Setiap orang memiliki cara unik untuk merayakan pergantian tahun. Beberapa memilih hingar-bingar pesta, menyalakan kembang api, atau berkumpul dengan keluarga dan teman. Namun, bagi saya, malam tahun baru justru menjadi waktu untuk beristirahat dengan tenang.
Ketika banyak orang bersiap dengan acara meriah, saya lebih memilih menutup tahun dengan cara yang sederhana: tidur. Tanpa hiruk-pikuk perayaan, tanpa obrolan hangat bersama keluarga atau teman, hanya saya, kasur, dan ketenangan malam.
Bagi sebagian orang, ini mungkin terdengar membosankan atau bahkan aneh. Namun, bagi saya, tidur di malam tahun baru adalah momen refleksi tak langsung. Dalam kesederhanaan itu, saya merasa bisa mengakhiri tahun tanpa beban, tanpa tekanan sosial untuk ikut serta dalam tradisi atau kebiasaan tertentu.
Saya menikmati keheningan yang jarang terjadi. Alih-alih ikut menghitung mundur detik-detik menuju pergantian tahun, saya memilih menutup mata lebih awal, seakan berkata kepada diri sendiri, "Selamat tinggal tahun ini, dan selamat datang tahun baru---esok pagi aku akan menyambutmu dengan energi baru."
Kebiasaan ini bukan berarti saya antisosial atau tidak menghargai nilai kebersamaan. Bagi saya, perayaan tidak selalu harus berwujud keramaian. Kadang, kebahagiaan justru terletak pada hal-hal kecil yang membuat kita nyaman dengan diri sendiri.
Jadi, jika Anda menghabiskan malam tahun baru dengan pesta dan sorak-sorai, saya menghormati pilihan Anda. Tapi bagi saya, tidur di malam tahun baru adalah tradisi pribadi yang menghadirkan kedamaian dan awal yang segar untuk hari esok.
Selamat menjalani tahun 2025, semoga kita semua dianugerahi limpahan rezeki, kesehatan, kekuatan menjalani setiap hari di tahun ini, serta senantiasa dalam lindungan Allah SWT.....Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H