Stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak balita (bawah lima tahun) akibat kekurangan asupan nutrisi atau malnutrisi dalam waktu cukup lama. Penyebabnya adalah makanan yang ia konsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai usia si anak. Pada umumnya, stunting terjadi pada balita, khususnya usia 1-3 tahun. Pada rentang usia tersebut, Ibu sudah bisa melihat apakah si anak terkena stunting atau tidak. Meski baru dikenali setelah lahir, ternyata stunting bisa berlangsung sejak si anak masih berada dalam kandungan.
Pendek (stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (dibawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun. Dengan demikian periode 1000 hari pertama kehidupan seyogyanya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan.
Sedangkan, kesehatan mental ibu dapat berpengaruh kepada kekurangan gizi anak dan stunting karena beresiko mengganggu pengasuhan anak sang ibu. Kemampuan sang ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI adalah hal yang krusial untuk memastikan sang anak mendapatkan gizi yang cukup dan mencegah stunting. Hal tersebut menjadi faktor penyebab stunting yang seringkali tidak disadari oleh masyarakat.
Meskipun stunting bukan merupakan isu yang prevalen terjadi di Kecamatan Tambaksari, namun masih terdapat kasus stunting yang terjadi sehingga sosialisasi pencegahan stunting juga merupakan hal yang krusial untuk memastikan bahwa kasus ini tidak terulang kembali. Oleh karena itu, Â mahasiswa konversi KKN Untag 1945 Surabaya yang berlatar belakang pendidikan jurusan Psikologi, memutuskan untuk mengambil bagian dalam program multi disipliner Penyuluhan Manajemen Stres Ibu pada Pengasuhan beresiko Stunting. Hal tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keadaan mental yang sehat baik pada saat kehamilan sampai dengan proses mengasuh anak untuk mencegah terjadinya stunting.
Pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan pada hari Jumat, 28 Juni 2024 dimulai pukul 08.00-10.00 wib dengan bekerja sama dengan pihak Kecamatan Tambaksari. Program ini dihadiri oleh sekitar 50 orang ibu yang terdiri dari ibu hamil, serta ibu yang memiliki balita. Persiapan yang dilakukan adalah dengan melakukan memberi pemaparan terkait dampaknya terhadap kemampuan pengasuhan anak oleh ibu, serta cara-cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menangani resiko terjadinya stunting.Â
Selanjutnya, mahasiswa melakukan presentasi pemaparan poster dan penyusunan buku saku yang berisi materi manajemen stres ibu pada pengasuhan beresiko stunting, dan melakukan penggandaan buku saku yang selanjutnya akan dibagikan kepada para para ibu yang menghadiri acara sosialisasi.
Dengan kegiatan ini, diharapkan para di Kecamatan Tambaksari dapat mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental sang ibu baik di masa kehamilan hingga pengasuhan balita dan penerapan cara-cara sederhana untuk mencegah dan menangani terjadinya stunting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H