Mohon tunggu...
Al Widya
Al Widya Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

...I won't hesitate no more... just write...!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Crash.... (Part 2)

29 Januari 2012   14:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:19 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13277322571305286347

Baru limabelas metermereka keluarterseok-seok dari reruntuhan pesawat, tiba- tiba lambung pesawat meledak..!!!untung saja ada pohon cukup besar yang melindungi mereka dari percikan api dan lemparan benda keras dari reruntuhan pesawat..


Gadis itu bersandar di pohon… bersama sekitar 30 penumpang yang selamat…Atta melihat seorang laki laki membantu penumpang yang terluka dengan peralatan seadanya.


" Is there anybody have a handphone?......" pria itu yang ternyata salah seorangsteward kabinberusaha berkomunikasi dengan penumpang yang sebagian besar warga asing….


Tiba tiba gadis itu, Atta .. tersadar… tas kecil hadiah dari kekasihnya Ikrar masih tergantung di badannya… ia segera membukanya… semua masih utuh.. dompet.. passport.. handphone… huft.. thank’s God…. Ia segera menekan tombol on mode .. sesaat kemudian ia mencoba menghubungi nomor milik Ikrar…..


‘Tuuuut…. Tuuuuut…. Tuuuuuut….. masuk…. Tuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuut….. mati…..’ huh… sial.. no signal…. Tapi minimal tadi sudah masuk… mudah mudahan Ikrar melihat reportnya….’


Atta segera mengangkat tangannya… memberitanda bahwa ia mempunyai benda yang di butuhkan…


" Oh.. thank’smiss……" steward itu meraih selular Atta


" Atta from Indonesia…" Atta menyebutkan namanya begitu pria itu duduk di sebelahnya…


" Saya juga dari Indonesia, miss Atta…. Saya Bobby… Ah… di sini tidak ada sinyal… saya coba di atas bukit kecil itu… " Bobby berlari menuju tempat yang agak terbuka di hutan ini… dari kejauhan terlihatBobby berusaha menghubungi seseorang… tak berapa lama ia kembali…


" We are save…!!! The helicopter will find us in an hour….!!!" Huft…. Akhirnya…


Atta tak henti mengucap syukur…


" Thank’s miss Atta… " Bobby tersenyumgembira sambil menyerahkan selular kepada Atta. Gadis itu segera berjalan menuju bukit kecilyang didatangi Bobby….


" Tuut… tuuut… halo.. Atta..!!!!thanxGod…. Dimana kamu, sayang…. " suara Ikrar terdengar sangat kecil dan putus putus… namun Atta merasakan kecemasan campur kelegaan dalam suara itu..


" Lokasi masih belum jelas yang pasti….. tuuuuuuuuuuuut…… halo… halo… Ikrar…!!!!......" handphone tiba tiba mati.. seiring turunnyakabuttebal di pegunungan itu… hawa dingin menusuk tulang… dilihatnya jam di pergelangan tangan…. Pukul11.00 wib…..


" Sudah hampir satu jam… mengapa tim SAR belum juga datang?... "Atta bergumam…


" Miss Atta… bisa pinjam handphone lagi?...." Bobby mendekati gadis itu… dan Atta segeramenyerahkan benda itu…..


Bobby berjalan menuju bukit kecil dan berusaha mencari cari sinyal namun kelihatannya ia kesulitan menghubungi seseorang… tak lama kemudian pria itu kembali….


"huuuuh… tak satupun bisa dihubungi…. Bagaimana ini…. Kalau sampai malam kabuttebal dan suhu udara sangat dingin… kita tidak punya persediaanlogistik…" Bobby mengeluh kepada Atta… ia mengkhawatirkan para penumpang yang mengalami luka-luka da beberapa lansia.


“ let me help you, kita data dulu para penumpang yang selamat lalu kita usahakan mengambil benda-benda dari puing- puing pesawat, barangkali ada yang bisa di manfaatkan… bagaimana?”


“ Great… thanx ya miss. Atta….” Bobby mengangguk setuju.


Beberapa priamembantu Bobby masuk ke dalam puing-puing pesawat sementara Atta dan beberapa wanita mendata para penumpangyang selamat… seluruhnya berjumlah 30 terdiri dari empat belas wanita, dua belas pria dan lima orang anak anak..


Tak berapa lama rombongan Bobby telah kembali… sungguh melegakan karena mereka masih menemukan tiga dos makanan kaleng, satu box besar roti kering dan lima dus minuman kaleng. Thank’s GOD… meski tim SAR belum juga datang setidaknya kami tidak kelaparan.


Kabut tebal masih menyelimuti pegunungan ini rasanya mustahil bagi Tim SAR menemukanlokasi jatuhnya pesawat meski dari jarak dekat apalagi malam mulai menjelang.. para pria berusaha membuat tenda darurat dari parasut sebagian membagikan selimut yang mereka dapatkan dari dalam pesawat sekedar menepis dinginnya kabut yang menusuk tulang. Sebagian membuat api unggun dari ranting dan puing puing pesawat yang terbuat dari kayu dan tripeks…



*****


Hari kedua...


“ Earthquake.. !! seseorang berteriak diantara para penumpang pesawat yang masih terlelap…tiba-tiba tanah bergetar...  *to be continued..........................





[Next story tells about the disaster.....hmmmmm... getting tight..!!!]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun