Mohon tunggu...
widuri pgsd kebumen
widuri pgsd kebumen Mohon Tunggu... -

From zero to hero

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Gado-gado Otak

28 Desember 2010   09:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:18 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Siapa diantara kita yang belum mengenal gado-gado? Pastinya sudah tidak asing lagi di telinga dan mulut kita. Bagaimana jika mendengar gado-gado otak? Mungkin anda heran wujudnya seperti apa dan siapa yang akan membuatnya. Ini hanyalah analogi dari sebuah pembelajaran yang di hasilkan dari cara yang inovati dan campur aduk tapi menyenangkan sama halnya dengan gado-gado yang terdiri dari berbagia sayur dan lauknya. Jika gado-gado yang sering kita makan berguna mengenyangkan perut, nah gado-gado ini membuat otak anda bersemangat melakukan strategi berpikir.

Mengapa harus ada inovasi gado-gado otak dalam pembelajaran? Karena otak kita bosan dengan cara pembelajaran monoton yang biasa di konsumsi bahkan mungkin tidak di lirik otak sekalipun, untung saja tidak langsung di muntahkan semua informasi yang ada di dalamnya. Dalam menyiapkan menu gado-gado otak, kita harus membuat inovasi pembelajaran yang menyenangkan, menantang, mengesankan dansesuai kapasitas kerja otak. Jangan pernah lagi memaksakan menu yang tidak enak untuk otak kita!!!

Saya akan menjelaskan sedikit cara membuat bumbu gado-gado otak yang enak untuk di konsumsi, versi Inovasi Pembelajaran.

Pertama, pembelajaran jangan di dominasi dengan pemaksaan dan peremehan. Kita harus menghargai selera otak siswa dalam rasa pembelajaran yang kita ciptakan. Jika gaya belajarnya kinestetis, anak tersebut akan menyerap informasi lebih banyak dengan mendengarkan ceramah kita sambil melakukan tindakan daripada mendengarkan sambil duduk manis. Hal yang perlu kita ingat, bahwa mereka bukanlah bayangan kita yang harus sesuai dengan kemauan kita, tapi mereka memiliki karakteristik unik sendiri dan memiliki cara dan cita-cita untuk jadi sukses. Kita ini hanya dipercaya untuk memfasilitasi dan mengarahkannya, bukan mematikan semangat dan kreativitasnya. Kemudian di saat siswa kita sedang mencoba mempraktekan sesuatu yang diajarkan kita maka kita sebagai pendidik harus bersabar dan terbuka dengan berbagai pertanyaan hasil eksplorasi mereka, bukan memarahinya bahkan memvonis mereka bodoh. Bisa-bisa sebenarnya guru yang pemarah itu disebabkania takut tidak bisa mengimbangi kecepatan berkembangnya siswa.

Kedua, kita sebagai pembuat bumbu pembelajaran harus pintar memilih dan mengkombinasikan berbagai teori, metode, dan teknik pembelajaran yang ada. Tidak akan terasa enak jika hanya menggunakan satu metode saja tetapi perlu metode lain supaya kekurangan suatu metode dapat tertutup dengan kelebihan metode yang lain. Selain itu pemilihan media juga penting untuk memudahkan otak mencerna informasi dan mampu menggunakannya dalam keseharian. Media yang di sukai otak adalah yang simple berupa bagan atau mind maping, banyak simbol, berwarna-warni dan menimbulkan kesan menyenangkan. Di dalam sebuah metode terdapat teknik yang dapat di sajikan dengan cara yang berbeda-beda tergantung kretifitas si penyaji. Otak siswa lebih menyukai teknik penyajian yang menggunakan humor, cerita di padu dengan perumpamaan ataupun metafora. Dengan menghadirkan rasa humor, otak kita menjadi rileks dan berdampak pada pemasukan informasi lebih banyak daripada dalam kondisi yang tegang. Metafora dan perumpaan dapat mengeluarkan ekspresi otak yang akan lebih mudah mengingatkannya di waktu tertentu.

Ketiga,cara yang kita buat diharapkan dapat menciptakan rasa penasaran otak sehingga siswa termotivasi untuk bertanya ( kritis), mencoba berbagai cara yang lain dari umumnya ( kreatif) dan lebih aktif mencari alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah soal (problem solver),tidak harus sesuai apa yang kita ajarkan. Pada saat mereka mencarinya, tugas kita adalah memberikan motifasi dan penguatan ketika siswa menemukannya. Berikanlah selalu mereka konsep diri yang positif.

Sekarang kita memasuki tahap pencampuran bahan dengan bumbu gado-gado. Bahan yang akan di gunakan di sini adalah pembelajar. Dalam membentuk pembelajar yang bagus dalam pembelajaran, perlu di persiapkan makanan yang bergizi, persiapan mental yang bagus, pemberian pengayaan dan motivasi dari orang di sekitarnya serta latihan.

Setelah melalui pembuatan bumbu yang enak (sikon pembelajaran yang kondusif), dan pemilihan bahan (persiapan pembelajaran) yang mantap, kita akan mendapatkan gado-gado yang enak untuk otak (proses pendidikan yang menyenangkan)

References:

Bobi Deporter dkk. 2000. Quantum Teaching.Bandung : Mizan Pustaka

Eric Jensen. 2008. Brain Based Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Contextua Learning.Bandung:mlc

Caroll wade&tavris.2007.Psikologi.Jakarta: Erlangga.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun