Mohon tunggu...
Al Widya
Al Widya Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

...I won't hesitate no more... just write...!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Crash (Part 3)

31 Januari 2012   03:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:15 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari masih gelap..Atta memandang di udara.. sesuatu telah terjadi… gempa bumi!!… dari tempat mereka berdiri terlihat kilatan kilatan merah dari arah puncak gunung diikuti gerakan tanah yang cukup membuat hati berdebar debar. Kabut tebal yang menyelimuti bukit tiba tiba bercampur debu tipis berwarna putih… debu vulkanik..!! Atta segera berteriak kepada orang orang untuk menutupi wajah dan mata mereka dari siraman debu vulkanik…gadis itu segera menemukan Bobby yang sedang membantu seorang kakek.

“ sial… ternyata kita terdampar di gunung berapi yang aktif… bagaimana ini??” Atta merapatkan jaketnya dan memasang tutup kepala menghindari siraman debu vulkanik ke matanya.

“ Tenang dulu Atta… kita tetap survive… saya akan coba membuat tanda dengan asap… kebetulan kita dapatkan ban pesawat yang sudah rusak parah, mudah mudahan asapnya mampu menembus kabut..” Bobby masih memiliki kekuatan yang secara tak langsung menenangkan hati Atta yang hampir putus asa.

Beberapa waktu berlalu keadaan tak kunjung berangsur baik. Beberapa orang mengeluh pusing dan mual…Atta pun mengalami hal yang sama… celaka… gunung berapi yang tadi pagi mengeluarkan debu vulkanik sekarang bertambah menyebarkan gas beracun… Atta segera menutupi hidungnya dengan masker seadanya… agak sesak dadanya namun setelah ditutup dengan masker pusingnya berangsur hilang… ia segera menganjurkan orang orang menutup hidungnya dengan apa saja menghindari gas beracun yang berasal dari gunung berapi tak jauh dari bukit tempat mereka terdampar.

13279808181058596810
13279808181058596810
Sialnya beberapa manula tak sanggup menghadapi hembusan gas beracun.. beberapa diantara mereka mati lemas keracunan gas dan sisanya hanya bisa menunggu waktu… Atta dan Bobby bersama beberapa orang memutuskan untuk menuruni bukit ini… walau kelihatannya kondisi bukit agak berat mengingat tempat ini mungkin belum pernah di jamah manusia sebelumnya. Mereka tetap memutuskan bergerak menuruni bukit dengan sisa sisa kekuatan yang ada. Rombongan yang tersisaberjumlah dua puluh dua orang sementara kedelapan orang yang meninggal karna menghirup gas beracun di kuburkan seadanya di tempat itu.

Menuruni bukit ternyata tidaklah semudah yang mereka bayangkan. Bobby dan beberapa pria yang berada di depan harus menerjang semak semak yang cukup lebat dan berduri. Atta yang berada di tengah ikut membantu para wanita dan anak anak yang sesekali menangis dengan kondisi yang sangat tidak nyaman.

“ Everybody…. Cover your face..!!! suara bobby terdengar menggema di tengah perbukitan yang lebat dan berkabut.

“ What happen..!!! Atta menyahut dari belakang.

“ Volcanic dust…….!!!!! Hurry up….. be careful…!!!“ Bobby berteriak namun suaranya terdengar kurang jelas karna ia menutupi wajahnya dengan jaketnya. Ya tuhan…. Apa lagi ini…. Sampai kapan kami terjebak dalam situasi seperti ini???

Atta segera menutupi wajahnya dengan syal yang memang kebetulan ia kenakan, sambil melangkahkan kaki ia tak henti berdo’a memohon pertolongan dari yang maha kuasa.

-----

“ Bagaimana kondisi di lokasi…” Koordinator team SARSetyo berkoordinasi dengan staffnya.

“ … Saya khawatir dengan keselamatan mereka, Gempa dan semburan debu vulkanik tadi pagi semakin mempersulit kami mendeteksi lokasi jatuhnya pesawat, ndan…” Koordinator lapangan melaporkan situasi terkini.

“ Bagaimana kemungkinan menyisir dari darat?...”

“ Berat, ndan….. lokasi perbukitan terjal dan kabut sangat tebal… tetapi saya tetap memberangkatkan dua team menyisir dari arah utara dan selatan..”

Setyo terduduk lemas di bangku posko. Beban berat berada di pundaknya. Komunikasi terakhir dengan seorang pramugara pesawat yang selamat menyatakan bahwa masih ada sekitar 30 orang yang selamat dari jatuhnya pesawat.. Dan ini sudah lebih dari 24 jam sejak kejadian. Bagaimana kondisi mereka saat ini? to be continued...............................................

[ Next part will be more complicated.... Atta and the rest who survive try to get out of the critical situation, but.........]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun