Letusan Gunung Kelud pada 13 Februari 2014 memberi pesan bahwa Pulau Jawa sewaktu-waktu dapat dalam keadaan kritis. Tujuh Bandara di Jawa harus ditutup, dan selama hampir seminggu jalur transportasi udara dari dan ke Jawa mendadak lumpuh.
Meskipun gunung berapi aktif di Jawa hanya berjumlah 18 dari 83 gunung berapi aktif di seluruh Indonesia, namun hakikat ancamannya jauh lebih serius bagi Ketahanan Nasional. Hal ini disebabkan karena Jawa sebagai pusat penyelenggara Negara dan Bisnis, sentral pengambilan keputusan dan pusat demografis. Sudah lama diprediksi bahwa Pulau Jawa akan tenggelam pada tahun 2015, karena faktor naiknya permukaan air laut dan gerusan air bawah tanah. Saat ini tingkat penurunan tanah di daerah pesisir Pantai Jawa sudah mencemaskan.
Ancaman serius terhadap Pulau Jawa juga diperkuat dengan kedatangan John Kerry (Menlu AS) yang membawa isu tentang “Perubahan Iklim”, dan diantaranya adalah tentang bencana alam. John Kerry secara spesifik mengingatkan, bahwa Ibu Kota Jakarta terancam tenggelam separuhnya, jika air laut naik setinggi satu meter. Sehingga, masyarakat Jakarta harus bersiaga dan merubah budaya hidup membuang sampah di aliran sungai, danau atau aliran air lainnya.
Perlu langkah solutif jangka panjang untuk melestarikan Pulau Jawa, sekaligus menyelamatkan kedaulatan bangsa dari ancaman bencana alam di masa depan. Misalnya dengan memindahkan Ibu Kota Negara dari DKI Jakarta ke luar Jawa ditempat yang lebih aman, mengadakan kembali program transmigrasi karena transmigrasi tidak hanya memindahkan penduduk keluar Jawa namun juga mencipatakan keseimbangan sosiologis, serta mendorong transformasi sosial dengan pemerataan SDM.
Masyarakat harus sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam serta lingkungan, karena dampak perubahan iklim global dalam jangka panjang juga berimbas ke Indonesia. Masyarakat juga perlu mendukung kebijakan strategis Pemerintah dalam penanganan bencana alam, relokasi pemukiman korban bencana alam, dan pembanguan infrastruktur yang lebih baik lagi demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Penulis – Widodo Rubianto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H