BUTUH PENGAKUAN Â RESMI Â BUKU KARYA Â PENULIS PEMULA
Mempunyai buku ber ISBN bagi penulis pemula memang sebuah impian. Keberhasilan menulis buku yang ber ISBN merupakan suatu kebanggaan tersendiri.  Buku  tersebut  mendapatkan keabsahan yang resmi dari Perpustakaan Nasional. Mempunyai buku  ibarat mahkota bagi seorang penulis.
Bagi guru sebuah buku bisa digunakan sebagai penilaian angka kredit kenaikan tingkat. Buku mempunyai nilai  sangat banyak dalam penilaian. Guru  tertarik untuk menyusun sebuah buku dengan pengetahuan yang sangat minim. Apalagi setiap  workshop penilaian angka kredit,  guru didorong untuk menyusun buku karena dianggap lebih mudah dari sebuah penelitian kelas.
Menyusun buku antologi hasil pekerjaan siswa ini juga menjadi trend di kalangan sekolah. Behasil mencetak buku ber ISBN mempunyai gengsi yang tinggi. Keberhasilan kegiatan literasi lebih diakui  di sekolah tersebut. Siswa juga sangat bangga dengan diterbitkan buku  hasil karya mereka. Buku merupakan ukiran kisah kehidupan  yang akan bisa dibaca  semua orang untuk selamanya.
Para penulis pemula ini tidak memikirkan mutu dari tulisan. Penulis dimotivasi  menulis  dengan topik yang sangat sederhana.  Tentang kehidupan sehari-hari. Peristiwa yang dialami setiap harinya. Masalah yang dihadapi dan pemecahanya dan sebagainya.
Ketika penulis pemula sudah mempunyai semangat yang luar biasa untuk menyusun buku, timbulah  permasalahan yang dihadapi Perpusnas tentang pembatasan ISBN. Karena banyak buku yang ternyata  belum layak  diberi ISBN.
Buku yang layak diberi SBM, Â buku-buku yang dapat berguna untuk publik secara luas. Tidak hanya untuk dokumen diri, Â untuk sekolahan saja atau untuk kenaikan tingkat saja. Â
Buku harus dicetak  dan  dijual belikan dalam jumlah yang sangat banyak. Buku inilah yang layak mendapat ISBN.
Kelayakan mendapatkan ISBN janganlah mengendurkan semangat bagi penulis pemula. Perpusnas akan mengusahakan untuk pengakuan buku secara nasional. Hal ini  diutarakan oleh bapak Bambang Trim pada komentar Facebook yang menyatakanÂ
"Saya mengusulkan jalan keluar agar Perpusnas membuat nomor identifikasi nasional atau semacam register nasional untuk buku-buku yang tidak memenuhi kriteria ISBN internasional. Jadi, kita tetap punya metadata untuk perbukuan nasional."
Dari pernyataan ini jelas Perpusnas berusaha mencari solusi  terbaik dalam menghadapi pembatasan ISBN. Solusi agar buku yang diterbitkan  mempunyai pengakuan resmi  penerbitan.
Komentar ini diunggah pada tanggal 15 April 2022 atas statusnya yang berjudul SALAM INSAF, SEKALI LAGI TENTANG ISBN.