Mohon tunggu...
Widya Apsari
Widya Apsari Mohon Tunggu... Dokter - Dokter gigi, pecinta seni, pemerhati netizen

menulis hanya jika mood

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Dokter Gigi Rasa Dokter Penyakit Jiwa

3 Agustus 2017   15:12 Diperbarui: 3 Agustus 2017   23:20 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: edpfueller.com

Anda tentu pernah mendengar tentang fobia. Dan bila Anda dokter gigi, tentu Anda tahu atau setidaknya pernah mendengar tentang halitofobia. 

Menurut pengertian, fobia adalah rasa ketakutan yang irasional mengenai suatu hal. Berarti halitofobia adalah ketakutan terhadap halitosis atau bau mulut(?). Berarti seseorang itu memiliki ketakutan luar biasa pada orang yang mulutnya bau? Atau justru halitofobia adalah suatu ketakutan berlebihan bahwa kita memiliki bau mulut(?).

Selama ini kami-kami yang dokter gigi meyakini defisisi halitofobia sebagai bentuk ketakutan bahwa kita memiliki bau mulut.

Namun kata teman saya yang psikiater, "Apa itu halitofobia? Gangguan cemas kali."

Entahlah apa namanya, tapi percaya atau tidak, nyaris sebulan sekali saya mendapat kehormatan dikunjungi oleh pasien yang merasa dirinya menderita bau mulut. Keluhan ini membuat mereka-mereka yang datang ini mengalami sedikit gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. Mulai dari menjadi tidak pede ketika bertemu orang lain, merasa orang-orang yang ada di sekitarnya menjahuinya karena bau mulut, sampai merasa harus menyikat gigi setiap saat.

Di sini saya sedikit sharing dan memberikan tips apa yang harus kita lakukan ketika kedatangan pasien seperti itu:

  1. Jangan Pernah Membantah Omongan Pasien
    Walaupun kita tahu pasien kita ini tidak ada bau mulut, jangan sekali-kali mengatakan pasien Anda ini tidak memiliki bau mulut. Anda sebagai dokter cukup bertanya detil keluhan bau mulut yang dirasa, mulai dari sejak kapan, sejarahnya kenapa bisa bau mulut, kapan saat-saat dirasa mengalami bau mulut, dan sebagainya.

  2. Dengarkan Cerita Pasien
    Walaupun dalam hati tergelitik mengenai ketidakrasionalan cerita pasien, tetapi Anda sebagai dokter gigi jangan pernah mengkritisi pasien pada kunjungan pertama. Karena umumnya ketika pasien ditanya, "Kok kamu tahu kalau kamu bau mulut?", 75% pasien yang berkunjung ke saya menjawab, "Ya kan saya tau diri, Dok, kalo ada temen yang bicara sama saya suka megang-megang hidung. Tandanya kan dia kebauan kan ya...."

  3. Eye Contact
    Percuma juga Anda mendengarkan pasien tapi matanya ke mana-mana. Jadi tatap mata pasien, jangan berikan gestur tubuh yang tampak acuh tak acuh, dekatkan posisi tubuh Anda ke pasien, berikan empati.

  4. Jelaskan Apa Penyebab Bau Mulut
    Setelah pasien puas bercerita mengenai keluhan bau mulutnya, tanpa mengkoreksi cerita pasien, ceritakanlah penyebab bau mulut menurut ilmu kedokteran gigi.

  5. Jangan Pernah Memberikan Harapan Kesembuhan
    Jangan pernah mengatakan, "Oh ini pasti karena karang gigi kamu banyak!" atau "Lubang gigi kamu nih yang bikin bau mulut". Walaupun Anda merasa yakin itu adalah penyebab bau mulutnya, tapi Anda harus menahan diri untuk menyimpan keyakinan Anda untuk diri Anda sendiri.

    Jadi coba Anda bicara dengan, "Bisa jadi bau mulut yang kamu rasain disebabkan oleh karang gigi dan lubang gigi kamu, saya coba bantu dengan membersihkan karang gigi dan menambal gigi kamu dulu ya. Habis itu kita coba observasi masih ada gak bau mulutnya."

    Sumber ilustrasi: denverpost.com
    Sumber ilustrasi: denverpost.com

  6. Jangan Sekali-sekali Men-judge Pasien Tersebut Stres
    Ini adalah kesalahan yang paling sering dilakukan dokter gigi, juga saya (dulu). Dengan mudahnya bilang "mungkin kamu stres" atau "kamu perlu ke psikolog/psikiater deh."

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Healthy Selengkapnya
    Lihat Healthy Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun