Pada saat pelantikan Kabinet Indonesia Maju tahun 2019 silam, Nadiem Anwar Makarim menjadi salah satu tokoh yang menarik perhatian banyak kalangan. Bagaimana tidak ia adalah satu-satunya menteri yang dipilih Presiden Jokowi dari golongan milenial.
Suara yang beredar di masyarakat pada saat itu diantaranya adalah sebetulnya tidak ada yang meragukan kepintaran Nadiem, tetapi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan rasanya bukanlah posisi yang ideal untuk Sang Pendiri Gojek tersebut. Dan benar saja. Setelah sekitar satu tahun lebih menduduki Kursi Mendikbud Nadiem termasuk salah menteri yang diisukan akan terkena reshuffle jilid dua.
Tetapi yang terjadi kemudian malah sebaliknya. Mas Menteri, demikian sapaan yang biasa dialamatkan ke Nadiem, malah didapuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, hasil peleburan dua kementrian, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menteri Riset dan Teknologi.Â
Jadilah Sang Suami Franka Franklin tersebut menduduki dua kursi menteri sekaligus yang tidak main-main, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang dulu pernah diduduki oleh Ki Hajar Dewantara serta Menteri Riset dan Teknologi yang dulu pernah diduduki oleh BJ Habibie.
Ki Hajar Dewantara dan BJ Habibie adalah dua tokoh yang tidak asing kontribusinya dalam perkembangan bangsa dan negara Indonesia. Ki Hajar Dewantara yang juga merupakan Bapak Pendidikan Indonesia merupakan peletak dasar pendidikan di negeri ini.Â
Salah satu ajarannya yang masih tak lekang oleh zaman hingga saat ini adalah konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani. Di depan memberikan teladan, di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa, dan di belakang memberi dorongan.
Pun demikian dengan BJ Habibie. Mungkin semua orang setuju bahwa beliau adalah putra tercerdas yang dilahirkan Indonesia sampai saat ini. Banyak kontribusi besar yang telah ia berikan kepada bangsa dan negara ini.
Banyak perusahaan-perusahaan BUMN yang lahir atau diperkuat oleh Habibie. Yang paling terkenal tentu saja adalah PT IPTN atau sekarang menjadi PT. DI yang bergerak dibidang industri pesawat terbang.