Hari masih gelap..Atta memandang di udara.. sesuatu telah terjadi… gempa bumi!!… dari tempat mereka berdiri terlihat kilatan kilatan merah dari arah puncak gunung diikuti gerakan tanah yang cukup membuat hati berdebar debar. Kabut tebal yang menyelimuti bukit tiba tiba bercampur debu tipis berwarna putih… debu vulkanik..!! Atta segera berteriak kepada orang orang untuk menutupi wajah dan mata mereka dari siraman debu vulkanik…gadis itu segera menemukan Bobby yang sedang membantu seorang kakek.
“ sial… ternyata kita terdampar di gunung berapi yang aktif… bagaimana ini??” Atta merapatkan jaketnya dan memasang tutup kepala menghindari siraman debu vulkanik ke matanya.
“ Tenang dulu Atta… kita tetap survive… saya akan coba membuat tanda dengan asap… kebetulan kita dapatkan ban pesawat yang sudah rusak parah, mudah mudahan asapnya mampu menembus kabut..” Bobby masih memiliki kekuatan yang secara tak langsung menenangkan hati Atta yang hampir putus asa.
Beberapa waktu berlalu keadaan tak kunjung berangsur baik. Beberapa orang mengeluh pusing dan mual…Atta pun mengalami hal yang sama… celaka… gunung berapi yang tadi pagi mengeluarkan debu vulkanik sekarang bertambah menyebarkan gas beracun… Atta segera menutupi hidungnya dengan masker seadanya… agak sesak dadanya namun setelah ditutup dengan masker pusingnya berangsur hilang… ia segera menganjurkan orang orang menutup hidungnya dengan apa saja menghindari gas beracun yang berasal dari gunung berapi tak jauh dari bukit tempat mereka terdampar.
Menuruni bukit ternyata tidaklah semudah yang mereka bayangkan. Bobby dan beberapa pria yang berada di depan harus menerjang semak semak yang cukup lebat dan berduri. Atta yang berada di tengah ikut membantu para wanita dan anak anak yang sesekali menangis dengan kondisi yang sangat tidak nyaman.
“ Everybody…. Cover your face..!!! suara bobby terdengar menggema di tengah perbukitan yang lebat dan berkabut.
“ What happen..!!! Atta menyahut dari belakang.
“ Volcanic dust…….!!!!! Hurry up….. be careful…!!!“ Bobby berteriak namun suaranya terdengar kurang jelas karna ia menutupi wajahnya dengan jaketnya. Ya tuhan…. Apa lagi ini…. Sampai kapan kami terjebak dalam situasi seperti ini???
Atta segera menutupi wajahnya dengan syal yang memang kebetulan ia kenakan, sambil melangkahkan kaki ia tak henti berdo’a memohon pertolongan dari yang maha kuasa.
-----
“ Bagaimana kondisi di lokasi…” Koordinator team SARSetyo berkoordinasi dengan staffnya.
“ … Saya khawatir dengan keselamatan mereka, Gempa dan semburan debu vulkanik tadi pagi semakin mempersulit kami mendeteksi lokasi jatuhnya pesawat, ndan…” Koordinator lapangan melaporkan situasi terkini.
“ Bagaimana kemungkinan menyisir dari darat?...”
“ Berat, ndan….. lokasi perbukitan terjal dan kabut sangat tebal… tetapi saya tetap memberangkatkan dua team menyisir dari arah utara dan selatan..”
Setyo terduduk lemas di bangku posko. Beban berat berada di pundaknya. Komunikasi terakhir dengan seorang pramugara pesawat yang selamat menyatakan bahwa masih ada sekitar 30 orang yang selamat dari jatuhnya pesawat.. Dan ini sudah lebih dari 24 jam sejak kejadian. Bagaimana kondisi mereka saat ini? to be continued...............................................
[ Next part will be more complicated.... Atta and the rest who survive try to get out of the critical situation, but.........]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H