Mohon tunggu...
Widyan Widoseno
Widyan Widoseno Mohon Tunggu... Freelancer - senang dunia otomotif dan hobi road trip

baru berani bicara kalau sudah merasakannya sendiri, kalau masih sebatas teori selalu mendiskusikannya dengan orang yang lebih pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nilai Moral yang Kental pada Film Indonesia era 70-80an

18 April 2016   08:10 Diperbarui: 18 April 2016   08:24 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Film adalah sarana hiburan yang bisa mengurangi stress, apalagi jika jalan ceritanya bagus dan membuat penasaran, pasti tatapan mata yang menontot sangat serius bahkan sampai tidak berkedip. Tetapi sebuah film seharusnya tidak hanya membuat penonton terhibur, film tersebut juga harus memberikan wawasan dan pengetahuan serta pesan-pesan moral. Melihat film-film Indonesia produksi saat ini sepertinya kurang memberikan pesan-pesan moral, hanya sekedar menghibur atau malah secara tidak langsung mengajak kepapada hal-hal negatif. Coba lihatlah pada film-film era 70-80an yang kental dengan pesan-pesan moral, hampir sebagian besar film-film kala itu menghadirkan pesan moral diawal maupun diakhir film. 

Seperti film "Bing Slamet Dukun Palsu" yang beredar tahun 70an ini, film ini menceritakan tiga orang yang berbeda pekerjaan dan datang kepada Bing Slamet yang berperan sebagai dukun, tiga orang ini adalah Ateng, Iskak, Edi Sud. Dalam cerita film ini Edy Sud sebagai mahasiswa meminta pertolongan mbah dukun supaya diluluskan dalam mengikuti ujian, Ateng membutuhkan modal untuk membangun usaha dan meminta pertolongan melalui mbah dukun, dan Iskak sebagai supir ingin naik pangkat meminta pertolongan mbah dukun. Namun setelah lama mereka meminta pertolongan kepada mbah dukun tidak ada peningkatan apapun, ternyata dukun itu adalah dukun palsu yang memiliki banyak komplotan. Kemudian pada akhir film itu Edy Sud mengatakan "Jika ingin pintar maka belajar, jika ingin naik pangkat bekerjalah yang rajin, jika ingin berusaha usahalah yang jujur, dan jika ingin meminta mintalah kepada Tuhan". Kutipan tersebut sangatlah bermakna bila dicerna dalam kehidupan sehari-hari, sayapun yang menontonnya sempat termenung sejenak, karena pesan tersebut cukup menyentuh hati. 

Film "Bing Slamet Dukun Palsu" adalah salah satu contoh film yang memiliki pesan moral yang baik, maknanya adalah hidup ini tidak ada yang instan dan bisa didapatkan begitu saja. Jika kita ingin sukses  kita harus berusaha semaksimal mungkin dan hanya memohon pertolongan kepada Tuhan, bukan manusia apalagi yang dianggap sakti. Menurut saya film ini adalah film yang terbaik, karena disamping dihibur dengan akting-akting konyol Edi Sud, Ateng, Iskak, dan Bing Slamet kita juga mendapatkan pesan baik untuk dijalani setelah film itu selesai. 

Berbeda dengan film saat ini, kita diajarkan menjadi manusia lemah yang mudah galau. Apalagi film untuk kalangan ABG alias Anak Baru Gede, isinya cuma menye-menye, selalu galau, dan seolah-olah hidupnya paling menderita dan haus perhatian yang sampai rela mengorbankan harga diri. Ada juga cerita horor tapi horornya cenderung bokep atau porno, setiap adegan selalu ada hal-hal yang berbau seks, ditambah lagi bintang-bintangnya yang terkenal dengan sensasi buka aurat. Film-film jenis ini hanya menghibur tapi tidak mendidik dan tidak memberikan pesan moral, justru mengotori pikiran.   

Kesimpulannya adalah film-film Indonesia harus berbenah, menampilkan nilai pesan moral yang lebih baik lagi dan mendidik disemua jenis film. Tidak hanya sekedar memberikan hiburan tapi juga untuk sarana pembelajaran dan motivasi. 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun