( Salah Satu Penerapan Teori Belajar Behaviorisme Guthrie Melalui Change Of Environment Method )
Melihat karakter pelajar pada masa ini cukup memprihatinkan. Kemerosotan moral, budi pekerti, dan akhlak pelajar yang dirasakan semakin menurun. Dapat kita saksikan seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, dan perkelahian antar pelajar. Seperti baru-baru ini telah terjadi tawuran pelajar di Sukabumi hingga memakan korban jiwa, Rabu (06/11/19) petang.
Polisi menyebut tawuran antar pelajar itu dipicu provokasi dari grup pelajar di media sosial. Karenanya, polisi akan melakukan patroli siber. Perilaku yang semacam ini sangat bertentangan dengan budaya luhur yang sebelumnya dikenal ramah dan santun menjadi luntur.
Hal ini berarti membuktikan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi begitu pesat dan sulit dibendung, serta sangat berpengaruh terhadap kebiasaan dan perubahan karakter anak bangsa sebagai generasi penerus.Â
Pembiasaan sikap menghargai dan rasa hormat kepada diri sendiri, menghormati kepada orang lain yang lebih tua termasuk di dalamnya menghormati kepada orang tua, guru, sudah mulai pudar.
Pembiasaan sikap peduli dan rasa cinta kepada alam semesta sebagai rasa hormat kepada sang pecipta dan ungkapan rasa syukur atas anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. kepada kita sudah sulit ditemukan oleh bangsa kita saat ini.
Dari fenomena dan keprihatinan tersebut menurut teori Guthrie yaitu dengan menggunakan metode mengubah lingkungan (change of environment method ) dapat mengatasi karakter pelajar agar lebih baik.
Untuk menjelaskan proses belajar secara menyeluruh agar  tidak mengalami kesulitan dalam belajar maka para psikolog pendidikan memunculkan teori belajar. Teori Belajar adalah alat bantu yang sistematis dalam proses belajar.
Teori-teori belajar ini  merupakan hasil eksperimen para psikolog pendidikan dengan berinteraksi langsung dalam kegiatan belajar, baik sebagai pelajar ataupun pengajar.Â
Guthrie menggunakan beberapa metode dalam mengubah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan pada hewan maupun manusia, antara lain metode reaksi berlawanan (Incompatible Response Method), metode membosankan (Exchaustion Method) dan metode mengubah lingkungan (Change of Environment Method).Â
Dalam penerapannya kami mengambil contoh dari kehidupan di lingkungan pesantren yang telah terbukti mampu mewujudkan siswa yang berkarakter lokal dan  berwawasan internasional.