Mohon tunggu...
Al Widya
Al Widya Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

...I won't hesitate no more... just write...!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Mirror] Kematian Zha......

21 Desember 2011   04:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:57 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Usai sudah semua… dalam jiwa yang terluka melayang layang tak mampu berharap menyusuri malam yang kelam di sepanjang jalan yang lenggang. Ternyata hidup dan mati tiada berbeda rasa. Dalam jiwa tanpa raga ia tetap mampu merasakan sakit dan luka. Ah… menyesal?... jauh dari keinginan sebelumnya.. bahwa kematian mampu menghapus luka.. dan kematian mampu membawanya dalam ketenangan… namun yang ditemui hanyalah perbedaan dimensi belaka.. dan luka itu tetap ada. Memasuki halaman rumah Darren ia mendengar suara musik mengalun syahdu dari dentingan piano pria yang ia tahu sangat mahir memainkan nada dalam irama yang membuai angan. Sejenak hatinya berdebar…ia merasakan buaian itu merasuki jiwa yang mencinta.. namun sesaat kemudia ia sadar… siapa yang perduli.. tak seorangpun..!!. Mendekati rumah, ia mulai mendengar suara suara mendesah mengiringi denting nada dan semakin mendekat semakin jelas suara itu adalah suara wanita dengan lingerie hitam transparant memeluk pria yang sangat di kenalnya. Sambil sesekali mendaratkan ciuman wanita berambut panjang itu menggoda sehingga permainan berhenti di tengah alunan.. dan mereka bercinta….. Zha ingin memejamkan matanya namun pemandangan itu tetap tampak di hadapannya. Ia seperti melihat dirinya dan pria itu melakukan hal yang sama sebelumnya… ia hanya memandang tanpa bisa berbuat apa apa… bahkan bergerakpun ia tak mampu. Gelas yang ingin ia lemparkan berkali kali selalu gagal ia genggam… kesal tak mampu menepis sakit hatinya.. sekali lagi ia menyentuh gelas di atas meja…. Pyaaarrrrrr…… terjatuh dan pecah…. Mengejutkan kedua insan yang tengah asyik bercinta.. sejenak mereka saling memandang dan hanya tertawa… lalu melanjutkan pergumulan di atas piano…. Rasa sesak dan jijik membuat Zha beringsut pergi… percuma aku di sini…. Lalu aku harus kemana?… tak adakah tempat yang membuat tentram hatinya?… mengapa tetap saja ia berada di sini?… dekat dengan Darren… pria yang menyebabkan hidupnya berantakan dan matipun tak tenang. “ Bajingan kau Darren…!!” ternyata cintamu tak sepenuh hati kepadaku.. malam ini aku membuktikan sendiri. Baru saja sehari kematianku, begitu mudahnya kamu mengumbar nafsumu dengan wanita lain.. dan begitu tenangnya hatimu menyadari kehilanganku.. Zha.. kekasihmu yang sangat mencintaimu…. Sebuah kaleng di tengah jalan di tendang… klontaaannggg…!!!! mengenai gerobak pedagang sate yang kebetulan berada di dekat taman. Padagang sate itu segera mendorong gerobak satenya meninggalkan lokasi dagangannya dengan terbirit birit seperti ketakutan….. hihihi… lucu juga melihat raut wajah pedagang sate yang ketakutan… sayang ia hanya melihat wajah teduh dan tenang Darren memandang wanita setengah telanjang…dan tak sedikitpun ada raut kecemasan… huft… “ Woi… kalau jalan jangan usil.. kasihan penjual sate ketakutan, tuh…” sebuah suara terdengar dari arah taman. “ Siapa..?” Zha mencari sumber suara itu. “ Hmm… kamu baru ya… baunya masih terasa…. Hahaha…” suara itu terdengar lagi “ Siapa ya…” Zha melangkah kearah rumah kosong persis di depan taman. Tiba tiba di hadapannya muncul sosok tinggi besar.. dengan sweater hitam yang menutupi kepalanya sehingga Zha tak bisa melihat wajah pemilik suara itu. Tangan kekar tubuh besar itu memegang tangannya dan setengah menyeretnya memasuki rumah kosong yang gelap. Di dalam ternyata lampu terlihat menyala.. dan… pemilik suara itu seorang pria berwajah indo… berwajah tampan, matanya biru dan kulitnya putih. Zha yang masih tampak bingung menurut saja ketika pria itu mempersilahkan masuk. Lumayanlah akhirnya ada tempat juga untuknya daripada keluyuran sendiri malam malam.. tetapi bagaimana jika pria itu akan berbuat jahat padanya?.. Ah… Zha lupa… ia adalah hantu.. ia sudah mati.. ia meninggalkan tubuhnya tergantung di pohon randu belakang rumahnya kemarin malam.. Ia melihat teman, kerabat terutama keluarganya syok mendengar khabar kematiannya.. ia bahkan melihat Darren yang memutuskan tali cinta mereka ketika ia tengah terlambat dua minggu mengandung anaknya, datang kerumahnya ikut berbelasungkawa.. dasar pria busuk..!! selalu saja ia merasa sakit apabila teringat Darren… “ Saya Josh.. sudah tujuh tahun saya tinggal di sini… hmmm… saya sering melihatmu bersama Darren di taman itu… kamu kekasihnya bukan? Lalu mengapa sampai jadi hantu penasaran? Kamu pasti mati karna bunuh diri.. iya khan?” Josh dibiarkannya terus berbicara sementara Zha masih berfikir.. semasa ia hidup ia sering melewati rumah ini… dan hanya puing puing saja yang tersisa.. tetapi mengapa sekarang yang terlihat sebuah bangunan megah.. walau dari luar tampak gelap namun ternyata dalamnya mewah luar biasa. “ Oh.. saya Zha… apa yang kamu ucapkan benar semua… saya kebingungan harus pergi kemana…” “ Kamu pasti sakit hati dengan Darren… karna saya lihat tadi ia bersama dengan seorang wanita…” “ Eh… sepertinya kamu tahu banyak tentang pria yang telah membuat saya jadi seperti ini…. Seberapa jauh kamu mengenal Darren?” Zha menatap mata biru Josh penuh curiga. “ Kami dulu sepasang kekasih….” Mata biru itu menerawang jauh…. “ Haaa… jadi kalian gay… !!!” Zha sama sekali tidak menyangka masa lalu Darren ternyata punya fantasi dengan sesama jenis. “ Begitulah Darren… begitu pintarnya ia menjerat saya sehingga saya meninggalkan segalanya.. pekerjaan.. kekasih wanita yang setia.. dan keluarga demi dia…” dari nada bicaranya Zha tahu Josh membenci Darren. “ Lalu mengapa kamu mati..?” “ Darren membunuh saya…… ia tak ingin saya kembali dengan kekasih saya… ketika saya sudah merasa muak menanggung hidupnya yang selalu berfoya foya dan hura hura… ia tak ingin saya pergi dari hidupnya sementara ia sendiri asyik bercinta dengan beberapa wanita dan tidak pernah berusaha bekerja… saya merasa kecewa.. ” “ Bukankah ia punya perusahaan…?” “ Itu milik saya…. Tak masalah karna akhirnya ia mampu mengembangkan perusahaan itu… saya pasrah… karna tak satupun keluarga saya yang semua tinggal di California menemukan mayat saya.. di lantai dasar rumah ini…” Zha hanya bisa diam… tak menyangka bertemu Josh sesama korban kejahatan Darren. “ Tinggalah di rumah ini Zha…. Jika kamu mau…” ----- Dan… sudah empat puluh hari Zha tinggal bersama Josh di rumah mewah ini.. dari Josh ia banyak belajar memahami dunia yang berbeda dengan dunia ketika ia masih hidup sebelumnya. Josh memang hantu penasaran namun jiwanya lebih bijak dari manusia sekelas Darren yang bisanya hanya menyakiti orang lain saja… walau sakit hati ia tak ingin membalasnya.. ia bahkan merelakan keduniawiannya dirampas dan memilih hidup tenang di rumah yang terbakar dan menghanguskan tubuhnya yang terhujam pedang tujuh tahun yang lalu. Zha memang menyesali cara kematiannya… ia merasa telah menyakiti keluarganya, namun ia tak menyesal menjadi hantu penasaran karena saat ini ia telah menemukan tujuan kematiannya… ya.. hidup tenang dan damai. Setelah kematian itu banyak yang ia ketahui dan ia amati… akhirnya ia memang mampu menepis sakit hatinya terhadap Darren. Itu semua karna Josh si mata biru.. Hidup atau mati ternyata sama… hanya berbeda dunia.. Ah… akhirnya Zha bahagia dengan kematiannya…. ----- Dua puluh tahun kemudian……… Suara Ambulance yang memecah kesunyian malam seakan membangunkan dari buaian mimpi indah Zha dalam pelukan Josh….. “ Ia sekarat… penyakit jantungnya kambuh lagi… sayang ia tak pernah menyadari usianya yang semakin bertambah dan tenaganya yang semakin lemah… “ Josh berbisik di telinga Zha. “ Jadi benar ia terserang jantung ketika sedang bercinta dengan wanita berusia muda?... ah .. Darren memang tak pernah mensyukuri nikmatNYa…. Di usia yang ke 50 tahun masih saja berpetualang… bukankah seharusnya ia bertaubat…??” Zha kembali memejamkan matanya.. Hangatnya pelukan Josh membawanya terbang ke nirwana… begitu tenang dan damai…………………………………………………….. [sorry comitee.... I forget my register number.. Alia]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun