Mohon tunggu...
Widya Permata Sari
Widya Permata Sari Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA

Hobi saya membaca novel dan memelihara kelinci

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

11 September 2022   21:26 Diperbarui: 11 September 2022   21:53 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Ki Hajar Dewantara meyakini bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utamanya. Ia menggunakan konsep trilogi dalam pijakannya yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. 

Trilogi pendidikan itu memiliki arti bahwa seorang guru harus menjadi teladan (Ing Ngarso Sung Tuladha), guru harus menjadi role model yang dapat digugu dan ditiru. Untuk itu hendaknya seorang guru dapat menjaga sikap, perilaku, emosi, dan menanamkan nilai-nilai yang baik kepada siswa. 

Ing madya mangun karsa memiliki arti bahwa ditengah seorang guru harus menjadi mitra untuk memotivasi dan mengembangkan potensi dan bakat yang ada pada para siswa. 

Tut wuri handayani memiliki arti bahwa seorang guru harus ikhlas memberikan dorongan dalam arti yang luas agar setiap anak mampu berproses dan menjadi mandiri.

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan berbeda dengan pengajaran. Pendidikan memiliki arti yang lebih luas dari pengajaran. pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak. 

Maksud Pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sedangkan pengajaran merupakan bagian dari pendidikan dimana proses pengajaran merupakan proses transfer knowledge atau proses memberikan ilmu kepada siswa.

Pada saat melaksanakan pendidikan, seorang guru hanya bertugas untuk menuntun, membimbing dan mengarahkan. Seorang anak bukan tabularasa atau bukan diumpamakan seperti secarik kertas yang kosong, tetapi seorang anak merupakan secarik kertas yang sudah berisi tetapi masih berupa garis yang putus-putus, untuk itu tugas guru untuk menebalkan garis-garis tersebut. 

Di dalam mendidik siswa, seorang guru harus mempertimbangkan kekuatan kodrat yang ada pada siswa yaitu berupa kodrat alam dan kodrat zaman, guru tidak dapat merubah dasar kodrat alam yang sudah dimiliki, seorang guru hanya dapat memperbaiki lakunya hidup atau perilakunya. 

Guru juga diibaratkan sebagai seorang petani, dimana didalam mempersiapkan untuk proses penanaman benih harus dilakukan dengan persiapan yang matang,mulai dari pemilihan media tanam, pupuk, cara pemeliharaan, bahkan sampai ke cara mencegah dan melindungi tanaman dari serangan hama. 

Meskipun semua hal sudah dipersiapkan, terkadang terjadi hal-hal diluar kehendak. Dan seorang petani tidak dapat menerapkan cara pemeliharaan yang sama untuk semua jenis tanaman karena setiap tanaman memiliki kodratnya masing-masing. Hal itupun berlaku untuk seorang guru, kita harus memperhatikan kodrat alam yang dimiliki oleh siswa.

Pandangan saya terhadap murid saya sebelum saya mengikuti kegiatan diklat guru penggerak adalah saya masih terpaku pada diri saya, bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran 100% tergantung pada guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun