Mohon tunggu...
Widya Susanti
Widya Susanti Mohon Tunggu... -

saya akan bekerja keras demi melihat senyum bahagia seluruh rakyat Indonesia. dan saya sangat bangga menjadi salah satu insan yang di miliki bangsa ini.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa dengan Pemimpin Negeri ini?

30 Agustus 2016   13:38 Diperbarui: 30 Agustus 2016   16:21 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Pastikan Anda meletakan kaki Anda Di tempat yang tepat, lalu berdirilah dengan Tegak."

(Abraham Lincoln ).

Lebih dari ratusan juta jiwa dengan pemikiran yang berbeda-beda hidup di Indonesia. Indonesia negeri yang nyatanya kaya dengan berjuta karunia Tuhan, juga menyimpan berbagai macam polemik permasalahan yang tak kunjung redah, baik dari tanah Sabang sampai dengan tanah Merauke. Seperti halnya polemik politik “kekuasaan dan pemegang kekuasaan” (G.E.G Catlin), yang seakan menjadi ladang perebutan emas bagi mereka yang mendambakan emas.

Terlepas dari itu semua kita tidak melupakan pesan yang dibawa dari rana politik yang sering disebut dengan pesan politik. Kita ketahui bahwa pesan merupakan suatu informasi yang sangat penting dalam berkomunikasi yang disampaikan dari sumber kepada penerima dengan membawa efek tertentu yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Menurut Dr. Umaimah Wahid dalam bukunya Komunikasi Politik menyatakan bahwa pesan politik merupakan isi dari peristiwa politik yang menghubungkan antara politikus dengan khalayak.

Jadi dapat dikatakan bahwa pesan politik yang berisi infomasi mengenai rana politik yang disampaikan oleh pelaku politik kepada khalayak dengan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perspektif masyarakat luas. Menurut saya definisi tersebut adalah hal yang tepat jika kita kaitkan dengan kedudukan di kursi jajaran para menteri, terkhususnya pada kursi sang menteri Energi Sumber Daya alam dan Mineral (ESDM), yang mengingatkan rakyat pada sosok politikus sang menteri yang beberapa pekan lalu yang membuat gempar Indonesia. Beliau adalah Arcandra Tahar menteri yang dilantik langsung oleh Presiden Joko Widodo seperti di langsir dari berita online Kompas.com, pada tanggal 27 Juli 2016 hingga tersingkir dari jabatannya pada tanggal 16 Agustus 2016.

Tersingkirnya Arcandra Tahar dari jabatannya dilakukan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo sebagai pencabutan jabatan secara terhormat. Pencabutan ini mengundang kontroversi hingga reaksi dari berbagai macam lapisan masyarakat luas. Pencabutan kedudukan ini sekiranya adalah hal yang paling tepat yang dilakukan oleh Bapak Presiden, mengingat semua keputusan yang di ambil pastilah berlandaskan pada Pancasila dan tidak akan mungkin Presiden mengambil keputusan yang akan menghancurkan Indonesia.

Pada kasus Arcandra Tahar ini menurut saya merupakan kasus yang cukup menguras emosional tidak hanya rakyat, Presiden pun mendapatkan berbagai macam bentuk tekanan yang membuat Presiden berfikir keras akan hal ini. Saya rasa Arcandra Tahar tidak sepenuhnya salah, tetapi memang benar bahwa Tahar melakukan hal yang cukup fatal yang dilakukan oleh seorang menteri yang memiliki dwikewarganegaraan. Ini mengingatkan kita bahwa seluruh rakyat Indonesia hanya memiliki satu kewarganegaraan yaitu Warga Negara Indonesia dan dari awal berdirinya Negeri ini sampai sekarang WNI adalah hal yang mutlak.

Namun dibalik itu semua Arcandra Tahar tidak sepenuhnya bersalah, kita tahu setinggi-tingginya ilmu yang di miliki Arcandra Tahar pasti akan kembali ke kodrat manusia yang tak luput dari kesalahan, juga kita tidak boleh melupakan bahwa beliau juga salah satu anak bangsa terbaik yang di miliki negeri ini.

Tapi sadarkah kita dengan semua ini memberikan gambaran tentang kedudukan-kedudukan para pemimpin yang membuat kegelisahan di sanubari rakyat. Pencopotan hingga kepergantian menteri memberikan tanda tanya besar mengapa dengan Pemimpin Negeri ini ? reshuffle diperlukan jika memang demi kebaikan tatanan negeri, tapi inikah kebaikan ataukah bumerang ?. Tapi semoga saja Indonesia tidak berada di jalan yang salah dan tetap berada di dalam keadaan aman dan damai.

Jadi intinya berdasarkan pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa di balik pergantian para pemimpin negeri sejatinya untuk memperbaiki tatanan yang lebih baik, meski jalan yang ditempuh mendapatkan rintangan yang tak henti menguji nyali. Tapi percayalah Indonesia bisa memperbaiki semua luka dan berdiri maju dengan perantara kita, sebagai generasi muda, generasi penerus, sekaligus generasi pelurus Bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun