Bersakit-sakit dahulu, Bersenang senang kemudian. Setelah hari hari penuh penyengsaraan, mulai dari kehilangan ibunda tercinta lalu diperlakukan selayaknya pembantu oleh ibu tiri dan saudara tirinya bawang merah. Sebuah kebahagiaan kecil muncul, ia bertemu ikan mas yang nanti menjadi sahabatnya. Namun, setelah kejadian tersebut sang ayah menyusul sang istri dan meninggalkan bawang putih. tak lama kemudian ia bertemu seorang pangeran yang tampan dan baik hati.
     Untuk ketiga kalinya sang ikan mas pergi meninggalkan bawang putih, kali ini benar-benar sendirian. Tetapi, ikan mas meninggalkan sebuah kado perpisahan yani pohon dangan daun emas. Dimana nanti nya karena daun emas tersebut bawang putih dan pangeran menikah. Hidup bahagia selamanya.
Nilai Budaya :
   Cerita ini berasal dari daerah Jawa Timur sehingga lagu yang dinyanyikan berjudul "lir-ilir" dan bahasa yang digunakan masih berupa bahasa jawa krama alus. Kemudian cerita ini bersifat istanasentris dimana ia menceritakan mengenai secukil kehidupan istana.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H