Mohon tunggu...
Al Widya
Al Widya Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

...I won't hesitate no more... just write...!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rha.. Sha.. [End of the Story]

25 Februari 2012   02:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   10:00 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pameran lukisan di Graha Indah terselenggara dengan sukses. Elang semakin menetapkan dirinya sebagai pelukis ternama di negeri ini. Bahkan beberapa kolektor dari Negara-negara tetangga memesan lukisan dengan harga selangit. Elang puas dengan hasil karjanya selama ini. Semua ini tak lepas dari dukungan Sha.. gadis yang sangat di cintainya.. ah.. tiba-tiba rindunya pada Sha menyeruak dalam dadanya. Sedang apa dia di sana? Apakah ia juga merindukannya?

Hari terakhir penyelenggaraan pameran membuat hati Elang berdebar-debar tak karuan. Sudah dua minggu ia meninggalkan rumahnya, meninggalkan cintanya di sana…

“ Selamat pagi…. Sukses ya… maaf baru bisa datang di hari terakhir…” Sha….!!!Elang merasa jantungnya hampir copot memandang gadis yang di rindukannya itu berdiri tepat di hadapannya.

“ Sha… saya tidak menyangka kejutan ini… apa khabar shayang..” Elang meraih tangan gadis yang sangat dirindukan itu dan memeluknya.

Namun sedetik kemudian Elang benar-benar tekejut ketika Sha menghindari dekapan rindunya. Ada apa ini? Sudah secepat itukah hati gadis ini berubah?

“ Maaf… maksud saya, ah.. bukankah kita baru bertemu yang kedua kali ini… ??” gadis itu menjelaskan situasi yang kelihatannya sangat sulit baginya.

“ Sha… bukankah kita telah saling mencintai? Ada apa denganmu Sha?...” Elang tak mampu menyembunyikan kekecewaannya. Ia tak melihat sinar mata terpancar penuh cinta dari gadis yang berdiri di hadapannya itu. Ia juga tak mencium bau harum yang khas dari tubuh gadis itu.

Sha, gadis itu memandang Elang sejenak dan segera menyadari apa yang telah terjadi, lalu segera melangkah menjauhi Elang yang masih dipenuhi tanda Tanya di kepalanya. Ternyata benar mimpi itu… Rha.. kamu datang dan tersenyum bahagia, mengisyaratkan cinta sejati yang telah kau dapatkan dari seorang pria. Sha mempercepat langkahnya menghindari tatapan Elang yang tak mampu ia terjemahkan. Ia tak sanggup menjelaskan apa yang sedang terjadi sebenarnya.

Menyadari hanya gadis itu yang bisa menjawab tanyanya, Elang segera mengejar Sha yang telah berada di luar gedung.

“ Tolonglah… beri saya penjelasan.. ada apa sebenarnya? Tegakah kamu menghancurkan cinta saya?...” Elang berusaha menahan kepergian Sha.

Gadis itu memandang ragu seakan dalam kebimbangan yang sangat dalam. Namun akhirnya ia menghentikan langkahnya.

“ Kapan kamu pulang?”

“ Besok… “

“ Datanglah ke rumah saya… ada sesuatu yang harus kamu ketahui..”

-----

Rumah berdinding kayu itu sangat asri. Di halamannya terdapat berbagai tanaman hias terawat dalam pot-pot putih. Teras berlantai keramik warna hijau menambah keasriannya. Elang baru saja melangkah di teras ketika pintu terbuka. Sha sudah berada di sana.

“ Oh… jadi kalian kembar… dan Rha kembaranmu sudah meninggal??..” terasa lemas sekujur tubuh Elang menyadari apa yang terjadi selama ini. Mengapa ia tak menyadarinya? Apakah ia telah dibutakan oleh kesepian, sehingga membedakan manusia dengan arwah saja tidak bisa? Namun ia tak menampik Rha memang begitu nyata……. Sama persis dengan gadis yang ada di hadapannya…..

Dalam perjalanan pulang Elang masih belum bisa mempercayai apa yang terjadi. Rha… ya… arwah penasaran itu begitu sempurna di matanya. Ah… Rha.. tak bolehkah aku merindumu... datanglah malam ini Rha… seperti malam-malam sebelumnya… hangatkan jiwaku.. hapuskan rinduku padamu…. Akhirnya Elangpun memejamkan matanya.

“……………… maafkan saya cintaku… jiwaku telah tenang menemukan cintamu… maafkan aku harus meninggalkanmu.. kutitipkan saudaraku padamu… cintailah ia, seperti kamu mencintaiku… percayalah…. Cintaku selalu hanya untukmu dalam jiwa kembaranku….” Elang berlari mengejar Rha yang seakan melayang terbang dengan cepat meninggalkan dirinya yang terpuruk.

-----

Pagi itu Sha dan Elang berziarah ke makam Rha. Dalam perjalanan pulang Sha banyak bercerita tentang saudara kembarnya itu.

“ Rha datang dalam mimpi saya tadi malam…” Elang tiba-tiba memecah kesunyian setelah sekian menit mereka berjalan dalam kebisuan.

“ Ah.. jangan terlalu dipikirkan… Rha sudah tenang di alam sana… boleh saya melihat lukisan Rha??... ” Sha sengaja mengalihkan perhatian., padahal Ia mengalami mimpi yang sama… dan intinya Rha meminta Sha dan Elang menyatu dalam cinta… tetapi mungkinkah?... Sha tidak sedetikpun mempunyai rasa terhadap Elang…

“ Datanglah kapan saja kamu mau…. “ Elang sebenarnya ingin menceritakan perihal mimpinya kepada Sha, namun entah mengapa ia melihat gadis yang berjalan di sebelahnya itu tidak seperti wanita yang di cintainya, yang begitu hangat dan mesra. Gadis itu begitu dingin dan kaku… walau sebenarnya setiap menatap matanya Elang merasakan getar-getar yang aneh dalam hatinya. Sebersit harap hadir akan kerinduannya terhadap kekasihnya di mata Sha…

-----

“ Selamat sore…” Sha gadis itu berdiri di depan pintu… cantik sekali…meski tanpa senyum di sana.. ah.. Elang menepis bayang semu di matanya.

“ Silahkan masuk… “ Elang memperhatikan Sha dari ujung rambut sampai ke ujung kaki dari belakang gadis itu. Ia sungguh ingin meyakinkan bahwa gadis itu bukan kekasihnya.

Sha meletakkan kamera yang dikalungkan di lehernya di atas meja… ini pertama kali ia memasuki rumah Elang.. hmm.. cukup nyaman… Pandangan matanya menyapu dinding ruangan yang dihiasi dengan beberapa bingkai lukisan.

“ Galery saya ada di atas… kita ke atas saja ya….”

“ Ok… “

Dalam ruangan yang cukup luas itu jelas sekali terlihat mata itu begitu takjub memandang sederet lukisan karya Elang… ah.. reaksi yang sama ketika dulu kekasihnya memasuki ruangan ini untuk pertama kali.

Sha berhenti tepat di depan lukisan dirinya sendiri.. ah.. bukan.. itu Rha.. saudara kembarnya… agak lama ia memandang lukisan tersebut… ia mengamati lukisan sempurna berbingkai emas di dinding.. ada sesuatu yang Ia pikirkan…. Kemudian ia menggelengkan kepalanya…..

“ Lukisan yang Indah…” Sha berkata lirih dan tatapan matanya tetap pada lukisan itu…

“ Kalau mau, saya bersedia melukismu….” Elang sengaja menawarkan harapan untuk memandang mata itu lebih lama….

“ Tidak… saya suka mengambil gambar obyek lain dengan kamera tapi saya tidak suka di foto atau di lukis… terima kasih…” Sha menolak harapan itu….Elang menangkap sesuatu yang tak ingin diungkapkan di mata gadis itu...

“ Kamu boleh membawa lukisan ini…”

“ Benarkah..?? “ mata Sha tampak berbinar… Elang tahu gadis itu menginginkannya…

“ Tetapi tolong dirawat… jangan sampai rusak… dan saya di beri nomor yang bisa dihubungi….”

“ Pasti… ini kartu nama saya… terima kasih… saya pamit dulu ya….”

Sha meninggalkan Elang yang masih belum mampu menata hatinya… huft… dunia ini memang penuh keajaiban.. begitu sempurna Tuhan menciptakan kesamaan pada diri Sha dan Rha… ah… Elang hanya mampu memandang tubuh Sha pergi menjauhi rumahnya.

-----

Hmmmm….. Pantas saja pria itu memandang dirinya seakan hendak menerkam. Rha… lukisan dirimu begitu sempurna… Pantas saja ia begitu kehilangan dirimu… kau indah Rha……Pantas saja ia begitu memujamu.. Kau begitu membuai angannya… lihatlah dirimu Rha…

Sha, gadis itu tersenyum memandang lukisan yang terpasang di dinding kamarnya. Ia saja yang bukan penikmat lukisan mampu merasakan sesuatu yang membara dalam lukisan yang dibuat dengan rasa cinta yang menggelora………………….

………….. Kau pasti mampu meraih cinta itu, Sha….. ia begitu mengagumimu… lihatlah pria kesepian itu… ia mendambamu… tak mampukah kau mencairkan gunung es dalam hatimu sejakBayu meninggalknmu… kau dulu sangat ceria… lebih bahagia dariku… mengapa sekarang kau kunci rapat-rapat hatimu?... ayolah saudaraku… kupilihkan seseorang yang terbaik untukmu… jangan menyakitinya... dan jangan membohongi hatimu… bukalah hatimu untuknya…………………………

… triiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinng………Ah…. Sha terbangun dan memandang jam di dinding… pukul 02:00 wib… huft… ia meraih handphone yang memberi tanda ada e-mail masuk, dari Elang…. Malam-malam begini mengirimkan email?....

“ Ini bukan hasil jepretan fotografer professional, namun objek dalam foto itu memang indah….. semoga menikmati….” Pesan singkat di ikuti lampiran beberapa foto-foto dirinya.. ah.. bukan …. itu Rha…… cantik sekali Rha dalam balutan dress warna biru yang sedikit terbuka…. Hmmm…… sungguh mereka saling mencinta…….

Sha segera mengambil kabel USB dan menyambungkan handphone ke komputer, mengedit dan mencetak foto-foto itu……………indah…….ia memandang ke cermin… sayangnya ia tidak memiliki keindahan itu… tatapannya kosong .. senyumnya dingin… ah tidak ada cinta di sana…. Sha mendesah…. Hhhhhhhh…… ada apa ini?... mengapa aku begitu iri terhadap kebahagian Rha?...... ah… angin malam yang berhembus… coba merasakan galau hatiku… dimana adanya cinta itu?....mengapa mautpun tak jua memisahkan hati kami?.....apakah kembar identik berarti hanya memiliki satu jiwa? Mengapa ia seperti merasakan kerinduan itu walau tak mampu menjamahnya… Entahlah…. Sha membuka almari pakaiannya… diambilnya sebuah lingerie putih milik Rha…. Hmmmm…… lingerie dalam lukisan itu…..

_____

“ Sha, ijinkan saya memilikimu……” Elang memandang mata itu.. ada kebimbangan di sana…. Elang sengaja mengajak gadis itu ke sebuah danau tak jauh dari rumahnya.

“ Maaf…. Saya belum mampu menjawabnya sekarang…..” Sha berjalan menjauhi Elang yang memandangnya dengan penuh harap. Ia tahu Elang sangat menginginkannya. Sha menyadari sebenarnya Elang menginginkan cinta Rha ada dalam dirinya…. Ah… mustahil… Sha dan Rha adalah pribadi yang berbeda walau satu jiwa…..

Elang sudah tidak mampu menahan hasratnya akan cinta… kerinduannya akan kasih yang membuncah dalam dadanya membuat ia sedikit berlebihan sehingga Sha merasa seperti ditekan perasaan.. ditariknya tubuh Sha dalam pelukannya… gadis itu sedikit meronta… namun rengkuhan tangan kekar Elang tak mampu ia tepiskan…. Dengan sekali gerakan tersingkaplah jaket gadis itu…. Elang terbelalak ketika ia mengusap pundak Sha yang sedikit terbuka…..

“ Kamu…. Ah..Apa maksud semua ini..??? “ Elang mencengkram kedua lengan Sha… gadis itu hanya mampu merintih….. sedetik kemudian Elang sadar dan segera melepaskan cengkramannya.

“ Itulah yang saya herankan sampai saat ini... sejak saya melihat lukisan itu…. Lukisan itu adalah lukisan saya… Rha tidak memiliki luka di pundaknya… luka itu milik saya… Tapi saya bersumpah tidak pernah menemuimu sebelum kita bertemu di pameran… maafkan saya….”Sha segera berlalu meninggalkan Elang yang tetap diam memandang danau.

Sha berjalan menyusuri hutan pinus... sore itu udara sangat cerah.. angin bertiup semilir memainkan rambut lebatnya yang tergerai sebatas bahu. Pikirannya kembali ke beberapa bulan yang lalu. Mengapa tiba-tiba ia menemukan dirinya terbangun dengan mengenakan lingerie putih milik Rha… mengapa mimpi-mimpinya bercinta dengan Elang tak mampu ia tepiskan…. Mimpi atau kenyataan..?? apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah sebagian jiwa Rha yang ada dalam dirinya telah menguasainya? Mungkinkah sebagian jiwanya sebenarnya mencintai pria itu? Aaahhhh….. Sha semakin bingung… kepalanya pusing.. pandangannya kabur… berputar-putar… dan gelap…………………………………………………

_____

Sha membuka matanya....dan genggaman tangan itu hangat ia rasakan…. Ia masih belum mampu berfikir.. Ah dimana ini?... sayub-sayub ia mendengar seseorang berbicara…

“ Biarkan ia beristirahat…. Ia hanya sedikit lelah….mungkin terlalu banyak beban pikiran.. berikan obatnya setelah makan ya….. tolong jaga kandungannya…jangan sampai kecapean…. saya pamit..”

“ Terima kasih, dok…..”

Sha baru menyadari bahwa sesuatu telah terjadi terhadap dirinya…ia berada di rumah Elang…. Dinding kayudan lukisan-lukisan itu ia kenal……..

“ Sha…ah sudah sadar rupanya…” Elang yang baru memasuki ruangan segera mendekati gadis itu dan menggenggam tangannya

“ Apa yang terjadi?....”

“ Kamu… hamil… maaf kalau saya terlalu membuatmu tertekan… itu pasti anak saya….” wajah pria itu kelihatan merasa bersalah.

Hening sejenak… keduanya tenggelam dalam pikirannya masing-masing… ternyata benar… Sha yang datang mengunjungi Elang di malam-malam yang dingin tetapi jiwa Rha yang ada di dalamnya….

“ Apakah kita telah…….” Sha menggantung pertanyaannya menunggu reaksi Elang.

“ Ya… beberapa kali… “ Elang menghela nafas pajang seolah melepaskan beban dalam dadanya…

“ Benarkah?....” Sha seperti tidak percaya…

“ Jangan khawatir… saya akan mempertanggung jawabkannya….Elang tersenyum..

“ Jadi……”

“ Saya akan menikahimu segera……” Elang mempererat genggaman tangannya dan tanpa sadar gadis itu membalas genggaman tangannya. Ada kelegaan di mata itu…….. terima kasih Rha… telah engkau kirimkan cinta itu padaku… elang berbisik dalam hatinya………………………………………………………………..end…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun