Mohon tunggu...
Widyalisti SejatiNingtyas
Widyalisti SejatiNingtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Surakarta

Membaca jurnal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjuangan Seorang Ibu Tunggal dalam Membangun Usaha dari Nol

9 Oktober 2024   20:36 Diperbarui: 9 Oktober 2024   21:18 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika berbicara tentang keberanian dalam dunia bisnis, kisah Ibu ES menjadi contoh nyata bagaimana kegigihan seorang ibu tunggal bisa mengubah hidup. Ibu ES, seorang ibu rumah tangga yang menjalankan perannya sebagai single parent, memulai usahanya dari nol pada tahun 2015 dengan keterbatasan modal dan tanpa pengalaman bisnis sama sekali. 

Mengandalkan tabungan pribadi serta pinjaman usaha, ia memutuskan untuk membuka toko alat tulis (ATK) bernama toko Jerlis. Namun, tantangan di awal tidaklah mudah, dan rasa ragu sempat menghampirinya. Meski begitu, dengan tekad yang kuat dan keyakinan bahwa ia mampu, Ibu ES berhasil mengubah kesulitan menjadi peluang yang membawa kesuksesan.

Motivasi Awal Memulai Usaha  

Bagi Ibu ES, alasan utama memulai usaha bukan hanya soal penghasilan, melainkan soal keberanian membuktikan diri. "Sebagai seorang ibu tunggal, saya ingin memastikan bahwa keluarga saya memiliki kehidupan yang layak. Meskipun modal terbatas dan saya tidak punya pengalaman, saya yakin bahwa dengan niat baik dan kerja keras, saya bisa melakukannya," ujarnya. 

Dorongan ini tidak hanya bersifat finansial, tetapi juga menjadi sebuah pernyataan bahwa sebagai seorang ibu, dia bisa mandiri dan bertanggung jawab terhadap masa depan keluarganya. 

Meskipun begitu, rasa tidak percaya diri sering muncul di awal perjalanan. "Awalnya, saya sering merasa ragu, apakah saya mampu. Apalagi sebagai ibu rumah tangga tanpa pengalaman bisnis, saya takut gagal. 

Tapi saya terus meyakinkan diri bahwa saya bisa, karena saya tahu bahwa usaha ini penting untuk masa depan keluarga saya," kata Ibu ES, mengingat masa-masa awal usahanya. Berkat keberanian tersebut, Ibu ES akhirnya mampu melewati tantangan awal dan membangun fondasi yang kuat untuk bisnisnya.

Menghadapi Tantangan Hidup dan Bisnis  

Dalam menjalankan usaha, Ibu ES tidak hanya dihadapkan pada tantangan internal berupa keraguan dan ketidakpastian, tetapi juga tekanan dari lingkungan sekitar. ""Namanya hidup, pasti ada yang tidak suka, bahkan ada yang ingin menjatuhkan. 

Saya mencoba tidak terlalu memikirkan itu dan lebih fokus pada usaha saya," jelasnya. Meskipun mendapatkan tekanan dari luar, Ibu ES terus berusaha untuk tetap maju dan memperbaiki usahanya. Tantangan ini tidak membuatnya gentar, melainkan memacu semangatnya untuk terus bekerja keras. 

Selain tantangan sosial, Ibu ES juga dihadapkan pada fakta bahwa ia harus mengelola bisnis ini sendiri. Tanpa pegawai, Ibu ES menjalankan seluruh operasional toko, mulai dari melayani pelanggan hingga mengurus stok barang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun