Mohon tunggu...
Widya Maharani
Widya Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UIN Raden Intan Lampung

Saya menyukai hal-hal yang berhubungan dengan media. Seperti berita terkini, fenomena, atau berita-berita dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penumpukan Sampah di Pinggir Jalan Mengancam Nilai Estetika Kota Liwa Berbunga

18 Maret 2023   14:17 Diperbarui: 18 Maret 2023   14:29 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di Negara negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah.

Salah satu masalah pencemaran lingkungan akibat sampah terjadi di perbatasan desa Canggu dengan Kota Besi, Batu brak, Lampung barat, Lampung. Berdasarkan hasil observasi pada Rabu, 15 Maret 2023 siang, sampah di pinggir jalan ini sangat menumpuk. Sampah tersebut berasal dari sampah  rumah tangga masyarakat sekitar yang disengaja dibuang dipinggir jalan.

Sangat disayangkan jalan raya yang seharusnya dijadikan tempat berkendara yang aman tapi malah di jadikan lahan sampingan untuk pembuangan sampah. Bahkan sampah berserakan  di  jalan hingga mengganggu kendaraan yang melintas di area ini.Banyak  muncul keluhan warga akibat penumpukan sampah.
Sulis (27), yang merasakan dampak dari penumpukan sampah yang ada di pinggir jalan ini.   " Penumpukan sampah ini sudah terjadi sejak dulu, beberapa waktu silam sempat adanya perbaikan dari aparat pemerintah untuk membatasi masyarakat agar tidak membuang sampah disini lagi, tapi itu hanya berlangsung beberapa bulan. Setelah itu penumpukan sampah kembali terjadi."


Miris, sampah ini banyak di kerumuni hewan, seperti anjing dan tidak jarang hewan tersebut berlalu lalang di jalan raya, tentu ini sangat membahayakan pengendara bahkan bisa menyebabkan kecelakaan.

Pemcemaran  lingkungan ini  tidak hanya berakibat pada pengendara, tetapi  juga berpengaruh  terhadap nilai (valeu) estetika, kota liwa yang dikenal dengan kota liwa berbunga harus tercoreng dengan penumpukan sampah di pinggir jalannya. Selain itu dampak lainnya yaitu penurunan nilai ekosistem sehingga berpengaruh untuk sistem ekonomi. Bisa kita amati pada gambar diatas, penumpukan sampah terjadi di perkebunan kopi salah satu warga.
Menurut pengakuan warga sekitar yang lahan  kopinya  berdekatan dengan tempat penumpukan sampah. " Salah satu dampak dari pencemaran lingkungan akibat sampah yang paling berpengaruh bagi saya adalah pohon  kopi saya tidak bertumbuh dengan baik, banyak pohon kopi yang justru tidak berbuah ketika musim kopi tiba, sehingga mempengaruhi hasil panen kami. Semoga ada solusi dari aparat yang berkewajiban mengatasi masalah ini"

"Saya berharap agar para aparat dan instansi pemerintah mendengar keluh-kesah warga sekitar, supaya lebih memperhatikan kan lagi kondisi ekosistem yang ada di wilayah batu brak, lampung barat. Menyediakan  tempat yang memang selayaknya untuk pembuangan sampah dan juga berharap supaya tumbuh kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan agar tidak terjadi pencemaran yang akan merugikan banyak pihak".

Jika hal ini tidak ditangani secara cepat bisa mengancam tatanan ekositem seperti menurunnya nilai estetika, valuasi ekosistem yang mengakibatkan valuasi ekonomi, dan penanganan ini dilakukan supaya agen ekonomi menyadari biaya produksi dari kerusakan lingkungan yang mereka ciptakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun