Pesta Demokrasi lima tahunan Indonesia tidak terlepas dari berbagai macam permasalahan yang selalu menjadi polemik di negeri ini. Permasalahan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
Permasalahan DPT dan DPK
Permasalahan DPT dan DPK merupakan permasalah tahunan yang kerap terjadi pada saat pemulu. Dimulai dari DPT ganda dan system pendaftaran DPK yang masih kacau. Apalagi bila terdapat masyarakat yang tidak terdaftar dalam DPT dan DPK, padahal ia telah memiliki KTP sebagai bukti bahwa ia wajib memilih. Bila hal tersebut banyak terjadi pada saar pemilu berlangsung, maka akan banyak masyarakat yang kecewa karena tidak dapat memberikan suaranya pada saat pemilu, dan masyarakat akan meragukan siapa pemimpin yang terpilih nanti.
Fenomena Golongan Putih
Hak pilih merukan hak yang jangan disia-siakan. Karena hak tersebutlah yang dapat menentukan nasib negara Indonesia 5 tahun kedepan. Tetapi hingga sekarang banyak masyarakat yang tidak menggunakan hak pilih mereka. Mereka disebut golongan putih atau orang yang tidak memberikan suara pada saat pemilu. Banyak factor yang dapat menyebabkan golongan putih, mulai dari faktor individu maupun faktor dari pemerintah sendiri. Dari individu, seperti kurangnya pemahaman tentang memilu, tidak mengenal calon-calon anggota legislative yang ada, sampai banyaknya pekerjaan yang membuat orang tidak punya waktu untuk pergi ke TPS. Dari pemerintah, seperti kurangnya sosialisasi yang dilakukan, sehingga banyak masyarakat tidak paham untuk memilih, terlebih lagi masyarakat yang berada di pedalaman atau daerah terpencil.
Ancaman Pemilu
Menjelang Pemilu 2014, potensi pelanggaran akan semakin besar dan dapat dilakukan oleh semua pihak, karena itu perlu kerja sama semua pihak untuk mencegah atau menyelesaikan semua pelanggaran pemilu, demi menciptakan pemilu yang berkualitas dan dapat menghasilkan pemimpin yang dapat memberi kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Jangan sampai kita terjebak dalam perang suku dan agama serta jangan sampai kita terbalik-balik dalam menentukan peraturan yang sudah di tentukan oleh Pemerintah.
Problem Kerjasama
Masalah KPU MOU dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) itu seharusnya tidak perlu terjadi dan seharusnya Lemsaneg menjaga negara, bukan kerja sama dengan KPU. Lemsaneg harus netral karena pimpinan Lemsaneg adalah TNI. Seperti yang kita ketahui bahwa TNI dan Polri haruslah netral, bukan mendukung salah satu parpol ataupun salah satu calon eksekutif, baik di daerah maupun pusat.
Radikalisme Politik
Partai politik merupakan menyambung lidah rakyat, yang bekerja untuk rakyat dan mengabdi untuk rakyat guna kemajuan bangsa Indonesia ini. Tetapi banyak fenomena radikalisme oleh parpol di Indonesia, terutama pada saat menjelang pemilu. parpol berlomba-lomba melakukan kecurangan guna memperoleh suara terbanya. Kecurangan tersebut seperti kampanye gelap, money politik, menjatuhkan parpol lain, hingga menarik tokoh infotaiment yang kurang wawasan dalam dunia poltik guna mendongkrak perolehan suara. Kecurangan-kecurangan tersebutlah yang dapat membuat parpol bersikap radikal dan hanya mementingkan kelompoknya sendiri.
Kaderisasi Partai Politik
Kaderisasi instant menimbulkan tidak adanya ideologi dan visi dari parpol dalam menciptakan pemilih cerdas harus menghentikan politik uang. Kepercayaan masyarakat sangat menurun karena bayaknya anggota partai politik yang terlibat tindak pidana. Setiap pemuda mempuyai ritme yang berbeda untuk masuk dalam partai politik, yaitu dengan memulai dengan bisnis atau masuk dalam Himpunan pegusaha.Pemuda harus mempunyai kreatifitas untuk masuk dalam partai politik. Suara pemuda menentukan pemilu yang akan datang.
Berbagai permasalahan di atas, merupakan sebuah tantangan bagi Pemerintah dan Rakyat Indonesia. Tantangan tersebut harus dapat kita selesaikan bersama-sama guna memperoleh pemilu yang lebih baik dan mendapatkan pemimpin yang mempunyai sifat “problem solving leader” dari proses pemilu tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai rakyat Indonesia harus dapat memberikan suara yang berarti bagi pemilu eksekutif mendatang, pilih menggunakan hati nurani kita, jangan terpancing dengan permainan politik yang dilancarkan oleh oknum-oknum parpol yang tidak bertanggung jawab. Mari kita berikan kemajuan bagi Indonesia melalui pemilu yang berdasarkan suara rakyat.
Widodo Rubianto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H