Setelah becak tergerus oleh perkembangan, beliau menjadi tukang parkir di Gereja bersama salah satu rekannya yang sekarang bekerja di Gereja. Hal itu juga bersamaan dengan 2 rekan lainnya yang tutup usia.
Jujur saja, dulu aku jarang melihatnya. Namun setelah pandemi berakhir, beliau sering terlihat olehku di ujung jalanan sana sambil duduk di bangku plastik. Entah saat masa SMA aku jarang melewati jalanan itu, entah memang baru sekarang lagi beliau kembali ke Bandung. Karena menurut informasi Ibuku, beliau merupakan orang Gunung Halu dan berteman baik dengan Kakekku.
Beliau juga memang rajin membantu orang dengan membawakan barang bawaan sejak dulu. Ibuku juga bercerita bahwa Almarhumah Buyutku sering dibantu olehnya saat membawa barang setelah turun dari mobil angkutan umum.
Begitulah sepenggal kisah Pak Kosim. Pak Ogah di ujung jalan yang duduk di atas bangku plastik.
Terima kasih, pak, sudah membantu warga sekitar dengan sangat baik. Walaupun tidak membantu banyak, namun kehadiranmu sungguh berarti bagi kami.
Terima kasih juga, pak, sudah setia membantuku menyebrangi jalanan setiap aku akan pergi kuliah. Terima kasih sudah berkontribusi dalam membantuku untuk menuntut ilmu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI