Mohon tunggu...
Widodo Mustiko Aji
Widodo Mustiko Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Gelombang I Tahun 2023

Selamat datang. Selamat membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Edukasi Mitigasi Bencana melalui Kearifan Lokal: Omo Sebua Nias

24 Mei 2024   19:00 Diperbarui: 24 Mei 2024   19:27 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://sisteminformasipulaunias.wordpress.com

Kearifan lokal dalam rumah adat di Indonesia merupakan refleksi dari budaya, tradisi, dan nilai-nilai luhur masyarakat setempat. Setiap daerah di Indonesia memiliki rumah adat yang unik dengan ciri khasnya masing-masing, yang mencerminkan penyesuaian masyarakat terhadap lingkungan dan kearifan mereka dalam memanfaatkan sumber daya alam. Rumah adat di Indonesia bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga wujud nyata dari pengetahuan dan kearifan lokal dalam menghadapi bencana alam. Kearifan lokal ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi upaya mitigasi bencana di masa kini.

Rumah adat Nias atau disebut sebagai "Omo hada" dan "Omo Sebua" merupakan salah satu rumah adat yang memiliki suatu nilai yang khas, unik dan memiliki keunggulan yang tinggi. Rumah adat Nias ini memiliki struktur yang unik jika dibandingkan rumah adat daerah lain. Bahkan jika kita membandingkan rumah adat ini di daerah Nias utara, timur, maupun barat yang berbentuk lonjong akan berbeda bentuknya dengan Nias tengah dan selatan yang cenderung lebih berbentuk persegi panjang Rumah adat Nias merupakan rumah adat yang efektif dalam mengurangi dampak dari bencana gempa bumi. Keunggulan utama dari rumah ini terletak pada konstruksinya yang tidak menggunakan paku, melainkan sistem pasak dan pen. Sistem ini memungkinkan bagian-bagian kayu untuk bergerak secara fleksibel saat terjadi gempa, sehingga mengurangi risiko kerusakan struktural.

Struktur rumah adat Nias dibangun dengan menggunakan kayu sebagai bahan utama, yang memiliki sifat fleksibel dan mampu menyerap guncangan lebih baik daripada bahan bangunan modern seperti beton atau batu bata. Pondasi rumah biasanya berupa batu besar yang ditempatkan di atas tanah tanpa menggali pondasi dalam, yang memberikan kestabilan dan distribusi beban yang lebih baik saat terjadi guncangan. Struktur unik ini diduga berasal dari ide para pendahulu suku Nias. Dikarenakan pulau Nias yang dikelilingi lautan, rumah-rumah mereka didesain mirip seperti perahu agar bisa menahan gelombang pasang besar atau banjir.

http://museum-nias.org
http://museum-nias.org

Melihat kembali pada struktur rumah adat Nias, bentuk atap yang tinggi dan melengkung juga berfungsi untuk mendistribusikan tekanan secara merata ke seluruh struktur bangunan. Selain itu, rumah adat ini biasanya dibangun di atas tiang-tiang kayu yang tinggi, mengurangi risiko kerusakan akibat tanah yang bergeser atau longsor. Ruang di bawah rumah memungkinkan rumah untuk bergerak bebas saat terjadi gempa, sehingga tidak mengalami kerusakan besar.

Secara keseluruhan, desain rumah adat Nias menunjukkan kearifan lokal dalam mengadaptasi lingkungan seismik yang rawan gempa, memanfaatkan bahan, dan teknik konstruksi yang mampu memberikan perlindungan yang optimal bagi penghuninya. (SDA)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun