Ada yang sedang kuliah atau teringat masa-masa kuliah dulu? Dapatkah Anda ceritakan bagaimana susah payahnya untuk dapat nilai A, terlebih dalam mata kuliah yang diampu oleh dosen killer?
Penulis masih ingat pada suatu mata kuliah dulu saat masih mahasiswa, secara berkala dosen memberi tugas di mana mahasiswa harus membuat makalah dengan materi yang telah dibagi-bagi. Setelah itu, makalah tersebut harus dipresentasikan.
Selain makalah, setelah satu presentasi ada tugas yang harus dikerjakan dan ditulis tangan. Tidak hanya makalah, presentasi, dan tugas, masih ada ujian tulis setelah menyelesaikan satu materi.
Pada awal-awal nilai ujian sangat bagus. Ujian-ujian berikutnya menurun. Akhirnya dapat nilai B.
Setelah penulis analisis, tugas-tugas kuliah membuat makalah, presentasi dan tugas tulis tangan yang sering kali penulis kerjakan sampai malam-malam itu kemungkinan tidak diperhitungkan. Nilai akhir sepertinya hanya bergantung pada tes tulis saja.
Cerita bagaimana sulitnya memperoleh nilai A itu sepertinya tidak berlaku jika mengikuti kuliah Gensos dan Pembangunan di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya saat ini. Apa pasal? Karena dengan mengikuti demo saja bisa memperoleh nilai A.
Ya, dosen Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Umar Sholahudin, viral pada masa-masa demo UU Cipta Kerja ini. Gara-garanya ia membuat keputusan yang cukup unik yaitu memberikan nilai A pada mahasiswanya yang mengikuti demo menolak UU Cipta Kerja.
"Buat Mahasiswa saya yang ikut demo Tolak UU Cipta Kerja bersama buruh untuk mata kuliah Gensos dan Pembangunan saya kasih nilai A," demikian tulis sang dosen pada akun Facebook-nya Rabu, 7 Oktober 2020.
Lalu apa alasan sang dosen memberi nilai A pada mahasiswanya yang ikut demontrasi UU Cipta Kerja? Turun ke jalan menurutnya lebih efektif agar mereka merasakan perjuangan rakyat.
Bagi mahasiswa yang malas tetapi mengikuti demo lalu otomatis mendapat nilai A memang berkah. Tidak harus susah payah mengerjakan tugas lagi. Kuliah satu semester selesai sudah dalam satu hari karena ikut aksi.
UU Cipta Kerja ini sepertinya memang banyak mendapatkan kontra. Terbukti dengan adanya banyak demo penolakan di berbagai kota.