Individu tercipta denganstruktur dan kemampuan otak yang berbeda- beda. Hal itu membuat pendidik harus memiliki wawasan luas mengenai keunikan otak mereka melalui gaya belajarnya dan memaksimalkan fungsi otak mereka melalui kegiatan yang merangsang perkembangan saraf otak.
Perlu kita ketahui dalam pendidikan sekarang masih banyak kekeliruan mengenai kesalahan kegiatan pembelajaran. Masih umum kegiatan pembelajaran mengharuskan siswa duduk tegak di depan meja. Padahal duduk seperti itu hanya akan membuat mereka tidak nyaman dengan belajar dan mungkin yang di pikirkannya kapan penyiksaan ini berakhir dan bisa segera pulang. Tak ada satu pun materi yang teringat jelas olehnya. Keyakinan yang keliru lainnya bahwa di dalam kelas tidak boleh makan. Mungkin hal ini bertujuan baik supaya laci kelas selalu dalam keadaan bersih, tetapi bagi sebagian siswa hal itu tidak membuatnya optimal dalam belajar. Sebagian siswa itu adalah mereka yang tidak bisa belajar dalam keadaan perut lapar. Pencahayaan yang terlalu terang pada saat pembelajaran berlangsung juga tidak efektif. Hal itu di sebabkan karena dapat menyilaukan mata maupun memperlihatkan secara detail benda atau orang yang sedang melintasi dan menarik perhatiannya.
Selain guru, orang tua pun penting dalam memahami gaya belajar anaknya dan jangan pernah orang tua memaksakan gaya belajar mereka terhadap anaknya. Misalkan menyuruh anaknya ketika belajar tidak boleh mendengarkan radio atau hal lainnya yang bersuara. Padahal bisa saja anak itu adalah tipe auditorian yang bisa belajar sambil mendengarkan music. Contoh lainnya oprang tua selalu melarang anaknya belajar dengan keadaan buku berantakan di kamarnya. Jangan anggap hal itu sepele dengan langsung membereskan semua bukunya karena letak buku tersebut memiliki arti penting dalam ingatan otak anak dan mempermudah pencarian buku itu kembali.
Hal yang dapat membuat tajam ingatan otak anak adalah latihan dan umpan balik. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa semakin sering otak di latih maka semakin banyak sel otak yang bervibrasi dan memperkuat ingatan. Tugas guru di sini adalah melatih mereka sesuatu dengan cara Tanya jawab, permainan, ataupun menciptakan kondisi yang mengingatkan anak pada awal mereka membuat ingatan itu. Umpan balik dari orang yang ada di sekitarnya juga penting, jika umpan balik tesebut positif maka anak tersebut cenderung semangat untuk mengulanginya pada kesempatan lain ataupun sebaliknya. Misalkan anak tersebut mencoba menjawab petanyaan guru tetapi salah, bila guru mengatakan " kau tidak usah menjawab jika ternyata jawabanmu salah" maka anak tersebut akan malas menjawab berbagai pertanyaan guru di kesempatan lain. Tetapi jika guru menjawabnya " ia jawabanmu sudah bagus tapi apakah ada pendapat lain mengenai hal ini? Maka anak akan antusias mencari jawaban lainnya karena ia merasa di hargai. Kekayaan otak anak juga di pengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya ia hidup di lingkungan masyarakat yang berpendidikan tinggi maka perolehan wawasan dan kosa kata pendidikan yang di milikinya menjdai lebih banyak daripada otak anak yang berada di lingkungan rendah pendidikan
Intinya pemahaman gaya belajar, factor lingkungan dan umpan balik pembelajaran anak sangatlah penting bagi orang tua dan guru dalam meningkatkan antusias mereka di bidang pendidikan.
References:
Bobi Deporter dkk. 2000. Quantum Teaching.Bandung : Mizan Pustaka
Eric Jensen. 2008. Brain Based Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H