Mutiara, Oktober 2011.... Memandangmu seperti rangkaian bunga indah dan harum semerbak. Kupeluk gadis kecil berbalut gaun warna pink kesukaannya. Kuelus rambut hitam lebatnya... cintaku pada Sha tak terhingga.... " Bundaaa...... Sha mau balon itu.." Sha merengek rengek minta balon Kupanggil sang penjual balon di sekitar taman ini. " Da.... Balonnya.... Ambiak limo yo.... Bara sadonyo?...." " Sapuluah ribu, ni... itu anaknyo, ni.... onde mande... lai rancak bana..." penjual balon memuji Sha.. kemudian ia segera mengulurkan lima buah balon warna warni padaku. Aku tersenyum bangga... Sha memang cantik.. Kupanggil Sha dan kulihat matanya berbinar binar tanda sukacita... ah aku bahagia melihat gadisku ceria.......... ***** Shanty, Lima tahun yang lalu............... Sebenarnya apa yang terjadi di rumah ini? Aku tahu uni merasa begitu asing berada di rumah sendiri. Aku sadar, saat ini uni merasa begitu jauh dengan uda Sandy, suami uni sendiri. Ini semua karna kehadiranku. Aku merasa semua mata menyalahkanku. Apa sebenarnya salahku? Sejak uni meneruskan study ke luar negeri yang merupakan impiannya sejak dulu dan memiliki rumah indah diatas bukit yag merupakan impian kalian berdua sehingga uni rela bekerja membantu uda Sandy mewujudkannya. Namun apa balasannya setelah semua ini tercapai? Uda Sandy menemukan pelabuhan lain tempat ia menjamah cinta selain uni Mutia.. aku, Sha adalah pelabuhan cinta uda Sandy yang merubah segalanya. " Hidup ini sungguh tidak adil padaku.. Kala keadaanku normal uda Sandy selalu memujaku dengan sejuta kata cinta nan indah, namun sekarang saat masa itu terlewatkan setelah kegagalan kami mempertahankan si buah hati yang sangat kami dambakan karna sebuah kecelakaan kecil yang mengakibatkan aku keguguran dan lebih parahnya kondisi rahimkupun tidak terselamatkan. Jadilah aku wanita mandul yang tak mampu memberi keturunan kepada suamiku. Siapa yang harus dipersalahkan? Uda Sandy yang menyetir mobil atau aku yang tak becus menjaga kehamilan, atau Tuhan yang tak memberi kami keturunan... ah entahlah..." kata kata itu sangat menusuk hatiku.. ketika uni mencurahkan isi hati padaku... aku wanita penggoda suami uni... aku anak angkat yang tak tahu diri.... " Keterlaluan kamu, Sha... sudah kuangkat derajatmu, malah berselingkuh dengan uda.... orang yang seharusnya kau hormati.. padusi a ko.." Hanya kata kata itu yang uni ucapkan padaku ketika itu. " maafkan saya uni... Sha mencintai uda Sandy... Sha ingin membahagiakan uda.." " plaaaakkkk.... Lancang sekali bicaramu, Sha....' uni terduduk di sofa setelah melakukannya. Aku tahu sesungguhnya uni sangat menyayangiku, gadis yang diangkat menjadi bagian keluarga ini ketika berusia dua belas tahun. " uni terlalu sering meninggalkan uda sendirian.. uni terlalu sibuk urusan seminar dan pekerjaan sehingga uda kesepian... uda membutuhkan perhatian dan kasih sayang... maafkan saya uni...uda mencintai saya... dan saya mengandung anaknya..." Aku beranjak... sejenak kemudian kutinggalkan uni seorang diri dengan mulut menganga.. sesak di dada dan seribu tanya dalam hatinya. Benarkah uni terlalu memikirkan diri sendiri? Benarkah uda Sandy yang menikahinya sepuluh tahun yang lalu merasa tersiksa? Benarkah perselisihan yang selalu berpangkal pada ketidakhadiran keturunan dalam rumah tangga mereka membuat uda Sandy frustasi? Atau uni sengaja melarikan diri dengan segudang kegiatan di luar yang akhirnya membuat ranjang mereka semakin dingin dan tak wangi lagi? Aku datang di hari hari sepi uda Sandy. Kuberikan cinta dan kehangatan tubuhku.. kucurahkan perhatian dan kasih sayang... dan aku benar benar terperangkap dalam lingkaran cinta yang kutahu menyakiti hati uni Mutia... namun apa daya... uda Sandi tak bisa berpaling dariku... kami saling membutuhkan dan saling mencintai... itu pasti. ***** Dalam hening kulihat kalian beranjak menjauhi deretan batu nisan saling bergandengan tangan... Maafkan aku, uni Mutia.... Seandainya mampu kuberkata dusta.. tentu aku memilih menyembunyikan keadaan ini.. uni sangat berjasa dimataku... uni sangat kuhormati dan kusayangi... namun cintaku pada uda Sandy melebihi segalanya... Entah karna uda kesepian, butuh perhatian, butuh kehangatan cinta yang tak uni berikan... yang jelas hati ini berkata bahwa aku mencintainya.. dan buah hati di rahimku ini adalah wujud cinta kami.... Silahkan uni menyalahkanku.. silahkan uni membenciku.. namun aku akan tetap menghormati dan menyayangi uni sebagai ibu angkat yang telah mendidikku hingga aku dewasa. Kutitipkan buah cinta kami padamu.... Rawat dan didiklah ia seperti keluarga yang bahagia... aku akan berbahagia di sana andai kalian berkumpul kembali dan bersama sama membesarkan Sha kecil hingga kelak ia dewasa..... Maafkan ibumu Sha mungilku... dengan terpaksa kutinggalkan dirimu karna jantung ini sudah tidak kuat berdetak.. nafas ini tak mampu terhembus dan tubuh ini tak mampu bertahan dari preklamsia pada saat melahirkanmu ke dunia. Uda Sandy.. cintaku.. terimakasih telah memberiku curahan kasih dan kehangatan cinta yang sangat kudamba.. kuberikan hadiah atas cintamu yang tulus padaku.. aku akan selalu hidup dalam diri Sha mungil kita untuk selamanya..................................... Shanty Lahir : April 1985 Wafat : Okt 2006 [Bukittinggi, at the end of 2010]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H