Mohon tunggu...
widyapi06
widyapi06 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Limbah Sungai Bedadung Memicu Kekhawatiran Baru

17 November 2024   19:47 Diperbarui: 17 November 2024   19:54 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Sungai Bedadung di Jember, yang menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat, kini menghadapi tantangan besar akibat pencemaran limbah air. Aktivitas rumah tangga seperti mencuci, mandi, hingga pembuangan sampah langsung ke sungai menjadi penyebab utama penurunan kualitas air di kawasan ini.

Penelitian menunjukkan bahwa limbah yang terakumulasi, terutama di area perkotaan, tidak hanya merusak ekosistem sungai tetapi juga berisiko mengancam kesehatan manusia. Pada musim kemarau, tumpukan limbah semakin mencolok, memunculkan bau tidak sedap yang mengganggu aktivitas warga di sekitar sungai.

Sungai Bedadung juga menjadi habitat bagi berbagai jenis ikan bernilai ekonomi. Namun, keberadaan logam berat seperti kadmium (Cd) telah mencemari beberapa spesies, khususnya ikan sapu-sapu. Kandungan Cd dalam ikan ini bahkan telah melampaui batas aman untuk konsumsi, menunjukkan dampak serius pencemaran pada rantai makanan.

Selain logam berat, penelitian juga mengungkapkan penurunan kualitas air berdasarkan parameter seperti oksigen terlarut (DO). Kondisi ini membuat lingkungan perairan Bedadung semakin sulit menopang kehidupan biota, termasuk spesies ikan lainnya yang menjadi sumber pangan masyarakat.

Sebagai salah satu sumber air baku PDAM Jember, kondisi Sungai Bedadung menjadi perhatian utama. Air yang tercemar membutuhkan pengolahan ekstra sebelum dapat digunakan, yang pada akhirnya meningkatkan biaya pengelolaan dan membebani pelayanan publik.

Upaya pemulihan kualitas Sungai Bedadung membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Peneliti merekomendasikan pembangunan fasilitas pengelolaan limbah, penguatan regulasi lingkungan, serta pengawasan ketat terhadap aktivitas domestik dan industri di sepanjang daerah aliran sungai (DAS).

Kesadaran masyarakat juga menjadi kunci dalam menjaga kebersihan sungai ini. Kampanye edukasi untuk mengubah kebiasaan membuang sampah ke sungai dapat membantu mencegah pencemaran lebih lanjut sekaligus melindungi ekosistem yang masih tersisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun