Mohon tunggu...
Al Widya
Al Widya Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

...I won't hesitate no more... just write...!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Crash (Part 4)

2 Februari 2012   03:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:10 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tugas penyelamatan kali ini sungguh sulit. Selain lokasi perbukitan yang selalu tertutup kabut, gempa vulkanik yang di sebabkan aktifnya gunung berapi yang berada tak jauh dari bukit dimana pesawat terjatuh menambah parahnya keadaan. Helicopter yang berpatroli dari udara juga tak membuahkan hasil mengingat tebalnya kabut bercampur asap. Krrriiiiiiiing……. Telepon di mejanya berbunyi….


“ Selamat pagi..”


“ Oh, bapak mentri…. Siap… Kami akan berusaha sekuat tenaga…”


“ Baik, untuk sementara belum ada informasi korban yang selamat.. “


“ Bagaimana?.... ada yang bisa menghubungi keluarganya?.... kapan?..”


“ Oh.. ya… kami juga masih terhubung dengan pramugara pesawat saat itu..”


“ Baik.. terimakasih…”


Setyo meletakkan ganggang telepon lalu duduk.. ia sedang memikirkan kemungkinan kemungkinan penyelamatan…. Kemudian ia berdiri…. “ Arya…. Kita meeting sebentar, panggil staff yang lain.. segera…”




“ Baiklah, kita pada kesepakatan akhir… Team 1, 2 dan 3… pantauan dari udara..”


“ Siap, komandan…”


“ Team 4 dan 5.. menyisir dari utara karena sesuai peta lokasi, jalur ini tidak terlalu terjal dan medan tidak berbahaya…”


“ Siap…”


“ Team 6 dan 7, menyisir dari sepanjang sungai yang mengelilingi bukit, di mulai dari bagian paling selatan menuju utara. Jangan lupa persiapkan perahu cadangan karna kondisi sungai agak dangkal dan berbatu batu.. dan bersiap dengan adanya kemungkinan serangan buaya-buaya ganas...”


“ Siap ndan…”


“ Pak Tri… bagaimana kondisi pasca gempa bumi tadi padi? ...”


“ Masih stabil, ndan… namun tetap mengeluarkan debu vulkanik dan ada kekhawatiran mengeluarkan gas beracun…”


“ Kalian berangkat dalam satu jam…. Heliakan mengantar Team darat dan sungai ke lokasi, baru kemudian team 1,2 dan 3 menuju lokasi masing masing. Perjalanan menuju lokasi diperkirakan memakan waktu 30 menit saat ini pukul 06:30 kita punya waktu yang cukup panjang hari ini, semoga cuaca mendukung dan saya harapkan kalian berhati-hati mengingat medan yang cukup sulit dan perhatikan dengan kondisi gunung berapi yang tengah aktif saat ini, tetap pergunakan masker mendekati pegunungan yang masih aktif..… Good luck..!!


“ Siap..!!” Serentak seluruh komandan team yang hadir dalam rapat itu menjawab. Dengan cepat mereka bergerak mengkoordinir anak buah mereka masing-masing menuju heli yang telah menunggu di halaman depan kantor.


-----


Pagi itu sudah dua jam rombongan Bobby dan Atta berjalan menyusuri perbukitan.. luar biasa luas sekali perbukian ini. Dari kompas yang mereka bawa menunjukkan bahwa mereka berjalan menuju arah utara.. entahlah apa yang akan mereka temukan nanti, mudah-mudahan mereka segera keluar dari hutan belantara dan semak semak-berduri yang terkesan tiada habisnya.


Rasa lelah memaksa mereka berhenti sebelum memasuki hutan lebat berikutnya. Tiba-tiba… aaaahhhh… help me..!!! suara seseorang meminta tolong dari arah belakang. Ternyata salah seorang dalam rombongan tengah berjuang menahan belitan seekor ular Sanca sebesar paha orang dewasa… rombongan lainnya merasa merinding melihat pemandangan yang mengerikan dimana perlahan tapi pasti ular tersebut meremukan tulang tulang pria itu hingga lemas dan akhirnya tak bergerak lagi.. mati..beberapa laki-laki dalam rombongan sebenarnya telah berusaha menghela ular tersebut dengan kayu dan melemparinya dengan batu, namun ular raksasa tersebut tak menghiraukan. Setelah ia yakin mangsanya tak bernyawa lagi ular itu menelan mayatnya tak sampai memakan waktu lama, hanya sekitar sepuluh menit .


Rombongan sempat syok melihat pemandangan di hadapan mereka… Atta hanya bisa terpaku lemas menyadari di sekitar mereka mungkin ada berbagai jenis binatang buas yang kelaparan dan akan memangsa mereka satu persatu. Sia-siakah perjalanan penyelamatan ini?


Bobby menginstruksikan masing masing untuk membuat obor dari ranting ranting kayu di sekitar mereka mengantipasi binatang buas yang mungkin saja tiba-tiba muncul dan menyerang mereka. Ia juga menyarankan semua untuk berjalan saling berdekatan dan jangan terpisah terlalu jauh supaya jika terjadi apa-apa bisa saling membantu.


Tak berapa lama mereka sampai di tepi sungai. Bobby dan beberapa pria memotong pohon-pohon di sekitar untuk membuat rakit. Baru beberapa menit mereka bekerja tiba-tiba dari arah sungai bermunculan segerombolan buaya-buaya mendekati mereka.


“ Everybody… move back.. follow me… “ Bobby berteriak sambil berjalan menuju sebuah bukit kecil tak jauh dari tepi sungai yang landai.


Namun buaya-buaya sepertinya sangat ganas dan kelaparan. Beberapa orang sempat tersambar ekor buaya dan segera mendapat bantuan seadanya. Dengan sebuah batang pohon sebesar lengan dan dengan sisa-sisa tenaga mereka bersama-sama menghalau buaya-buaya supaya menjauhi mereka.


Herannya buaya itu kelihatannya tidak takut dengan batang pohon yang menghalau mereka, dan tetap merayap mendekati rombongan yang semakin ketakutan… apalagi anak-anak menjerit-jerit melihat buaya-buaya ganas itu semakin mendekati mereka.


13281504801560676609
13281504801560676609
Mereka memutuskan kembali masuk ke hutan demi menghindari korban karena tidak mampu lagi menghadapi serangan gerombolan buaya yang jumlahnya lebih dari limapuluh ekor. Namun sebelum memasuki hutan mereka dikejutkan oleh auman kawanan harimau yang berukuran sangat besar dan memancarkan sinar mata tajam kearah manusia di depannya. Bobby yang berada di depan berhenti melangkahkan kaki. Hatinya diliputi kebimbaangan….. Atta memahami posisi mereka yang sangat sulit dan hanya mampu terdiam… berdo’a dan berharap keajaiban.


“ Doooorrrr…. Dooooorrr…..“ tiba-tiba suara tembakan menggema di dalam hutan.


Buaya-buaya berlarian masuk kembali kedalam sungai demi mendengar suara tembakan dan melihat beberapa dari kawanan buaya mati terkapar karna terkena peluru panas dari team SAR yang menyusuri sungai.


Harimau itupun segera melompat masuk kembali ke dalam hutan dan dalam sekejap menghilang….. Bobby , Atta dan rombongan lainnya bernafas lega ketika menyadari team SAR telah menemukan mereka…


Operasi penyelamatan berhasil mengembalikan sebagian penumpang yang selamat ke Negara mereka masing-masing.Atta menemui Ikrar dan keluarganya di Bandara Soeta.


Penghargaan setinggi-tingginya disampaikan kepada Bobbyyang telah membantu misi penyelamatan penumpang dari maskapai penerbangan. Pengalaman mencekam yang tak mungkin terlupakan……….

1328150536713170660
1328150536713170660






[ Ends of the story.... thanx for being with me..!!!!! ]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun