tidak dapat dapat digunakan apabila menggunakan platform yang berbeda sehingga cukup mempersulit pengguna karena harus terlebih dahulu melakukan top up dan menginstal aplikasi platform yang serupa.

Seperti yang diketahui, untuk menjawab kesulitan masyarakat Indonesia ini, pemerintah bersama Bank Indonesia dengan cepat mengambil tindakan dengan menerbitkan Quick Response Code yang dapat digunakan dari berbagai platform media transaksi elektronik yang telah terdaftar dalam PJSP (Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran) berupa bank (m-banking) dan lembaga non-bank (DANA, OVO, GOPAY, dsb). QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) mulai diperkenalkan oleh Bank Indonesia sebagai alat bantu transaksi yang dapat digunakan oleh semua media platform transaksi elektronik sehingga mendapat respon yang baik di kalangan masyarakat dan pelaku usaha. Hadirnya QRIS dengan cepat menunjukan ke-efektivitasannya sebagai jawaban yang sempurna untuk menanggapi keresahan masyarakat yang tidak bisa melakukan transaksi antar platform Lembaga non-bank (DANA, OVO, GOPAY, dsb).

Tidak hanya mempermudah transaksi antar platform  media transaksi elektronik non-lembaga, setelah tiga tahun QRIS diluncuran, pihak Bank Indonesia kembali menerbitkan inovasi baru dari QRIS untuk memperluas target penggunaannya agar dapat digunakan di negara kawasan ASEAN. Cross Border QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard ) Linkage Payment diterbitkan sebagai kemudahan yang membantu masyarakat untuk mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi antar negara yang telah berafiliasi dengan pihak Bank Indonesia menggunakan mata uang Indonesia. Sebagai orang yang senang berwisata atau pelaku usaha, inovasi yang telah diberikan oleh Bank Indonesia menjadi suatu alternatif untuk melakukan transaksi antar-negara dengan mudah, cepat, efektif, dan cenderung murah karena tidak perlu melakukan konversi mata uang atau menggunakan platform transaksi digital internasional yang memerlukan waktucukup lama untuk dikonversikan ke mata uang Indonesia.

Melalui QRIS Cross-Border ini pemerintah turut menggunakan inovasi tersebut sebagai alat untuk melakuan diplomasi ekonomi dengan negara lain di kawasan ASEAN seperti Thailand, Malaysia, Filiphina, Vietnam, dan Singapore serta diharapkan dapat terus memperluas daerah kawasan QRIS ke- seluruh negara di ASEAN. Guna membangun diplomasi ekonomi yang menjadi salah satu pilar kebijakan luar negeri Indonesia jangka menengah, sebagaimana disebutkan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia dalam rapat tahunan 2023, QRIS Cross-Border menjadi salah satu peranan penting untuk indonesia mengembangkan perdagangan internasionalnya melalui aktor non-negara dan pembangunan ekonomi kawasan melalui penciptaan lapangan pekerjaan dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang semakin berkembang sejak QRIS Cross-Border diterbitkan.

Pemerintah Indonesia dengan percaya diri memperkenalkan QRIS Cross-Border melalui Konverensi Tingkat Tinggi G-20 yang dihadiri oleh 20 negara pada 2022 dengan Indonesia sebagai tuan rumahnya. Presiden Indonesia, Joko Widodo mengangkat tema pengembangan pembayaran lintas batas yang kemudian menghasilkan kesepakatan kerjasam antara pihak bank sentral Indonesia (Bank Indonesia)  dan bank sentral negara Thailand (Bank of Thailand). Hasil dari kerjasam ini memungkinkan wisatawan Indonesia dan customer dari merchant Thailand untuk memindai Thai QR Code dalam berbelanja, dan begitu pula sebaliknya.

Cross-Border QRIS tentu memacu semangat untuk para pelaku usaha mikro dan menengah agar dapat mengembangkan usaha mereka ke jangkauan yang lebih luas. Pelaku usaha UMKM dengan semangat mempromosikan usaha mereka melalui marketplace dengan target pasar masyarakat Internasional sehingga produk mereka dapat dijangkau oleh customer dari luar Indonesia. Hal ini menjadi peluang untuk pelaku usaha mendapat income lebih dari produk yang mereka pasarkan berkat adanya QRIS Cross-Border sehingga banyak dari pelaku usaha yang mulai menciptakan lapangan pekerjaan. Tidak hanya membuat lapangan pekerjaan untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia, produk pasar dari pelaku usaha yang di pasarkan ke e-commerce internasional dalam bentuk kesenian khas Indonesia juga memacu terjadinya diplomasi budaya sebagai aktor non-negara.

Sebagai pengguna QRIS yang turut menggunakan QRIS Cross-Border sebagai alat pembayaraan utama, pelaku usaha mikro dan menengah terus mengharapkan perkembangan QRIS ke kancah internasional sebagai alat pembayaran lintas negara asal Indonesia. Kemudahan yang disediakan oleh QRIS diharapkan dapat terus melebarkan sayapyna ke berbagai negara, tidak hanya di ASEAN, tetapi juga dapat berkembang terus ke negara kawasan Asia dan Eropa agar dapat mensukseskan diplomasi ekonomi untuk menaikkan devisa negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun