Pada sekitar tanggal 1 Desember isu tentang Papua sering kali merebak. Aspirasi-aspirasi tentang menentukan nasib sendiri atau Papua Merdeka acap kali bermunculan, baik di Papua maupun di luar Papua.
Pada tanggal 1 Desember 2020 ini salah satu yang mendapat banyak perhatian media berkaitan dengan isu Papua Merdeka adalah pendeklarasian pemerintahan sementara Papua oleh United Liberation Movement for West Papua (UMLWP) yang diketuai Benny Wenda. ULMWP adalah organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan Papua yang berbasis di Vanuatu, negara kepulauan di Pasifik Selatan.
Deklarasi ULMWP dan Benny Wenda ini pun langsung menuai kontroversi. Bahkan langsung mendapat penolakan dari Organisasi Papua Merdeka yang lain, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).
Selain mendapat penolakan dari TPNPB sebetulnya deklarasi pemerintahan sementara Papua oleh ULMWP dengan Benny Wenda sebagai presiden sementara tersebut menyalahi hukum internasional, karena kedaulatan Indonesia sudah diakui keabsahannya oleh PBB yang tertuang dalam Resolusi 2504. Yang menarik, dalam resolusi 2504 tidak ditemui istilah Papua di sana. Yang ada adalah West New Guinea atau West Irian.
Awal mulanya nama New Guinea diberikan oleh Pelaut Spanyol, Ynigo Ortiz de Retes sekitar 500 tahun sebelum Indonesia merdeka yakni sekitar tahun 1545. Penamaan itu beralasan karena orang-orang pada pulau itu mirip orang-orang Afrika di Pantai Guinea.
Pulau tersebut resmi bernama Papua setelah pelaut Portugis, Antonio d'Arbreu, mencatatkannya pada peta pelayaran dunia pada tahun 1551. Sumber lain mengatakan orang pertama yang menyebut daerah itu sebagai Papua adalah Antonio Pegafetta, seorang penjelajah asal Italia, pada tahun 1521.
Nama Papua berasal dari bahasa Melayu yang artinya keriting. Papua juga berasal dari bahasa Biak, sup-i-papwah yang artinya tanah di bawah matahari terbenam.
Papua yang berarti keriting itu juga diamini oleh Frans Kaiseipo, Pahlawan Nasional Indonesia asal Papua yang pertama kali memperkenalkan nama Irian. Nama Irian diusulkan oleh Frans Kaiseipo untuk mengganti Papua atau Nederlands Niuw Guinea pada Konferensi Malino 1946.
Menurut Frans Kaiseipo nama Papua berasal dari kata pua-pua sebutan orang Maluku pua-pua yang berarti keriting. Ia mengusulkan nama Irian yang berasal dari bahasa Biak yang berarti panas. Tradisi pelaut Biak jika akan ke Papua mengharapkan panas matahari untuk mengusir kabut. Jadi Irian juga berarti cahaya yang mengusir kegelapan.
Sejak saat itu sebutan Irian lambat laun menjadi sering digunakan.Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dulu Irian dibuat singkatan menjadi Ikut Republik Indonesia Anti Nedederlans. Pada masa itu pula sebutan Papua menjadi Irian Barat. Pada Resolusi PBB 2504 pun ditulis sebagai West Irian, sebagai padanan dari West Niuw Guinea.