Harus diakui, salah satu daerah paling rawan akan gangguan keamanan saat ini adalah Papua. Keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua Merdeka sering kali meresahkan di Bumi Cenderawasih itu. Gangguan keamanan dengan tujuan utama untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sering kali mereka lancarkan.
Sudah banyak korban jiwa yang mereka jatuhkan. Baik dari masyarakat sipil maupun TNI-Polri. Salah satu peristiwa yang masih teringat sampai sekarang adalah bagaimana mereka membantai belasan pekerja Istaka Karya yang sedang membangun jalan Trans Papua di Kabupaten Nduga pada tahun 2018. Akibat insiden itu ribuan warga Nduga sempat mengungsi karenanya.
Setelah itu aksi-aksi KKB Papua Merdeka terus saja bermunculan. Mulai dari penyerangan baik kepada TNI-Polri maupun masyarakat sipil. Mereka juga semakin berani. Salah satu yang terbaru adalah menantang TNI untuk perang terbuka.
Tantangan KKB Papua Merdeka untuk perang terbuka dengan TNI disampaikan oleh Wakapolda Papua, Brigjen Matius Fakhiri. Dilansir Kompas.com, 02 Februari 2021, tantangan perang terbuka tersebut menurut Wakapolda Papua muncul dalam bentuk selebaran yang muncul di Intan Jaya.
Masih menurut Wakapolda Papua, tantangan perang terbuka ini sebagai bentuk provokasi. Tantangan untuk perang terbuka dengan TNI tersebut sudah berulang terutama saat eskalasi sedang tinggi.
Membandingkan kekuatan KKB Papua Merdeka dengan TNI jelas tidak sebanding, tetapi keberanian KKB untuk terus mengacau, menjatuhkan korban jiwa, dan bahkan menantang untuk perang terbuka menunjukkan mereka semakin berani untuk membuat ulah di NKRI. Lalu pertanyaannya dari mana mereka memperoleh senjata api yang mereka pergunakan untuk menjatuhkan korban jiwa dan bahkan menantang TNI tersebut?
Ternyata senjata KKB Papua Merdeka berasal dari berbagai sumnber. Ada yang dari luar negeri, dari rampasan TNI dan Polri, dari daerah konflik dalam negeri, bahkan yang mengejutkan ada oknum anggota TNI yang menjual senjata ke KKB Papua Merdeka.
Dilansir Merdeka.com, 18 Desember 2018, Kapolri pada saat itu Jenderal Tito Karnavian pernah menyampaikan bahwa senjata KKB berasal dari Papua Nugini. Bukan dari pemerintah Papua Nugini tetapi dipasok dari jalur ilegal. Sementara itu Kapolda Papua, Paulus Waterpau, dilansir Detik.com tanggal 08 Januari 2021 lalu menyampaikan bahwa jaringan pemasok senjata ke KKB sampai ke Filipina. Disamping itu sekitar tahun 2018 juga pernah ada WNA asal Polandia ditangkap pihak keamanan karena aktifitas pemasokan senjata ke KKB Papua Merdeka.