Mohon tunggu...
Widodo Antonius
Widodo Antonius Mohon Tunggu... Guru - Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bahagia Belajar Bersama Guru yang Baik

1 Desember 2024   18:11 Diperbarui: 1 Desember 2024   19:05 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bahagia Belajar Bersama Guru yang Baik
Oleh : Widodo, S.Pd.

Di sebuah Sekolah Dasar Swasta  di pinggiran Kota Tangerang, ada seorang guru bernama Bu Rani. Ia adalah guru kelas 4 yang terkenal dengan senyum hangat dan kesabarannya. Setiap hari, ia selalu berusaha membuat pelajaran menjadi menyenangkan.
Hari itu, Bu Rani membawa selembar peta besar ke kelas. "Hari ini kita belajar tentang peta dan arah mata angin," katanya dengan antusias. Ia tidak hanya menjelaskan dari buku, tetapi juga mengajak murid-muridnya bermain permainan mencari arah menggunakan kompas yang ia buat sendiri dari magnet dan jarum.
"Tunggu, Bu! Saya masih bingung," kata Riko, salah satu murid yang sering merasa minder karena sulit memahami pelajaran. Bu Rani menyambutnya dengan sabar.
"Tidak apa-apa, Riko. Kita belajar pelan-pelan ya. Arah utara itu seperti ini." Ia menjelaskan sambil menggambar ulang kompas di buku Riko. Tak lama kemudian, wajah Riko berseri-seri.
"Oh, aku mengerti sekarang, Bu!" Semua murid di kelas itu merasa senang belajar bersama Bu Rani karena ia selalu mendengarkan mereka. Ketika Dina, murid yang suka menggambar, kesulitan memahami matematika, Bu Rani membuat soal berbentuk gambar yang menarik. Ketika Arya, murid yang aktif, sulit duduk diam, Bu Rani mengajaknya maju ke depan untuk membantu menjelaskan pelajaran kepada teman-temannya.
Namun, yang paling diingat oleh murid-murid adalah kebiasaan Bu Rani memberikan "Jam Cerita" setiap Jumat sore. Pada saat itu, semua murid duduk melingkar di lantai kelas, dan Bu Rani menceritakan kisah-kisah inspiratif. Kadang-kadang, ia bercerita tentang penemu yang gigih, petualang yang rencananya, atau sekadar kisah lucu yang membuat semua tertawa.
Hari Jumat itu, Bu Rani bercerita tentang seorang anak yang dulunya tidak percaya diri, tetapi dengan dukungan guru dan teman-temannya, ia menjadi anak yang berani bermimpi.
"Anak-anak, kalian semua punya potensi. Jangan pernah takut untuk mencoba. Bu Guru selalu ada untuk membantu kalian." Kata bu Rani mengakhiri ceritanya.
Setelah Jam Cerita selesai, Riko mendekati Bu Rani.
"Bu, terima kasih karena selalu sabar denganku. Saya ingin jadi seperti anak dalam cerita tadi," katanya dengan mata berbinar.

Bu Rani tersenyum, sambil menggerakkan kepala Riko, dan berkata, "Riko, kamu sudah melangkah ke arah itu. Teruslah belajar, dan ingat, Bu Guru selalu mendukungmu."
Hari-hari di kelas Bu Rani terasa istimewa. Murid-murid tidak hanya belajar membaca, berhitung, dan mengenal dunia, tetapi juga belajar untuk percaya pada diri sendiri dan orang lain. Di kelas itu, mereka menemukan bahwa belajar bisa menjadi hal yang membahagiakan, terutama ketika belajar bersama seorang guru yang baik seperti Bu Rani.
Sama halnya dengan seorang guru kelas 5 bernama Pak Raka. Ia dikenal sebagai guru yang sangat sabar dan peduli terhadap murid-muridnya. Dengan senyumnya yang tulus dan pembawaannya yang hangat, Pak Raka menjadi sosok yang dicintai oleh seluruh siswa.
Di kelas Pak Raka, suasana belajar terasa berbeda. Tidak ada rasa takut atau canggung. Bahkan, murid yang biasanya pemalu seperti Dinda, mulai berani menjawab pertanyaan di depan kelas.
"Tidak apa-apa jika salah, Dinda. Yang penting kamu mencoba," kata Pak Raka suatu hari dengan lembut, saat Dinda terlihat gugup. Kata-kata itu membuat Dinda percaya diri untuk belajar lebih giat.
Selain mengajarkan pelajaran, Pak Raka juga sering menceritakan kisah-kisah inspiratif di sela-sela waktu belajar. Ia bercerita tentang perjuangan orang-orang sukses yang pernah gagal, tentang nilai-nilai kejujuran, dan pentingnya saling membantu. Anak-anak pun mendengarkan dengan antusias, seolah cerita itu membawa mereka ke dunia baru yang penuh semangat.
Suatu hari, Pak Raka mengajak murid-muridnya belajar di luar kelas. Mereka pergi ke taman sekolah untuk belajar tentang lingkungan. Dengan semangat, Pak Raka menjelaskan nama-nama tumbuhan dan manfaatnya.
"Belajar itu bukan hanya di buku, tapi juga dari alam," katanya.
Di akhir pelajaran, Pak Raka meminta murid-murid untuk menyebutkan hal yang membuat mereka bahagia hari itu. Rizal, yang biasanya suka bercanda, menjawab dengan serius.
 "Saya bahagia karena punya guru seperti Pak Raka. Belajar jadi menyenangkan dan saya merasa dihargai." Ucapan Rizal membuat teman-temannya mengangguk setuju.
Pak Raka tersenyum haru. Baginya, kebahagiaan murid-murid adalah hal terpenting. Ia percaya bahwa guru yang baik bukan hanya mengajarkan pelajaran, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan dan rasa cinta belajar kepada anak-anak.
Cerita ini menjadi kenangan manis bagi para murid. Mereka belajar bukan hanya dari pelajaran sekolah, tetapi juga dari hati seorang guru yang baik. Di bawah bimbingan Pak Raka, belajar menjadi pengalaman yang membahagiakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun