Mohon tunggu...
Widoko
Widoko Mohon Tunggu... Guru - Menyukai semua hal yang inspiratif

Pernah menimba ilmu di Yangzhou University, China

Selanjutnya

Tutup

Politik

Moeldoko Kudeta Demokrat, Elektabilitas AHY Kalahkan Anies Baswedan

14 Maret 2021   07:28 Diperbarui: 14 Maret 2021   09:02 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membuat geger publik perpolitikan tanah air dengan manuver pengambil alihan Partai Demokrat lewat KLB yang diselenggarakan di Dili Serdang, Sumatera Utara, 5 Maret 2021. Kisruh dan dualisme partai di Indonesia memang bukan barang baru, tetapi posisi Moeldoko yang dekat dengan kekuasaan saat ini agaknya menjadikan Kasus Kudeta Partai Demokrat ini banyak mendapat sorotan.

Secara kekuatan, Kudeta yang dilakukan oleh Sang Mantan Panglima TNI ini terlihat nekat. Apa pasal? Jika dilihat dari pendukung yang pro KLB dan peserta KLB adalah hanya segelintir dari Partai Demokrat secara nasional.

Tetapi meski didukung oleh sebagian kecil kekuatan, kemungkinan untuk mendongkel Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Ketua Umum yang sah saat ini tetap terbuka secara hukum. Menkopolhukam Mahfud MD mengungkapkan tidak bisa melarang KLB yang memutuskan Moeldoko menjadi Ketum Demokrat ini karena merupakan sebagian dari kemerdekaan untuk berserikat dan berkumpul.

Dengan adanya KLB ini, kepemimpinan AHY yang ibaratnya baru seumut jagung pun dalam ujian. Persatuan dan kesatuan partai dipertaruhkan. Jika salah langkah bukan tidak mungkin kedudukannya akan terancam tergantikan.

Di sisi lain, drama internal Partai Demokrat malah melambungkan nama AHY. Berdasarkan survei yang diselenggarakan oleh IndEX Research tanggal 25 Februari sampai dengan 5 Maret 2021 Sang Pangeran Cikeas melejit tembus 4 besar Capres 2024. Dengan kata lain berdasarkan survei tersebut AHY berhasil mengkudeta Anies Baswedan dari posisi empat besar.

Menurut Survei terbaru IndEX, Prabowo masih menempatkan diri sebagai Capres 2024 terkuat dengan elektabilitas 20,4 persen. Sementara itu pada urutan kedua ditempati oleh Ridwan Kamil dengan elektabilitas 14,1 persen. Pada urutan ketiga ada Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 13,5 persen. Dan AHY berada pada urutan ke empat dengan elektabilitas 7 persen.

Saat partainya menghadapi konflik internal, mengapa nama AHY malah melejit? Menurut peneliti InDEX Research, Hendri Kurniawan, AHY tampaknya mendapat simpati dari publik karena dianggap sebagai pihak yang terdzalimi.

Kondisi itu mengingatkan kita kepada apa yang terjadi pada SBY saat sekitar pencapresannya yang pertama kurang lebih tujuh belas tahun yang lalu. Saat itu pernyataan Taufik Kiemas yang menganggapnya sebagai anak kecil berkaitan dengan hubungan SBY sebagai mentneri dengan Megawati sebagai presiden malah melambungkan namanya. Akhirnya hal itu sedikit banyak mempengaruhi keberhasilan SBY menjadi Presiden.

Seperti dejavu, akankah sejarah bakal berulang...? I]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun