Mohon tunggu...
Tung Widut
Tung Widut Mohon Tunggu... Guru - Guru biasa

Guru suka repot

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanda Tak Terbaca

22 Juli 2022   10:51 Diperbarui: 22 Juli 2022   11:05 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanda Tak Terbaca
Tung Widut

Pada malam yang masih pekat
Beroga berkokok sebagai pengingat
Sepi masih ada menyelimuti dunia
Tanda Tuhan menerima berjuta permohonan
Dari atas sajadah tahajud dari umatnya

Pada pagi yang masih dingin
Embun tebal mengelus kulit menina bobokan rasa lupa
Terbenam dalam mimpi bagi pemalas

Siang perlahan datang
Sinar merambat semakin tinggi
Sampai puncak keringat mengucur
Matahari di atas ubun-ubun

Sore semakin temaram
Tuhan menciptakan keindahan senja
Semua tahu malam kan tiba

Kata yang terucap dengan rasa yang tak biasa
Pesan yang disampaikan tak dipahaminya
Polah nyleneh yang membuat hati terluka
Rasa sayang  terungkap nyata
Semua berlalu di rongga telinga begitu saja

Ketika nafas benar berhenti
Tak ada lagi kata yang terucap
Tak ada lagi pesan yang bisa di  sampaikan
Tak ada lagi polah nyleneh yang membuat hati terluka
Tak ada lagi rasa sayang  terungkap nyata
Tak ada lagi yang melewati rongga telinga

Nyawa telah melayang
Baru disadari
Semua sebuah pesan yang tak mampu terbaca

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun